Ada seorang perempuan cantik yang sedang terduduk seperti menunggu seseorang. Rambutnya hitam legam tergerai hingga punggung. Bibirnya semerah langit sore ketika matahari yang sedang cerah-cerahnya merangkak turun ke ufuk barat. Manik matanya sehitam langit malam dengan taburan bintang yang berkilauan, tidak bulat, tidak juga terlalu sipit. Semua yang ada pada dirinya tersusun dalam proporsi yang pas. Mungkin ketika menciptakan dirinya, Tuhan sedang diliputi rasa cinta.
"Joohyun-ssi?" Suara teduh Mr. Josh mengalun lembut di tengah keheningan ruang dosen.
"Ah, selamat siang Mr. Josh. Maaf mengganggu waktu anda." Joohyun membungkukkan badannya tanda hormat kepada dosen yang membimbing mahasiswa tingkat nasional untuk debate competition di Oxford.
"Tidak apa-apa, duduklah. Tentang pembicaraan di telepon kemarin, aku sudah menyampaikan bahwa kau yang akan berangkat ke Oxford. Untuk lebih mempersiapkanmu, secara teoritis nanti aku mungkin akan membantu, tetapi secara taktis bagaimana simulasi debat nanti, kau akan dibimbing oleh Kim Mingyu. Sebenarnya anak itu yang memiliki nilai tertinggi untuk mewakili kompetisi, namun karena ada sesuatu hal yang tidak bisa ia tinggalkan maka aku menghubungimu karena nilaimu hanya selisih beberapa poin darinya. Tidak apa-apa 'kan?" Mr. Joshua berbicara panjang lebar diselingi anggukan oleh Joohyun hingga suara ketukan pintu terdengar dan mengalihkan atensi mereka.
Tok ... Tok ... Tok ...
"Masuklah." Suara lugas Mr. Josh menginstruksikan sebuah perintah mutlak untuk seseorang di balik pintu. "Ah kau sudah datang Kim Mingyu." Mr. Josh menyambut Mingyu yang baru saja masuk ke ruangannya, sedangkan pemuda tampan dengan kulit kecokelatan itu hanya membungkuk hormat kepada dua orang di hadapannya.
"Duduklah Mingyu, kenalkan ini Bae Joohyun, mahasiswi Universitas Hanyang. Peraih nilai tertinggi kedua yang akan menggantikanmu dalam international debate competition di Oxford nanti. Dan aku ingin kau membimbingnya." Mr. Joshua menjelaskan dan Mingyu hanya mengangguk-angguk mematuhi perintah mutlak dosen pembimbingnya.
Pemuda itu menimbang-nimbang dengan dilema, di satu sisi ketika ia diharuskan membimbing perempuan cantik di sampingnya maka ia harus mengikutsertakan Wonwoo dalam kegiatan itu. Karena rahasia kilauan Mingyu ada dalam kendali Wonwoo. Namun di sisi lain, mengingat bagaimana kedua orang tuanya sangat protektif terhadap Wonwoo, maka Mingyu sangsi bahwa saudara kembarnya itu bisa ikut membimbing Joohyun.
~~~
Hari telah menjelang sore ketika Mingyu dan Joohyun keluar dari ruangan Mr. Joshua. Pemuda tinggi itu memilih mengajak mahasiswi cantik itu pergi ke perpustakaan universitas untuk memilih dan meminjam beberapa referensi buku bacaan. Langkah perlahan mereka yang berdampingan mengundang decak kagum dari mahasiswa maupun mahasiswi lain. Pasalnya, mahasiswa populer nomor satu itu sedang berjalan dengan seorang wanita yang aura kecantikannya menguar sangat lancang.
"Yebin-ah, kau perhatikan aku tidak sih?" Wonwoo menjitak ringan kepala Yebin yang kehilangan fokus padahal Wonwoo sudah meluangkan waktunya untuk mengajari adik kelasnya itu.
"Ah i...itu oppa, bukankah itu Mingyu-oppa? Dengan siapa dia berjalan? Oh Tuhan, cantik sekali kekasihnya. Kau harus lihat oppa!" Yebin menangkupkan kedua tangannya di pipi Wonwoo, untuk membawa tolehan wajah pemuda manis itu ke arah pandang Yebin. Wonwoo tersenyum ketika mengikuti pandangan Yebin, Mingyu sedang berjalan dengan seseorang yang sangat cantik. Betapa serasi pemandangan itu di mata Wonwoo.
"Iya itu Mingyu ..." Kalimat Wonwoo hanya terputus sampai di situ ketika kedua insan itu saling melempar senyuman yang sama indahnya.
"Itu kekasihnya, oppa?" Yebin kembali bertanya lagi namun dijawab dengan gelengan pelan oleh Wonwoo. "Masa sih kau tidak tahu? Memangnya tidak ada curhatan sebelum tidur antar saudara kembar?" Sifat Yebin yang berisik membawa warna tersendiri untuk hari-hari Wonwoo. Lagi-lagi pertanyaan yang diajukan Yebin dijawab dengan gelengan kepala oleh Wonwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ursa Major [Meanie] ✓
FanfictionMingyu dan Wonwoo selayaknya bintang Mizar dan Alcor di konstelasi Ursa Major.