"Mama sama Papa pergi dulu ya Rinn jaga diri kamu, jangan pulang larut malam, kalo pulang sekolah langsung pulang kerumah, besok Kakakmu akan temani kamu di rumah ingat pesan Mama jangan bertengkar sama kakakmu." Kata Lily kepada Verrin.
"Ya Maa." jawab Verrin.
"Owh ya kamu mau pesen apa saat Papa disana?" tanya Andre kepada anak bungsunya.
"Rinn hanya minta Papa sama Mama kembali dengan selamat, itu saja." jawab Verrin dengan lembut.
"Pasti nak," jawab Lily dan Andre orang tua Verrin, mereka sangat tersentuh mendengar permintaan Anaknya ini. mereka hanya menjawab itu, karena sudah tau Verrin berat untuk meminta oleh - oleh kepada orang tuanya yang pergi kerja sekaligus menjenguk Kakeknya yang sakit.
"Hati - hati," Ucap Verrin kepada orang tuanya singkat pasalnya dia sudah pastikan Lily akan menjatuhkan air mata, untuk mencegahnya Verrin mengeluarkan kalimat itu.
Setelah melihat Lily dan Andre pergi, Verrin langsung mengendarai motor matic miliknya. Di tengah perjalanan Verrin mampir di sebuah cafe, yang sering menjadi tempat menghilangkan rasa lelah. Sesampainya di cafe ia langsung memesan satu capocino.
Kemudian Verrin mencari tempat yang agak sepi, pasalnya dia lebih suka tempat yang tidak banyak orang karena dia bisa bebas melakukan apa saja tanpa ragu. Setelah menemukan tempat yang sesuai dengan kemauannya, ia duduk dan mengeluarkan ponsel bercase pinknya itu dari dalam tas.
Notif terus bermunculan di layar ponselnya, gak perlu diherani lagi itu gak lain dari grup Line dan WhatsAppnya, tetapi Verrin mengabaikan semua notif itu sampai - sampai dia juga mengabaikan notif dari Laura Kakanya.
tidak lama, pesanan Verrin tiba "Silakan diminum mbak," kata pelayan cafe kepada Verrin. "thank you," jawab Verrin ramah kepada pelayan itu. Kemudian Verrin kembali fokus ke ponselnya lalu membuka note di ponselnya dan menulis isi hatinya disitu.
Maa, Paa hati - hati dijalan, jaga diri kalian disana Verrin gak minta apa - apa jaga kesehatan kalian juga disana. Verrin sayang Mama sama Papa. Tulis Verrin.
pasalnya Verrin selalu sendiri bukan kemauannya, tetapi memang dia gak tau harus seperti apa tetapi dia aktif didunia mayanya Verrin rasa dia lebih senang bersama teman temannya didunia maya hingga ia jarang buat ngumpul bersama teman - teman sekolahnya.
Dan juga Verrin kurang suka dengan sikap teman temannya disini yang bermuka dua, sombong dan jarang mau berbaur sama orang baru yang mereka kenal dan mereka juga suka heboh sendiri. Tetapi untungnya Verrin memiliki dua sahabat di sekolah yaitu Alyssa dan Naumi.
Verrin merasa nyaman bersama mereka karena, mereka yang telah membuat Verrin percaya akan namanya arti sebuah sahabat itu, tapi sayang Verrin belum sepenuhnya bisa percaya dengan mereka.
Di sore yang penuh suasana ini, Verrin memiliki salah satunya yaitu menikmati indahnya sore dengan angin yang menyejukkan di tiap detak jantung dan pikirannya bahkan roda kehidupannya, menghadapkan wajahnya ke arah jendela dan membiarkan angin menerobos ke arahnya sambil memasang headset di telinganya dan memutar lagu untuk menambah ketenangan.
"Kapan aku bisa seperti yang lain, tertawa lepas, menjadi anak remaja yang biasanya ngumpul sama teman - teman berbagi keluh kesah merasakan senang dan tersenyum seutuhnya bukan senyuman palsu.
"Tapi kalo aku menjadi seperti itu, apakah aku bisa senang?" terkadang aku iri melihat Kak Laura yang kelihatannya sungguh bahagia dan tenang - tenang saja, keberadaan dia selalu diakui jika dia gak kelihatan sebentar saja ia langsung di cari sampai aku yang melihatnya panas apa mereka tidak punya kerjaan lain selain bercanda terus melakukan hal yang membuang waktu saja." kata Verrin dalam hati.
Tapi faktanya, memang Verrin selalu mencoba untuk berbaur dengan siapapun dan berusaha dekat sama teman temannya tapi hasilnya sama saja tidak ada yang mengerti apa yang dikatakan Verrin tidak ada yang mengerti dengan diriku, aku rasa kalian hanya datang disaat butuh dan pergi disaat sudah tidak di butuhkan lagi.
Begitulah yang selalu terbayang - bayang oleh seorang remaja yang beranjak gadis.
"Kenapa. Perasaan apa ini?"
"Kenapa perasaan ini selalu saja muncul kalo aku sedang memikirkan itu".
"Aku benci ini."
Kemudian ada notif masuk di ponselnya
~ Alex : haii Verrin. gimana kabar lo?
Verin tersenyum tipis melihat notif itu, pasalnya Alex adalah anak teman Ayahnya mereka sudah bermain bersama sejak kecil dan juga Verrin udah mengaggapnya sebagai Kakaknya sendiri.
~ Verrin D.R : haii Alex. Baik lo sendri gimana?
~Alex : hmm tidak cukup baik ver.
~Verrin D.R : why?
~Alex : gue habis bertengkar sama pacar gue dan sekarang dia malah putusin gue.
~Verrin D.R : lah kok bisa gitu? gimana ceritanya
~ Alex : dia salah paham sama gue, dia kira gue deket sama adik tingkat, dahal gue hanya bantu dia yang terpeleset gue lihat kalo dia di bully sm temn2nya.
~Verrin D.R : hah kok bisa gitu cuman gara gara kak alex bantuin anak itu trs pacar lo marah dan sekarang dia putusin lo
~ Alex : hah, heh, hoh. Iyalah gue dah bilang juga, gue juga udah jelasin baik2 tapi dianya gk percaya sm gue.
~Verrin D.R : kalo gitu mah ada dua kemungkinan satu dia udh mulai gak sayang lo lagi dia ada cowok lain. Tapi saran gue ni ya kalo dia ngotot gak usah di paksain, kalo dia maunya gitu biarkan saja, msh banyak kok cewek lain diluar sana. Gak msk akal jg kali kalo dia cemburu tapi gak mau juga dibujuk sm lo apalgi lo bilang lo udh jelsin baik2. Dan itu urusannya yg penting lo itu dah berbuat baik.
~Alex : lo benar Ver, knp gue segoblok ini ya. gue ini kan ganteng bnyk kok yg naksir pastinya. mmng lo itu teman curhat paling enak dah.
Verrin yang membacanya ketawa terkekeh. Alex yang sudah lama gak chat dia dan sekarang dia chat saat verrin lagi penuh dengan pikiran dan itu membuatnya sedikit lebih lega meskipun Alex chat untuk pergi curhat.
~Verrin D.R : yaiyalah siapa dulu. wkwkw PD amat lo ya
~Alex : harus dong. ehh gue minta maaf ya selama ini gak kabarin lo jarang chat lo karna lo tau sendiri kan disni super duper sibuknya kek apa.
~Verin D.R : iya gue ngerti kok. lex ntr kita lanjut gue mau balik pulang dulu.
~Alex : lo emangnya dimana pulang sekolah gak langsung pulng malah mampir dulu.
~Verrin D.R : kepo. diri diri gue ya tersrh gue lah. bye
~ Alex : Ver ..Verr .. kamu tuh yaa
Alex tertawa geli membacanya pasalnya dia gemes dengan sikap temannya ini. Tapi sayang dibalik itu semua dia gak tau kalau Verrin gak seceria dulu yang dikenalnya. Bukan karena tekanan dari siapapun tapi verrin selalu mendapat ujian dalam hidupnya ntah itu dari temannya disekolah, dirinya dan kadang dia anak yang suka kepikiran dan itu membuatnya bingung dengan dirinya.
tapi siapa sangka jika suatu saat semua akan ada balasannya. Bicara Verrin dalam hati setelah mendapatkan jawaban dari renungannya tadi dan kepalanya sekarang menjadi lebih ringan setalah chattan dengan Alex.
HAII GAESS GIMANA PROLONGNYA. MAAF YA KALO BANYAK TYPONYA DAN GAJE. KARNA AUTHOR BARU MULAI NULIS DAN MASIH PEMULA HEHEH.
TAPI AUTHOR BERUSAHA AGAR CERITANYA BAGUS DAN GAK GAJE. KARNA DSNI KISAH YANG REAL AUTHOR LIHAT. AUTHOR KADANG KESULITAN NULISNYA JADI MOHON DIMAKLUMI MSH ABAL ABAL.WKWKW.
JANGAN LUPA VOTE DAN COMENNT SEBANYAK - BANYAKNYA.
KALO BISA SARAN DAN KRITIKANNYA MENGENAI TULISAN ATAU BAHSANYA, DAN KALO KALIMATNYA PUTUS PUTUS THOR MINTA MAAF KARNA KESULITAN MENGATURNYA.
SEE YOU NEXT CHAP :):):)
KAMU SEDANG MEMBACA
My World is Not There
Roman d'amourVerrin Dista Ramaditya, cewek pendiam, pemalu, dan polos, tidak suka keramaian dan memilih untuk sendiri, ketimbang bersama orang lain. Pov Verrin Aku punya seorang kakak perempuan namanya Laura Ramaditya. Dia adalah sosok yang sangat berharga bagik...