Kamis, 03 April 2017
"Astgahfiruallah... Velly! Apa yang mau Lo lakukan!"
"Ehh.. datang juga lo."Di lapangan dekat sekolah Verrin berdiri dengan wajah tak karuan, ada rasa takut di dadanya sebab ia melihat Velly memegang pisau yang di todongnya kepada seorang anak kecil.
"Velly.. Lo mau apakan anak itu?!"
"Mau gue apakan juga bukan urusan Lo!"
"Velly... Kalau Lo ada masalah sama gue kita selesaikan berdua, jangan ngacam nyawa anak ini, dia sama sekali tidak tahu apa-apa."
"Emang kenapa? Dulu kita juga begini, kan? Sama kayak mereka bersahabat, bermain bersama, tapi apa! Lo merebut kebahagian gue!""Lo gila apa! Turunkan pisau itu sekarang juga! Vell.. Lo sadar kek, Lo bisa masuk penjara."
"Lo lupa atau amnesia? Gue nggak akan masuk penjara, Lo lupa identitas Ayah gue!"
"Lo... Manusia yang nggak punya perasaan vell.. Lo nggak sadar selama ini, Lo nyakitin gue? Lo bully seorang anak berusia 15 tahun selama 2 tahun lamanya. Setelah itu Lo kembali dengan drama Lo lagi. Gue kira Lo udah berubah vell.. tapi tetap saja, Lo masih sama. Apakah gak bisa kita kembali seperti dulu?"
"Apaan sih, nggak usah pake acara netesin air mata."
"Sebenci itukah Lo ke gue? Velly.. vell.. aku masih Dista sahabat Lo dulu.. gue nggak akan lupa pertama kita bertemu Lo ajak gue bersalaman kenalan, lalu Lo juga yang memperkenalkan gue indahnya berteman, seseorang membutuhkan orang lain dalam hidupnya, karena manusia tak akan bisa hidup sendiri. Tapi.. pasti Lo udah lupa, kan? Janji kita dulu.. perkataan gue dulu.."
"Alaahh.. gak penting. Gue udah muak ya."
"Velly jangan!" Teriak Verrin.
Tiba-tiba ada seseorang yang mendorong tangan Velly hingga pisau pun jatuh ke tanah.
"Siapa sih!"
"Ternyata gini ya sikap asli Lo.""Lo.. apa Lo~~"
"Ya.. gue Rendy."
"Rendy?" Kata Verrin terkejut.
"Jangan kayak anak kecil."
"Dek.. ajak temanmu pergi main ya.. maafkan kakak ini." Ucap Rendy kepada dua anak itu.
Dia? Apa benar Rendy. Sudahlah Rin, apa-apaan ini. Ahh pusing! Pulang aja.
Verrin pun melangkah meninggalkan dua orang itu menuju motor yang terparkir tidak jauh. Tanpa ia sadari ada seseorang yang melihat kejadian itu.
"Verrin... Tunggu!"
"Apa?"
"Lo gak ingat gua? Rendy pacar lo"
"Iya gue tahu." Jawab Verrin tapi ia tetap melanjutkan langkahnya.
"Pacar?! Ren.. Lo pacaran sama Verrin? Apaan sih Ren.. ngapain Lo pacaran sama dia?"
"Ya kenapa? Nggak ada urusannya sama Lo. Pantes ya Ayah sering pindah kerja itu semua gara-gara perbuatan lo."
Verrin yang mendengar perkataan Rendy, lalu menghentikan langkahnya.
Ayah? Apa maksudnya? Rendy dan Velly?
"Verrin.."
Kini Rendy tepat berada di samping Verrin memegang tangannya.
"Lepasin gue Ren.."
"Gue mau ngomong sama, lo."
"Iya.. tapi ini bukan waktu yang pas."
Seseorang berlari ke arah mereka berdua berdiri.
"Rin.. ayo gue antar Lo pulang."
Cowok memakai jaket Levis Biru dalaman putih dan celana hitam dengan topi. Yup. Dia adalah Bagas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My World is Not There
RomansaVerrin Dista Ramaditya, cewek pendiam, pemalu, dan polos, tidak suka keramaian dan memilih untuk sendiri, ketimbang bersama orang lain. Pov Verrin Aku punya seorang kakak perempuan namanya Laura Ramaditya. Dia adalah sosok yang sangat berharga bagik...