Disini lah para murid berkumpul dilapangan SMA Kusuma Bangsa untuk melakukan rutinitas setiap hari senin yang paling di benci oleh semua murid apa lagi kalo bukan upacara. Semua murid berbaris dengan rapih dilapangan yang sudah seperti tempat pemanggangan yang sangat panas karena teriknya sinar matahari yang menyorot, namun berbeda dengan keempat cewek badgirl yang malah asik merokok di rooftop sekolah sambil melihat kebawah menatap semua murid yang berbaris di lapangan.
Mereka merokok, vape, minum-minuman, bandel, nakal, kasar akan tetapi mereka mempunyai alasan tersendiri mengapa mereka seperti sekarang
"Ehh cabut yuk gue lagi males belajar. " kata Jeslin sambil melempar puntung rokok yang masih setengah di selipan antara jari telunjuk dan jari tengah ketanah kemudian menginjaknya.
"Shut! Cabut mulu udah pinter lo pada hah? Mau jadi apa bumi pertiwi ini jika kalian semua seperti ini" sahut Putri dengan tampang sok pinter dan mendramatisirnya.
"Eh kutil kuda sok amat dah lo! Brengsek mah brengsek ajah kaga usah setengah setengah dah!" ucap Asila sembari membuang kepulan asap ke udara.
"Tau lo sok banget dah!" sambung Wilia sambil menjitak Putri yang duduk di sampingnya. Putri hanya menunjukan deretan gigi putih nya sebagai jawaban dari pernyataan Asila dan Wilia.
"Mau kaga?" tanya Jeslin kemudian mengambil tas miliknya dan dibawanya di bahu kanannya.
"Berangkat!" antusias Putri yang sebelumnya menolak dan sok menasehati Asila dan Wilia namun paling pertama bangkit dari duduknya.
"Tapi mau kemana yah?"
"Ke kuburan" jawab enteng Wilia.
"Hah? Ngapain ke kuburan?" sahut Putri polos dengan alis yang berkerut.
"Buat ngubur lo idup idup! Banyak bacot yah lo!!" geram Asila yang jengkel dengan sikap polos Putri yang tak pernah hilang dari dulu atau mungkin bahkan dari lahir.
"Oh... Eh gila lo jangan dong! Gue belom bales dendam sama orang yang udah bikin gue jadi brengsek gini" cibir putri dengan bibirnya yang ia majukan lima centi kedepan.
"Iyain Put" sahut Wilia dan Asila bebarengan.
"Ayok. Bacot ya lo pada!" ajak Jeslin beranjak dari duduknya yang sendari tadi menyimak perdebatan sahabatnya.
"Yok. Kita ke bar yak? Oke sip" tanya Putri yang tanpa menunggu jawaban langsung menjawab pertanyaan nya sendiri.
"Okee lah ayo" sahut wilia antusias.
¢€¢€¢
Setalah keluar dari rooftop mereka berjalan menyusuri koridor kelas menuju tembok belakang sekolah. Banyak yang menyapa dan bergidik ngeri melihat mereka berjalan berbarengan dengan tampilan yang urakan dan mimik wajah yang sangar, namun berbeda dengan tampang Putri sekarang yang jauh dari kata sangar.
Karena sesekali Putri balik menyapa dan meladeni siswa yang menggoda nya dengan mengedipkan sebelah matanya kemudian tertawa bersama dengan siswa yang menggodanya karena menurut Putri itu hanyalah guyon belaka yang tak perlu diambil serius seperti perempuan pada umumnya jika di goda oleh laki laki justru baper dan takut, Putri memang beda dari yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fantastic Four Girl
Ficção Adolescente{ HIATUS GAK TAU SAMPAI KAPAN!!} Hanya berisi kisah persahabatan empat cewek depresi karena masa lalu yang membuatnya menjadi seperti sekarang, nakal, merokok, berkelahi, clubbing, bolos, balap liar, membunuh adalah kebiasaan dari mereka. Kebiasaan...