2

4.8K 683 51
                                        

Teman setia Wonwoo bisa dihitung jari, bahkan kau tidak perlu menghabiskan kesepuluh jari tanganmu untuk menghitung jumlah teman Wonwoo. Hanya ada Jeonghan, Jihoon, Seungkwan, Jisoo dan Minghao yang kelimanya adalah sahabat sejak masa senior high school sampai sekarang. Namun Wonwoo tidak pernah sekali pun menceritakan tentang hubungannya dengan Mingyu pada kelima sahabatnya. Wonwoo tidak cukup bodoh untuk itu. Karena kesibukan dan kampus mereka yang berbeda, maka biasanya pria manis itu berkumpul dengan sahabatnya pada tiap akhir pekan. Setelah mereka, teman Wonwoo yang selanjutnya adalah buku. Seperti saat ini, ketika bintang Mizar miliknya telah masuk ke dalam kelas untuk menghadiri kuliah Profesor Park maka Wonwoo hanya bisa menunggu jadwalnya sendiri dengan duduk di kursi taman fakultasnya bersama novel romantis namun memiliki akhir yang sedikit menyedihkan, Me Before You karya Jojo Moyes.

Wonwoo melepas kacamata bulat yang sejak tadi bertengger di hidungnya yang runcing. Ia telah menutup bukunya, matanya terpejam, embusan napasnya mengeluarkan asap akibat suhu yang terlampau dingin, Wonwoo merasa lelah. Sangat lelah. Berbagai macam kalimat pengandaian memenuhi benaknya. Beberapa di antaranya adalah, andai ia bukan saudara kembar dengan Mingyu. Andai ia terlahir dari rahim yang berbeda dari Mingyu. Bahkan jika gugus bintangnya harus berbeda galaksi sekali pun, ia rela asal bisa bersatu dengan Mingyu dalam ikatan romansa. Tetapi Wonwoo tetap saja Wonwoo, ia akan mengenyahkan segala macam pikiran itu, mencoba mengabaikan meski akhirnya hal itu tersimpan di alam bawah sadarnya dan siap meledak kapan pun. Masih dengan mata terpejam, Wonwoo merasakan bahwa ada syal hangat yang dilingkarkan pada lehernya. Pria manis itu tersenyum dalam pejam matanya. Ia tahu bahwa Mingyu tak akan membiarkannya kedinginan.

"Oppa, sebaiknya membaca di perpustakaan. Di luar terlalu dingin. Kau datang lebih awal lagi?" Suara halus itu membuat manik rubah yang sejak tadi terpejam membeliak kaget. Bayangan tentang Mingyu yang melingkarkan syal rajut hangat pada leher jenjangnya buyar seketika saat mendapati perempuan cantik di hadapannya.

"Yebin? Ka ... Kau sedang apa?" Wonwoo bertanya bingung.

"Aku baru saja datang dan melihat oppa di sini. Syal rajut itu, a ... aku yang membuatnya. Aku membawa bekal, oppa sudah sarapan?" Yebin berkata malu-malu, ia adalah adik kelas Wonwoo yang hampir setahun belakangan ini selalu menunjukkan perhatian yang lebih untuk Wonwoo.

Karena Wonwoo dan Yebin berada di klub buku yang sama, maka rumor yang beredar bahwa Yebin menyukainya dengan cepat diketahui oleh Wonwoo. Pria bermata tajam serupa rubah musim dingin itu tidak pernah ambil pusing, selama Yebin tidak mengganggunya secara berlebihan maka Wonwoo merasa baik-baik saja berada di dekat perempuan itu.

"Kau membawa apa hari ini?" Wonwoo tersenyum manis dan rona merah muda dengan lancang menjalari pipi Yebin.

"Sandwich daging asap. Oppa mau?" Yebin menyorongkan kotak makan berwarna biru turquoise ke arah Wonwoo, namun pria manis itu hanya menggeleng.

"Kau makanlah, aku temani." Maka sekarang rona merah mulai menjalari seluruh wajah Yebin hingga ke telinga.

"Kudengar kembaranmu akan kembali mewakili kampus untuk mengikuti debate competition?" Yebin melahap sandwich-nya hingga pipi putih itu menggembung lucu.

"Iya kah? Mingyu belum memberitahukan padaku." Wonwoo berusaha tersenyum manis meski ada rasa tak nyaman sedikit di hatinya sebab ia bukan orang pertama yang mengetahui bahwa Mingyu akan mewakili kampusnya dalam debate competition tahun ini, karena yang Wonwoo tahu mahasiswa yang berhasil mewakili kampus akan mengikuti perlombaan di Oxford University, itu berarti mahasiswa beruntung yang ikut debate competition akan terbang ke Inggris selama satu bulan penuh.

"Oh, aku pikir oppa sudah tahu." Yebin terus mengunyah bekalnya hingga tak sadar bahwa lelehan mayonnaise mengotori sudut bibirnya.

"Tidak. Aku tidak tahu." Wonwoo menggeleng sambil membawa ibu jarinya mengusap lembut sudut bibir merah muda milik Yebin yang terkena mayonnaise. Gadis itu kembali merona merah, merasa panas meski angin dingin bulan Desember berderu tidak santai sejak pagi tadi.

Ursa Major [Meanie] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang