Suara riuh tepuk tangan para tamu menggema membuat Wonwoo sakit kepala. Mingyu telah menyelesaikan janji suci sehidup semati bersama Joohyun dan saling menautkan bibir sebagai simbol telah resmi menjadi pasangan suami istri beberapa menit yang lalu. Kini tibalah dirinya yang menunggu di altar dan di depan pendeta. Sedangkan Yebin, masuk ke ballroom utama dalam genggaman tangan Kang Danielㅡsang paman dari pihak Ibu. Karena Yebin tidak memiliki Ayah sejak lama. Gadis itu terlihat sangat cantik dengan balutan gaun pengantin sederhana berwarna senada dengan Wonwoo, berlengan panjang, kerahnya pun didesain dengan sangat apik menutupi dada. Terlihat sangat elegan dan seolah-olah ia adalah permata paling berharga yang senantiasa harus ditutup rapat dan dijaga. Wonwoo tersenyum, sedikit terkejut karena gadis kecilnya yang selalu ia anggap seperti adiknya sendiri kini berdiri di sampingnya dengan cantik yang memancar indah dibalik kesederhanaannya.
Selesai dengan janji sucinya, Wonwoo hanya mengecup cepat bibir Yebin dengan lembut, membuat pipi sang pengantin wanita memerah malu. Yebin sama sekali tidak menyangka bahwa Oppa masa kecil yang ia sukai sejak lama kini resmi menjadi suaminya, yang akan menemaninya dalam sedih maupun senang, menjaganya dalam sehat maupun sakit, dan bersama menjalani hari-hari di sepanjang hidup masa depan mereka. Mengingatnya, kembali membuat pipi Yebin memanas. Bersanding dengan Wonwoo entah mengapa menjadi impian Yebin yang tidak pernah berubah sejak kecil. Entah sadar atau tidak, banyak hati yang sebenarnya tersakiti saat terlaksananya upacara pernikahan hari ini.
~~~
"Apa mereka sadar saat mereka memilih jalan seperti ini, Cheol-ah?" Jeonghan menyandarkan kepalanya ke bahu bidang milik suaminya.
"Itu pilihan mereka, Honey ... Biarkan, cinta selalu tahu arah pulang." Tapak tangan lebar milik Seungcheol membelai lembut lengan ramping Jeonghan.
Jeonghan menghela napas panjang yang menyiratkan kelelelahan, ujung matanya menangkap mimik wajah Wonwoo yang menyendu di kejauhan, setelah selesai mengucapkan janji suci, tak seperti orang kebanyakan yang berbinar-binar bahagia Wonwoo malah seperti orang yang tenggelam dalam rasa penyesalan tak berdasar. Ditambah lagi, Mingyu ternyata sangat pandai berpura-pura. Menggamit lengan ramping dan putih milik Joohyun, sesekali mengecup kening wanita itu dalam obrolan hangat bersama teman-temannya. Ada yang berdenyut sakit di dada sebelah kiri Wonwoo ketika menangkap segala adegan itu di kepalanya. Tangan yang sedang memegang gelas soft drink gemetar dengan hebat hingga gelas bening itu terjatuh dan pecah sehingga menimbulkan bunyi yang cukup mengejutkan. Ia mencoba bangkit dari kursi bar yang menjadi salah satu dekorasi di ballroom tempat mereka merayakan resepsi pernikahan. Namun nahas, tungkainya lunglai dan ia jatuh tersungkur begitu saja.
Suara berisik teriakan para tamu yang gaduh melesap lenyap dalam ambang kesadaran Wonwoo yang mulai hilang. Jongin dengan cepat berlari ke arah putra manisnya, belum sempat ia mengangkat tubuh kurus itu, ternyata tangan kekar Mingyu telah menyambar lebih cepat. Jongin menangkap sirat kehancuran dan khawatir dalam mata Mingyu. Multiple Sclerosis memang menjadi hantu paling mengganggu dalam hidup putra sulungnya itu. Dan itu penyakit itu pula yang membuat Mingyu berhenti bersinar, Jongin telah mengetahui perasaan yang terjalin di antara kedua putranya, hanya saja ia cukup abai dengan hal itu. Jongin pikir, menikahkan mereka dengan wanita-wanita pilihan mereka sendiri akan mampu mengikis rasa cinta itu, nyatanya resepsi pernikahan hari ini hanya seperti panggung dengan para lakon yang bersandiwara.
Dengan langkah-langkah besar, Jongin mengikuti Mingyu yang bergegas membawa Wonwoo ke rumah sakit. Joohyun dan Yebin bersama dengan Kyungsoo, sengaja tetap berada di ballroom tempat resepsi pernikahan mereka digelar. Jongin membukakan pintu belakang mobil untuk Mingyu yang sedang menggendong Wonwoo, putra tampannya itu meletakkan kepala Wonwoo di atas pahanya, sambil sesekali membelai rambut hitam itu. Jongin duduk di balik kemudi dan membelah jalanan ibukota dengan kecepatan yang cukup tinggi. Beberapa kali pria paruh baya selaku Ayah dari kedua anak lelaki yang kini menempati kursi belakang mobil itu mencuri pandang dari kaca spion pengemudi. Mingyu terlihat menciumi kening Wonwoo, memandang dengan tatapan yang begitu terluka ke arah wajah manis yang sedang terpejam dengan napas putus-putus.
"Mingyu ... Kau tahu 'kan perasaan kalian salah?" Tipikal Ayah yang tak pernah basa-basi begitulah Jongin membuka pembicaraan di antara mereka.
"Berhenti bicara seperti itu Ayah, cinta tidak pernah salah." Mingyu membuat pandangannya ke arah luar.
"Apa yang akan Ibu kalian katakan jika tahu bahwa anak yang dikandungnya dalam satu rahim yang sama mempunyai perasaan tak wajar. Kalian berdua laki-laki, terlebih dari kalian saudara kembar." Jongin memang bukan tipe Ayah yang senang membentak anak-anaknya. Namun intonasi datar yang menusuk dan tanpa tedeng aling-aling mengalir begitu saja dari bibirnya dan membuat Mingyu bungkam.
"Aku mencintai Wonwoo, Ayah ... Dan Wonwoo juga mencintaiku ... Aku tahu, kami anak yang berdosa. Ah tidak ... hanya aku yang berdosa, Wonwoo jangan ikut menanggungnya." Mingyu mengusak wajahnya kasar, keadaan Wonwoo yang saat ini cukup mengkhawatirkan karena kekambuhan penyakitnya, ditambah lagi pengakuan secara gamblang di hadapan sang Ayah.
"Apa yang kau rencanakan dengan Wonwoo setelah kalian terpisah karena menikah? Aku tegaskan, secepatnya aku ingin memiliki cucu dari masing-masing kalian." Jongin berkata lagi.
"Berhenti bicara omong kosong, Ayah! Aku tidak akan pernah menyentuh Joohyun seujung kuku pun!" Nada frustrasi keluar terpatah-patah dari bibir Mingyu. Ia dan Wonwoo dibesarkan dengan penuh kasih sayang, tak pernah ada bentakan, tapi kali ini untuk memperjuangkan cintanya, Mingyu mengeluarkan nada tinggi terhadap sang Ayah.
"Tidak ada yang omong kosong dalam hal ini. Hubungan kalian yang terlalu omong kosong. Sejauh apa kau menjalin cinta dengan Wonwoo?" Pertanyaan telak Jongin menancap tepat di ulu hati Mingyu, membuat pemuda tampan itu mengatupkan bibirnya rapat-rapat.
Mobil berhenti tepat di depan pintu masuk Emergency Room, Mingyu menggendong Wonwoo dan Jongin mengikuti di belakang mereka. Dokter segera menangani pemuda manis itu, salah satunya adalah dokter spesialis saraf yang memang menangani Wonwoo dengan khusus. Mingyu dan Jongin duduk di kursi ruang tunggu Emergency Room. Kepala-kepala lelah mereka, mereka sandarkan ke dinding di belakang mereka. Hela dan tarikan napas panjang menghiasi keheningan yang menjebak sepasang ayah dan anak sore itu.
"Terserah bagaimana hubunganmu dengan Wonwoo, Ayah hanya minta ada cucu untuk keluarga Kim dari keluarga kecil kalian masing-masing. Apa kau menyanggupinya?" Ocehan Jongin mendadak membuat Mingyu yang sedang memejamkan mata kini membeliak lebar.
"Bagaimana aku memberikan kalian cucu, sedang untuk menyentuh Joohyun saja aku tidak sanggup Ayah." Mingyu mengusak wajahnya dengan kasar, putus asa dengan permintaan sang Ayah yang hampir mustahil dilakukannya.
"Aku sudah bilang terserah. Terserah untuk semua hal, caramu memberikan cucu, dan terserah atas hubunganmu dengan Wonwoo. Bukankah itu membuat mudah?" Jongin bangkit meninggalkan kursi ruang tunggu yang sejak tadi mereka duduki, meninggalkan Mingyu sendirian dengan berbagai pemikiran berkecamuk di kepalanya.
Kalimat terakhir Jongin sebelum pergi menjadi satu keputusan final yang tidak bisa ditawar lagi oleh Mingyu. Kali ini ia hanya ingin belahan jiwanya itu terbangun dan ikut menguatkan dirinya atas permintaan sang Ayah. Kursi-kursi tunggu dan aroma menyengat obat-obatan menjadi saksi bisu bagaimana Mingyu dan Wonwoo nanti akan mengelabui dunia.
~~~
P.S.
Ayah Jongin membuat keputusan penting atas kelangsungan hubungan dua manusia itu kok. Yang kemarin minta kehadiran Ayah Jongin, tenang saja ... Aku simpan beliau memang untuk keputusan besar ini. Si Ayah sudah tegas sama hubungan kedua putranya. Jadi apa yang kira-kira akan dilakukan Mingyu? Secara, Ayah Jongin sudah bilang terserah ...
Selamat membuka kotak Pandora! 💕🍃
KAMU SEDANG MEMBACA
Ursa Major [Meanie] ✓
FanficMingyu dan Wonwoo selayaknya bintang Mizar dan Alcor di konstelasi Ursa Major.