Setelah kejadian di toko buku tadi pagi, verrin pulang dengan sangat – sangat diam seakan – akan mulutnya diberi lem dan wajahnya yang masih memerah, pasalnya dia belum pernah yang namanya bersama cowok apalagi yang baru dikenalnya. Selain ayahnya verrin deket sama Alex itu saja dan bahkan jika verrin bersama Alex ia biasa – biasa saja, tapi dengan Bagas tidak hatinya selalu tidak tenang.
Bagas merasa bersalah dengan perbuatannya itu padahal dia sama sekali tidak niat lain – lain sama verrin atupun membuat dia jadi seperti tadi.
F L A S B A C K ~~~~~~
"Ehh..ee maaf." Kata Bagas yang mendadak gugup melihat maniknya bertemu dengan manik verrin dan meletakkan kembali bukunya itu.
Sekarang verrin benar – benar di buat gugup dan ia langsung membalikkan badan sama dengan Bagas yang berada dibalik rak buku itu.
"Apa yang harus gue lakukan?" dalam batin Bagas.
"Tadi aku gak salah liat kan?" batin verrin berusaha meyakinkan kalau itu salah.
"gak, gak kenapa jadi gugup, biasa aj kali." Pikir Bagas." "Ehh wait kenapa aku jadi gini dia kan mungkin gak sengaja." Pikir verrin berusaha membuat dirinya tidak gugup tapi alhasilnya sama saja, Bagas dan verrin serempak keluar dari lorong rak buku itu dan secara bersaman. "Maaf" lagi – lagi, Verrin jadi teringat hal tadi.
Bagas yang dari tadi biasa saja dan tenang – tenang saja sekarang jadi salah tingkah dan bingung harus berkata apa dahal dia udah membuat dirinya tenang. Verrin hanya bisa diam dan benar – benar gak tau lagi bicara apa sama Bagas.
"Ekhmm..Buku lo udah diambil kan?" Bagas mencoba menghilangkan suasana gugup mereka berdua. "Udah kak" jawab verrin menunduk kebawah pasalnya dia gak bisa liat muka Bagas nanti keingat lagi. Maklum ia suka kepikiran.
"yaudah pulang sekarang." Kata Bagas yang sebisa mungkin biasa – biasa saja didepan Verrin.
~~~~
Sesampainya dirumah Bagas memasukkan motornya ke garasi verrin yang duduk di atas motor ninja milik Bagas sekarang turun dan pergi meninggalkan Bagas.
"Ehh Verrin sudah pulang." Sapa Dimas yang sedang duduk di teras rumah verrin. Tetapi sapaan itu tidak diresponnya ia langsung masuk ke dalam rumah lalu naik keatas menuju kamarnya.
"Assalamualaikum yahh." Kata Bagas ke Dimas ayahnya yang masih melihat kepergian Verrin yang heran.
"Bagas kamu apain Verrin kok dia masuk mengabaikan sapaan ayah."
"Gak papa yah, mungkn dia ada urusan." Jawab Bagas yang sebenarnya berbohong pasalnya dia gak mau Ayahnya ini tau.
Dikamar verrin langsung merebahkan badannya ke kasur empuknya itu dan mengguling – gulingkan badannya.
"Kenapa jadi begini yampunn" "Malu guee sumpah." Sambil menutup wajahnya dengan kedua tanganya itu.
"Gimana ini? Berpa hari dia akan nginap disini?" " semoga sore nanti dia pulang." "akhhh tidakk, kenapa gue jadi kek gini ya." Sambil bangun dari kasurnya. "ahh sudahlahh gak usah dipikirkan kalo ada dia tinggal gak usah liat, mudah." Dalam hati verrin.
Kemudian verrin mengambil headset yang berada diatas meja Belajrnya dan memsangkan ke ponsel yang bercase putih hitam berbentuk panda lalu memutar lagu kesukaannya.
Dibawah lily dan Anna sibuk menyiapkan makan malam.
"Ehh dah pulang, cepet amat." Kata lily yang melihat Bagas mengambil segelas air.
"iya ma gak enak kalau lama – lama." Jawab Bagas ke lily. "owh ya kemana aja sama verrin tadi?" tanya Lily kepada bagas.
"Duh menyusahkan, sudah berapa kali gue berbohong seperti ini." Dalam batin bagas.
"ke toko Buku aja maa." Jawab verrin yang kini menuruni tangga. Pasalnya dia sudah menebak Bagas pasti bingung harus jawab apa.
"Kenapa gak jalan – jalan?" kata lily kepada Verrin.
"Kak bagas yang ajak pulang." Jawab Verrin to the point sentak Bagas kaget mmendengar jawab verrin tanpa menimbang nimbangnya dulu. Fix ini seakan – akan dia bala dendam dalam batin Bagas.
"Bagas..bener yang dibilang verrin?" "iya ma..ehh gak gitu juga." Kata bagas terbata – bata pasalnya ia gak terima dengan pengakuan verrin itu. "Iya tan..tadi pas Rin udah ambil bukunya, kak bagas ajak Rin pulang." Jelas Verrin dengan polosnya tanpa menerka – nerka apa yang dirasakan Bagas setelah mendengar jawabnya.
"Bagas mama kan dah bilang Rin ini anak teman mama, harusnya kamu bisa akrab dengan Rin jangan dingin gitu." Kata Anna menasehati Bagas.
Verrin yang melihat wajah Bagas yang tercengang – cengang ingin ketawa, pasalnya di kamar ia sudah merencanakannya dan sudah menebak kalo Tante Anna dan mamanya akan menanyakan mereka. "Apa aku terlalu jahat ya?" pikir Verrin dalam Hati. "Ehh biarin aj, biar dia tau rasanya dibuat kek gitu." Dalam batin Verrin.
Bagas yang kini tidak bisa membela diri, langsung pergi meninggalkan lily, Anna dan Verrin.
++++++
Tepat pukul 07.10 malam, Verrin dan yang lainnya sedang menikmati hidangan yang mengisi bagian tengah di atas meja panjang yang terdiri enam kursi itu. Verrin yang memasukan satu suap nasi itu dengan perlahan pasalnya dia malu karena sesekali dilihat oleh Bagas.
"Kak Bagas ngapain liatnya sinis amat, jangan – jangan dia marah sama Rin." Dalam batinnya.
"Maaf lo kak Verrin tadi gak niat buat kakak gitu, dari pada kakak berbohong, dan kebingungan mending Rin bantu jawab, bener lo kak Rin gak bohong, tapi pliss jangan liatin Rin gitu ngeri." Lagi – lagi Verrin berbicara dalam hatinya.
"Awas ni cewek, lihat dia tampak biasa saja tidak merasa bersalah sama sekali, tidak minta maaf pula." Dalam hati Bagas sambil melirik ke arah Verrin yang sedang memasukan makannya ke dalam mulut, Bagas sangat – sangat tidak menyadari bahwa dia juga udah membuat verrin jantungan di toko buku pagi ini.
MALAM GAES..MAAF BANGET YA UPDATENYA LAMA DAN LBH SEDKIT DR BIASANYA SOALNYA TADI ADA TAMU KAKAK SY, TRS HP SY LAGI DI CHANGER DI KMR KK DN TAU LAH KEK GMN SELNJTX GAK BISA KESNA.
NAHH INI AJ THOR LAGI DI TOKO DAN ALHAMDULLAH RAME..JADI KALO PART INI GAK NYAMBUNG, GAJE THOR MINTA MAAF YANG SEBESR2NYA YA..MAAF JG KLO BNYK TYPO ATAU TULSNNYA GAK RAPI.
NAHH UNTUK PARA PEMBACA YANG SETIA NI JANGAN CLOSE DR PERPUSTKAANNYA YA, DAN JGN PERNH BOSAN BUAT
VOTE DAN KOMEN SEBANYK- BANYKNYA. MARI BERBAGI PENGALAMN BERSAMA SY.
THANK YOU SO MUCHH..
SEE YOU NEXT CHAP:):):):)
KAMU SEDANG MEMBACA
My World is Not There
RomansaVerrin Dista Ramaditya, cewek pendiam, pemalu, dan polos, tidak suka keramaian dan memilih untuk sendiri, ketimbang bersama orang lain. Pov Verrin Aku punya seorang kakak perempuan namanya Laura Ramaditya. Dia adalah sosok yang sangat berharga bagik...