"Beliin gue cola dong."kata anak berambut panjang coklat itu kasar.
"cepetan!!"
Nada suaranya meninggimembuat anak disampingnya ketakutan ia duduk di meja sekolah kelas 8 semester 1, rambutnya hitam sebahu matanya bulat cantik bibirnya merah muda tipis alami.
"cepat" lagi-lagi kini anak berambut coklat itu mendorongnya sampai jatuh ke lantai, semua mata tertuju padanya, tidak ada yang menghiraukan, tidak ada yang menolong ataupun mengulurkan tangan membantunya berdiri mereka menonton, syukurlah ia masih bersabar akhirnya verrin memutuskan untuk pergi beli cola di kantin yang ramai layaknya pasar. Aku baik-baik saja semua akan baik-baik saja tidak apa-apa. Kalimat yang di ucapkannya di setiap kejadian yang di alaminya.
"nah gitu dong."
"heh punyaku mana? Lo beli buat dia aja?" tanya temannya ingin memukul.
"maaf, aku pergi beli lagi ya."
"gausah! Dasar bodoh."
"cupu banget sih lo." Kata ketua geng yang tadi memintanya membeli sebotol cola.
"dista!" teriak anak itu lagi saat jam pulang sekolah.
"lo mau kemana?"
"pulang."
"nih lo gantikkan tugas piker gue, ini hukuman buat lo yang gak belikan gue cola juga ."
"habis lo piket, pijitin gue bentar ya."
"udah gak usah takut, lo bebas sekarang, ntar biar gue yang antar lo pulang."
Setelah dista piket, ia memijat kepala dan bahu velly, aku melakukannya bukan aku takut melainkan aku saat itu terlalu baik dan polos sehingga aku menerimanya ragu.
"pijit yang bener."
"woyy anak malang."
"hushhh gak boleh ngomong gitu depan teman gue."
"ini teman lo? Kayaknya dia lebih pantas dileparin bekas makanan."
Mereka semua mentertwaikan verrin, teman-teman kelasnya tidak ada yang mau berteman dengannya ntah alasanya kenapa ia juga tidak tau kenapa dulu dista dan jessy teman saat mereka masih kelas 7 akrab sekali bahkan saling berbagi dia temanku saat kelas 7 itu intinya katanya dalam batin.
Tapi sekarang dia bersikap layaknya verrin budaknya bukan berarti verrin selalu membantu jessy dulu budaknya karena saat itu jessy sama sekali tidak punya teman melainkan verrin.
Verrin dikhianatin, verrin bahkan tidak dianggap sebagai sahabatnya.
Aku..aku
Aku akan tetap terus kuat dari semua fakta palsu ini...
Katanya mereka iri melihat verrin mendapatkan prsetasi dan beasiswa pintar sehinga orangtuanya tidak repot membayar uang Bpp sekolah, tapi jessy , ia mengandalkan uang dan kekuasaan orangtuanya untuk mendapatkan segala sesuatu agar terlihat sempurna, verrin mengetahui hal itu karena ia sendiri yang melihatnya.
Aku tidak menginginkannya, aku tidak mau dan bahkan tidak akan pernah melakukan hal seperti itu untuk mendapatkan sesuatu. Dulu aku pernah mengaku kepada guru BP tapi semua tidak mau mendengarkanku mereka merespon ke hal-hal lain, mungkin semenjak itu velly mengganggapku musuh. Dan mungkin pihak sekolah berpihak padanya karena hampir semua fasilitas sekolah adalah hasil dari pemberian uang orangtua velly.
****
"Assalamualaikum." Verrin sudah nyampe dirumahnya, sayang tidak ada orang dirumah. Mama sama papa pasti masih sibuk di kantor. Katanya dalam batin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My World is Not There
RomanceVerrin Dista Ramaditya, cewek pendiam, pemalu, dan polos, tidak suka keramaian dan memilih untuk sendiri, ketimbang bersama orang lain. Pov Verrin Aku punya seorang kakak perempuan namanya Laura Ramaditya. Dia adalah sosok yang sangat berharga bagik...