3. Perubahan Putri

3.3K 139 4
                                    

LANJUT FLASHBACK

Saat setelah Putri dari perpustakaan ia langsung menuju kantin karena waktu istirahat akan habis Putri cepat cepat menuju kantin dan membelu makanan ringan yang mamapu mengisi perut nya yang lapar.Kantin sudah nampak sepi karena rata rata murid sudah masuk ke kelas mereka masing masing. Saat putri datang ke kelas dengan wajah ceria sambil menenteng buku paket tebal serta roti ditangan nya menghampiri Nia yang sedang duduk di samping nya.

"Hii, Nia apa kau sudah mengerjakan PR PKN yang di beri pak Tomi?" Basa basi Putri sambil memakan makanan yang ia beli di kantin tadi.

"Sudah" Jawab Nia ketus membuat Putri mengernyit bingung terhadap Nia karena respon buruk yang Putri dapat.

"Nia? Ada apa? Mengapa kau cuek kepada ku? Ada salah kah aku?" Tanya putri yang langsung merasa sedih dengan sikap Nia terhadapnya, nafsu makannya pun hilang dan langsung terfokus pada Nia yang sedang membaca buku.

"Maaf Putri sekarang aku bukanlah teman mu lagi."

Degh...
Seketika jantung Putri terasa terhenti sejenak setelah mendengar kata kata Nia yang begitu menohok membuat pelupuk matanya ber air dan siap untuk meluncur jika saja ia berkedip

"Apa maksud mu? Aku kan teman baik mu?"

"Tapi maaf mulai sekarang tidak! Sekarang aku sudah gabung dengan geng Dinda" Dan seketika air mata Putri pun jatuh tanpa izin membasahi pipinya.

Putri tak habis pikir karena ia sudah menganggap Nia seperti Kakak bagi nya yang siap menerima kekurangan serta menjaganya dari para makhluk yang selalu membully nya di sekolah. Namun... Masalah Putri pun bertambah. Untuk saat ini hanya dendam yang ada di dalam benak Putri untuk orang yang sudah menyakiti orang yang ia sayang dan hatinya yang terasa amat sakit karena ucapan Nia, Sahabat nya.

Nia sempat menoleh dan melihat wajah Putri sekilas. Jujur ia tak tega melihat Putri seperti sekarang, Namun apa boleh buat ia sudah terlanjur meminta bergabung dengan geng alay dan ratu bully, Dinda. Nia yang tidak tega melihat keadaan Putri yang terpuruk langsung pergi meninggal kan kelas karena Nia tak ingin melihat Putri yang begitu tersakiti.

"Putri jahat apa sama kalian? kenapa semua orang jahat sama putri? Kenapa bukan putri aja yang di panggil sama tuhan. Kenapa? Kenapa harus Abang duluan?" Tangis terpendam Putri yang tak terdengar karena ia menenggelamkan kepalanya kedalam lipatan tangannya di atas meja.

"Putri cape tuhan! Kenapa hidup putri begini sekali! Putri janji Putri akan balas dendam sama semua orang yang udah bikin hidup Putri kayak sekarang!"

^^^^

Setelah Putri tak bermain bersama Nia kembali ia lebih sering menghabiskan waktu hanya di dalam kelas atau di perpustakaan dan berubah menjadi sesosok yang tambah pendiam dan tak perduli pada apapun terlebih saat sedang dibully pun Putri tak pernah memberontak seperti dulu.

"Ehh Lo kenapa sekarang jarang main sama Nia?" Tanya Bimo yang sedang membolak-balik kan buku yang sedang ia pedang.

"Nggak. Nia udah khianatin Putri! Sekarang dia gabung sama geng alay nya si Dinda" Sahut Putri cuek dan fokus menatap buku yang sedang dibacanya.

Sedangkan Bimo hanya ber-oh ria.

"Ehh gue duluan kekelas yah" Sambil menutup buku yang tadi ia baca, Putri beranjak dari perpustakaan

"Oh iya Put" Jawab Bimo.

^^^^

Setelah bel pulang berbunyi semua murid pulang menuju rumah mereka masing masing dan mengistirahatkan pikiran mereka yang sebelumnya bergelut dengan mata pelajaran di sekolah. Berbeda dengan Putri yang masih sibuk dengan sapu ditangan nya untuk menjalankan tugas piket yang seharusnya tidak ia kerjakan sendiri.

Fantastic Four GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang