14. Ruang Bk

2.4K 91 0
                                    

"Kalian lagi kalian lagi, apa kalian ga bosen kesini mulu" ucap seorang paruh baya yang
terus saja menepuk-nepukkan senjata andalan di telapak tangannya dengan kacamata yang sedikit merosot dari batang hidungnya siapa lagi kalau bukan guru BK -Bu wanti.

"Bosen" ucap santai Asila yang sedang bersandar di tembok dekat pintu sambil memainkan handphone nya.

Bu Wanti menggeleng "Jika kalian terus begin.." ucapan Bu Wanti terpotong karena tiba tiba Wilia memotong perkataanya, "Tunggu bu kalau mau marah marah tunggu teman teman saya dulu" ucapnya dengan menunjukan telapak tangan serta kelima jarinya pada Bu Wanti.

"Aww... Aduh bu udah dong lepas sakit tau!" ujar Jeslin sambil meronta kesakitan karena jeweran dari Bu Dewi

"Pak! sakittt nya tuh disini di telinga saya... eh kok gua jadi nyanyi, Bapak lepas dong sakit woi!!" Putri terus berteriak meronta karena dijewer oleh Pak Agus selaku guru olahraga.

"Berisik bego, lo itu udah kaga di jewer sama Pak Agus ngapain teriak teriak mulu" Wilia menjitak putri karena memang Pak Agus sudah tidak menjewer kuping Putri namun ia terus berteriak sambil menutup mata.

"Ehh iya yah" saat setelah ia membuka mata Putri hanya menunjukan deretan gigi dipagarnya dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Ketiga guru yang ada hanya memandang mereka geleng geleng kepala

Mereka datang tak bersama, karena?

Flashback on

"JESLIN, ASILA, WILIA, PUTRI SINI KALIAN!!" suara Bu Dewi dan pak Agus menggema ke seluruh koridor kelas karena aduan dari pak Doyok satpam sekolah tadi yang sudah di tipu habis habisan oleh murid kurang ajar itu.

Manusia yang merasa namanya di panggil yang tengah berjalan beriringan tersebut langsung memutar tubuhnya seratus delapan puluh derajat dan...

"Woi woi kayaknya harus kabur nih" ucap Wilia sedikit berbisik sambil meraba-raba belakang tubuhnya karena bermaksut menyuruh yang lain kabur namun yang terjadi ia malah di tinggal karena yang lain sudah berlari terlebih dahulu meninggalkan dirinya.

"Woi anjing lo pada!! Tunggu setan!" teriak Wilia.

Dan terjadilah kejar kejaran di koridor kelas, semua murid menatap mereka dengan berbagai macam tatapan ada yang aneh, memaklumi, terkadang ada yang tertawa melihat tingkah absurd mereka.

Saat sudah sampai di perempatan lorong koridor sekolah yang menghubungkan antar kelas X sampai XII mereka berempat berlari berpencar tanpa arah entah karena bingung mau belok ke arah mana akhirnya mereka berlari mengikuti arah kaki mereka masing masing.

Wilia yang tertinggal saat berlari hanya bersembunyi di balik tong sampah yang lumayan besar.

"Eh ibu nyari siapa bu?" cengir gadis itu sembari mendongak karena ia duduk di balik tong sampah tanpa rasa jijik atau pun bau. Bu Dewi hanya berdecak pinggang dan langsung menjewer telinga Wilia.

Gue rasa sekolah disini lama lama kuping gue putus, kira kira seperti itu lah gumaman yang di berikan Wilia saat sudah diseret menuju ruang BK oleh Bu Dewi

Asila berlari menuju kamar mandi dan dengan begonya atau saking panik gadis tersebuh malah masuk menuju kamar mandi laki laki.

"Aaaaa gila mata suci dede ternodai" pekik Asila dengan menutup matanya.

"Woi lo ngapain disini"

Fantastic Four GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang