13. Basecamp

2.4K 94 2
                                    

"Yah dia ngalamun" ucap Asela gumam kemudian dia tersenyum kecil, otaknya berputar berfikir untuk mengageti kakanya itu.

"Aha pake itu ajah kali ya" kemudian ia berjalan kearah dapur.

1.....

2......

Prang prang teng teng.....

"Anjing kaget gue" refleks Asila terjatuh dari sofa yang ia duduki terjengkang ke belakang dengan posisi bokongnya duluan lah yang mendarat sempurna di lantai.

"Hahahaha ga nyangka gue seorang Asila kagetan hahaha" dengan puas Asela tertawa  hingga guling guling dikarpet bludru berwarna merah maron dengan tulisan Fuck percintaan diatas nya terlihat begitu elegan.

Bagaimana tidak Asela membawa semua perabotan semua yang ada didapur seperti panci, wajan, mangkok alumunium, dan semua perabotan tersebut ia jatuhkan dan dipukul pukul menggunakan spatula. Siapapun yang mendengar pasti akan jantungan. Untung Asila belom tua haha.

"Gila lo, gimana gue ga kaget semua perabot didapur lu jatohin gitu" geram Asila bangkit dan menggelitik Asela hingga Asela semakin di buat tertawa terbahak bahak akibat ulah Asila kakanya menggelitiki perutnya yang termasuk titik kelemahan dari Asela.

Asela tak tinggal diam dia balik menggelitik Asila dan memukul mukulnya dengan bantal sofa. Asila kembali membalas hingga kapuk yang ada di dalam bantal bertebaran namun tak membuat keduanya terhenti bahkan dalam ruangan sudah di penuhi dengan panyak kapuk bantal.

Terjadi lah peperangan timpuk bantal antara keduanya.

"Hahaha sil sil udah perut gue geli hahahaha" Asela terus memberontak memukul Asila terus dengan bantal.

Bukk
Akhirnya mereka lelah dan tidur di atas banyaknya kapuk disana. Asela menaruh kepalanya di atas perut Asila. Tak lama mereka terhanyut dalam mimpi mereka masing masing.

****

Huuhfff
Putri mengeluarkan kepulan asap rokoknya ke udara membentuk bulatan bulatan kecil membuat terkikik geli melihatnya. Sekarang mereka berada di basecamp mereka yang tak jauh dari sekolah.

Sengaja mereka memilih basecamp disana karena tempat yang tersembunyi jadi ketika mereka bolos tidak akan terlihat dan tempatnya yang nyaman bagi mereka yaitu disebuah tembok besar yang sepertinya sudah tak terpakai mengelilingi pohon besar yang ada di tengahnya tempat outdoor tanpa ada atap di atas gedung tua tersebut. Ada ayunan dan sofa bekas yang masih terlihat nyaman dibawahnya. Terpampang rerumputan dan benalu benalu yang merambat di tembok membuat tempat tersebut sangat sunyi, sepi dan menyeramkan namun tidak bagi mereka berempat.

"Ehh Put lo udah nemuin pembunuh nyokap sama abang lo" tanya Asila yang dengan susah payah menghisap rokok nya berniat menyalakan nya karena sendari tadi rokok yang ia hisap tidak menyala-nyala.

"Belom,tapi masa waktu gue ngambil laptop diapartemen gue ada orang yang mirip banget sama pembunuh mamah sama abang gue"balas Putri kemudian Putri menenggak bir  kaleng yang tadi mereka beli sebelum ke basecamp.

"Toapi couba lo liout do apartemoneon lo siopa tau ado bokti" Usul Wilia tak jelas karena dimulutnya di penuhi dengan nasi padang tak lupa dengan sambal cabai yang banyak.

Jeslin hanya menyimak dan terus merokok hingga habis 5 batang sendari tadi, tak lupa ia juga terus meneguk bir kaleng di genggamannya hingga pandangannya mulai kabur.

Pletakk
Asila melempar bekas minuman kaleng yang sempat ia minum tadi ke arah Wilia yang masih fokus memakan makannya tanpa memperdulikan sekitar.

Fantastic Four GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang