16

2.1K 417 43
                                    

Satu bulan telah berlalu, Joohyun kembali pulang ke Korea dengan hasil yang cukup baik. Meski tidak keluar sebagai pemenang, namun mendapat predikat Best Speaker pada acara tahunan bergengsi itu, telah membuat Mr. Joshua dan Mingyu cukup bangga. Lelaki itu terlihat tampan dengan kaus berwarna kelabu misty yang dipadukan dengan blazer casual berwarna hitam dan celana denim yang senada. Berdiri dengan gagah di tengah hiruk pikuknya bandar udara internasional Incheon, tentu saja untuk menjemput gadis cantik itu.

Pernah pada suatu hari, Kyungsooㅡsang ibu mendapati Mingyu tengah berbicara dalam panggilan video dengan Joohyun. Maka sejak saat itulah hubungan keduanya menjadi semakin dekat karena Kyungsoo terus saja mendesak Mingyu agar bersikap baik selayaknya seorang kekasih dengan gadis itu. Wonwoo hanya tersenyum dari atas kursi rodanya, mengetahui bahwa hubungan Mingyu telah berlangsung sejauh itu hatinya terasa sakit namun lega. Entah perasaan lega macam apa yang ia persepsikan, Wonwoo terlalu hipokrit, ia ingin semuanya tetap berjalan dengan baik sebagaimana mestinya meski harus mengorbankan perasaannya pada Mingyu. Menurutnya, status persaudaraannya lah yang harus diselamatkan. Karena hal itulah kini orbit mereka menjauh, seakan-akan bintang dari galaksi yang berbeda, Mingyu dan Wonwoo saling berbalik arah.

Jangan kira Mingyu bodoh, ia tahu bahwa Wonwoo sedang mencoba memadamkan api perasaan mereka. Maka dengan pemikiran cerdasnya, Mingyu tak akan membuatnya mudah begitu saja. Ia akan menambah kayu bakar untuk menyalakannya lagi. Wonwoo hanya tinggal menunggu waktu api itu berkobar semakin besar. Ia mengusap sesekali foto Wonwoo yang menjadi wallpaper pada ponselnya. Jika Wonwoo terlalu hipokrit, maka Mingyu terlalu naif. Ia menganggap bahwa dirinya dan Wonwoo akan bisa menyatu suatu hari nanti.

"Gyu!" Joohyun menepuk ringan lengan Mingyu sambil menyunggingkan senyuman cerah di tengah musim gugur yang berangin.

Mingyu cepat-cepat memasukkan ponselnya ke dalam saku blazer sebelah kanan, menoleh kemudian tersenyum ke arah kekasihnya itu, dan membiarkan lengannya diapit manja oleh Joohyun.

"Lelah?" tanya Mingyu singkat.

"Tidak, sudah hilang lelahnya." Joohyun menjawab dengan binar cinta dalam matanya. "Bagaimana keadaan Wonwoo? Apa dia sudah membaik?"

Mendengar Joohyun menanyakan tentang saudara kembarnya itu membuat badan Mingyu tiba-tiba saja menegak ingin tahu. Pasalnya, Joohyun tidak pernah sekali pun berkenalan secara resmi dengan Wonwoo.

"Mengapa kau tiba-tiba saja menanyakan Wonwoo?" Mingyu mengernyit penuh rasa penasaran.

"Aku pernah beberapa kali melakukan panggilan video dengannya dan juga Bibi Kyungsoo. Dia sangat lucu, senyumannya sangat cantik, oh kita mampir dulu ke coffee shop ya Gyu."

Mingyu semakin tidak mengerti tentang Wonwoo kali ini. Menjalin hubungan dekat dengan Joohyun, apa yang sebenarnya diinginkan oleh saudara kembarnya itu. Ia mencoba menepis pikiran yang mengganggunya itu sementara dan mengikuti langkah-langkah kecil milik Joohyun menuju coffee shop yang ada di dalam bandar udara Incheon.

"Americano satu. Vanilla Latte satu." Joohyun memesan kepada barista yang melayaninya. Mingyu kembali mengernyit.

"Americano? Untuk siapa?" Mingyu bertanya singkat.

"Tentu saja untukmu. Wonwoo menceritakan beberapa hal tentangmu padaku. Kapan-kapan aku ingin bertemu dan mengobrol banyak dengannya untuk bertukar cerita tentang Kim Mingyu." Joohyun tersenyum sambil menatap mata Mingyu yang tengah kosong.

Pikirannya kembali berkecamuk, Wonwoo telah benar-benar mengizinkan orang lain memasuki orbit mereka. Mingyu akan membuat perhitungan kali ini pada pujaan hatinya itu. Ia menyesap beberapa kali Americano dalam paper cup yang disodorkan Joohyun pada genggamannya.

Ursa Major [Meanie] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang