Ada tiga hal dalam hidup ini yang tidak bisa kembali
Yaitu : 1. Waktu
2. Ucapan
3. Kesempatan"Oke gaes.... Buruan keluar, dalam hitungan ketiga kalian harus mengelilingi api unggun ini," teriak Pelatih.
Satu!
Dua!
Ti....
Sebelum kata tiga, selesai disebutkan oleh Claudya. Verrin, Alyssa, Naumi, Bagas, Rino, dan Velly sudah berada tepat di luar pekarangan dan mengelilingi api unggun, mereka kompak memakai jaket, dan ada pula yang memakai sweater. Salah satunya Verrin dan Pelatihnya.Setelah kejadian beberapa hari yang lalu, Verrin banyak meluangkan waktunya dengan lagu, lagu, lagu. Menulis, menulis, dan menulis. Yang lainnya, juga seperti itu. Keluh kesah, tiap pulang sekolah mereka isi di ruang latihan, sampai pada akhirnya pun kewajiban mereka selesai, sukses membuat lagu adalah suatu kebanggan bagi grupband Abal-abal.
Walaupun saat itu sempat ada kejadian yang tak diinginkan~~
Flashback on
"Rin lo gimana sih, lo ini punya bakat atau gak? Hah! Lo itu seorang vocalist apa, gak? Kalau cara Lo seperti ini terus, mending berhenti sekarang juga. Kami tidak membutuhkan leader, vocalist yang lemah.
Lo terlalu terbawa perasaan saat Lo bernyanyi, Lo terlalu bersemangat, lo gak bisa ngontrol diri lo, percuma!"Vell.., tolong jangan menyalahkan aku terus, aku tahu ini semua tidak seharusnya terjadi, tapi kita sebagai team seharusnya saling menguatkan, tidak hanya aku sajalah.. pliss jangan salahin aku mulu. Aku tahu. Aku tahu kamu tidak menyetujui kolaborasi dengan aku, aku tahu kamu tidak suka karena bagianmu terlalu sedikit...., Aku minta maaf, tapi itu bukan aku yang mengatur vell, aku hanya menulis, dan bernyanyi. Kalau kamu tidak menyetujui kita bisa tukar posisi sekarang. Tapi apa kamu bisa kuat berada di posisiku? Sorry, aku gak yakin itu vell.
"Rin... Masalahnya setiap bait lirik yang Lo tulis, kenapa harus mengacu kepada seseorang? Orang itu siapa sih? Seharusnya kita menciptakan apa yang semua orang pernah rasakan, bukan hanya satu orang."
"Kamu memang benar Velly, aku yang salah, seharusnya aku tidak mencampurkan masalah kita dulu ke lagu ini."
"Iya lo memang salah, dari dulu apa yang lo lakuin hanyalah karena keegoisan lo, Rin."
Verrin mulai meneteskan air mata, ia sudah tidak tahan lagi, hal-hal yang terjadi padanya."Vell, satu hal yang ingin kukatakan. Jadilah dirimu sendiri, kamu yang dulu lebih bahagia, dari yang sekarang. Jangan membenci dirimu, jangan menyalahkan siapapun kita keluarga disini. Diluar kamu boleh saja membenci ku, kamu boleh menganggapku tidak ada. Tapi tolong kerjasamanya disini."
"Lo bersandiwara yah? Gak usah sok polos deh, ngaca dulu makanya. Lo tuh gak pantes berada disini, dan memimpin kami. Gak pantes!"
"Cukup!!" Teriak Bagas.
"Berhenti saling menyalahkan satu sama lain, kalian ini kayak anak kecil, jangan gara-gara lagu kalian jadi terpecah gini Naumi, Alyssa, Verrin, dan Rino bersama Velly. Apaan sih, kalian sadar gak, kalau kita itu sama-sama salah, gak seharusnya menyalahkan satu sama lain, dan Velly Lo kenapa baru komen sekarang? Kenapa gak dari kemarin saat kita latihan! Karena Lo gak berani kan? Lo gak berani karena kak Claudya menyukai lagu yang di buat Verrin kan? Itu namanya Lo iri, tapi iri lo itu keterlaluan sampai membuat teman lo sendiri down. Kalau gak suka, Lo boleh ciptain lagu sendiri terus perlihatkan ke kak Claudya. Nah, untuk Verrin, yang dikatakan Velly ada benarnya, gue tau Lo orangnya baik, Lo gak mau ngecewain kita semua. Tapi sebagai leader Lo harus bisa tegas. Kalau iya katakan iya, kalau tidak katakan tidak. Velly, Verrin kalian kan sahabat dari dulu, tapi kenapa sekarang kalian begini? Bukankah Velly tidak suka kalau Verrin kenapa-kenapa? Terus sekarang kenapa Lo mencari-cari kesalahan Verrin? Dia itu juga manusia sama kayak Lo, sama kayak kita semua. Verrin, Lo tidak boleh tenggelam dalam kenangan lama, mungkin gua gak tahu kejadian apa yang terjadi di antara kalian berdua, tapi jangan saling menyalahkan satu sama lain. Kalian juga, kita ini sudah seperti keluarga, ayolah... Jangan seperti ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
My World is Not There
Storie d'amoreVerrin Dista Ramaditya, cewek pendiam, pemalu, dan polos, tidak suka keramaian dan memilih untuk sendiri, ketimbang bersama orang lain. Pov Verrin Aku punya seorang kakak perempuan namanya Laura Ramaditya. Dia adalah sosok yang sangat berharga bagik...