Mingyu sengaja datang lebih awal ke kampusnya, ia meninggalkan Wonwoo di rumah yang masih asyik berkebun dengan sang ibu. Saudara kembarnya itu tidak ada jadwal kuliah hari ini, maka dengan berat hati Mingyu datang sendirian ke kampus dan berniat membolos kelas mata kuliah Profesor Yoon agar setelah menyelesaikan urusannya dengan Mr. Joshua, ia bisa segera pulang kembali menghabiskan waktunya seharian dengan Wonwoo. Ia terpaksa datang ke kampus hanya ingin memberi keputusan tentang kompetisi debat kepada pembimbingnya itu. Mingyu menunggu dengan gusar seiring dengan ayunan kaki yang tak bisa diamㅡsebuah kebiasaanㅡdi kursi tunggu ruang dosen. Ketika pintu masuk untuk dosen berderit terbuka, Mingyu menoleh dan mendapati Mr. Joshua sedang berjalan santai ke kubikel kecil ruangannya. Segera Mingyu beranjak dan menemui dosen muda itu.
"Selamat pagi Mr. Josh." Mingyu menyapa dan dibalas oleh anggukan ramah pria itu. Setelah diberi isyarat untuk duduk, maka Mingyu menghelas napasnya sebelum mengutarakan tujuannya. "Perihal delegasi nasional untuk berangkat ke Inggris dalam kompetisi debat internasional, sepertinya saya tidak bisa ikut mewakili kampus untuk debate competition di Oxford." Mingyu menemui Mr. Joshua, dosen yang bertanggung jawab dalam membimbing mahasiswa yang tergabung dalam klub debat.
"Orang tuamu tidak mengizinkan? Apa perlu aku yang harus meminta izin pada mereka? Kau tahu Mingyu, kau adalah mahasiswa dengan nilai nasional terbaik untuk kompetisi ini. Aku sangat menyayangkan jika kau melewatkan kesempatan ini." Dosen muda itu melepas kacamatanya seiring dengan hela napas panjang karena keputusan mahasiswa bimbingannya ini.
"Ada yang tidak bisa saya tinggalkan, Mr. Josh. Saya mohon maaf." Mingyu menunduk, menunggu kalimat persuasif apa lagi yang akan disampaikan oleh dosen muda itu selanjutnya.
"Lagipula aku tidak bisa memaksa, aku akan menghubungi kandidat dengan nilai kedua terbaik setelah dirimu dari Universitas Hanyang. Baiklah kau boleh pergi, aku akan menghubungimu lagi, karena aku butuh bantuan untuk membimbing kandidat yang akan menggantikanmu nanti." Mr. Joshua menutup pembicaraannya dengan Mingyu pagi ini.
~~~
Kyungsoo melihat sekilas ke arah Wonwoo yang sedang memindahkan pohon-pohon krisan yang mulai tumbuh besar dari pot ke tanah di areal kebun kecil yang berada pada taman belakang rumah keluarga Kim. Putranya yang satu itu memang duplikat dirinya sekali, mulai dari hobinya membaca buku, berkebun, menyukai krisan putih dan kuning, hingga sifat irit bicaranya. Kyungsoo amat menyayangi Wonwoo dan bertindak sangat posesif terhadap putra sulungnya itu. Senyum Wonwoo secerah krisan kuning yang bermekaran, biasanya Kyungsoo akan memetiknya untuk dijadikan hiasan ruang tamu atau dikeringkan untuk menjadi teh dan Wonwoo juga sangat menyukai itu.
"Ibu, pohon yang mulai besar aku pindahkan dari pot ke kebun. Kasihan dia, nanti pertumbuhannya terganggu karena potnya terlalu kecil." Wonwoo terkekeh, matanya berbinar seperti anak kecil yang merasa bangga ketika menyelesaikan pekerjaannya.
"Terima kasih sayang, sekarang bisa tolong sirami krisannya agar dia tidak haus?" Dan Kyungsoo lagi-lagi melupakan fakta bahwa Wonwoo telah menginjak usia legal, ibunya masih saja berbicara dengan bahasa anak-anak.
"Baik bu." Wonwoo beranjak dari posisinya hendak menyalakan keran air untuk menyirami krisan ibunya.
Bruukk ...
"Ibu ..." Wonwoo mencicit lirih, Kyungsoo menoleh dan memekik panik memanggil semua orang yang ada di rumah.
"Wonieee ...! Ayaaah ...! Bibi Ahn ...!" Kyungsoo menghampiri Wonwoo yang tiba-tiba terjatuh dengan luka lecet di lutut dan sikunya. Jongin berlari disusul dengan Bibi Ahn yang tergopoh-gopoh mendengar teriakan panik Kyungsoo.
"Wonwoo-ya ... Kau tidak apa-apa?" Jongin mengangkat tubuh ringan putranya untuk didudukkan di kursi beranda belakang rumah mereka.
Kyungsoo datang dengan kapas, kain kasa, dan sebotol cairan antiseptik untuk membersihkan luka yang tergores di lutut dan siku seputih susu yang kini memerah dan kotor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ursa Major [Meanie] ✓
FanficMingyu dan Wonwoo selayaknya bintang Mizar dan Alcor di konstelasi Ursa Major.