"Ma ... Ma ... Ma ..." Dengan mata bulan sabitnya, putri kecil itu mencoba melafalkan panggilan kepada sang Ibu. Diselingin gelak tawa dari Ayah dan Ibunya yang berbaring di sisi kiri dan kanan putri kecil itu ...
Nasib Yebin pernah ada di antara hidup dan mati tiga bulan yang lalu. Kim Yewonㅡputri kecil Wonwoo dan Yebin terlahir lebih cepat dari waktunya. Ia prematur, hingga harus berada dalam inkubator selama belasan hari. Wonwoo merasakan posisi Mingyu saat ini. Menjadi seorang Ayah penuh waktu untuk putri kecil pertama dan satu-satunya. Keluarga Kim terlihat sangat sempurna bukan? Jongin dan Kyungsoo bahkan meluangkan waktu mereka untuk berlibur di tanah kelahirannya, mereka kembali ke Korea demi anak dan cucu-cucu mungil nan cantik dari keluarga Mingyu dan Wonwoo. Kim Minjoo kini memasuki masa pra-sekolah, yang mana akan sangat senang jika diajak oleh Ayah dan Ibunya berkunjung ke rumah Wonwoo dan Yebin untuk bermain bersama Yewon. Dan satu hal lagi, Minjooㅡentah mengapa sangat menyukai samchon manisnya itu.
Mingyu dan Wonwoo masih menjalin hubungan sebagaimana awalnya. Flat sederhana yang mereka tinggali bersama masih terawat dengan baik. Karena pada akhirnya flat itu menjadi milik mereka, bukan lagi flat sewaan secara sembunyi-sembunyi. Selama Jongin dan Kyungsoo berada di Korea, tentu saja mereka harus menjadi ayah dan suami penuh waktu untuk keluarga kecilnya, apalagi Minjoo sekarang sudah pintar bertanya perihal keberadaan ayah kesayangannya itu jika Mingyu sering tidak ada di rumah. Dan Yebin masih membutuhkan Wonwoo di masa-masa terberat pasca melahirkan Yewon. Jadi, mereka berdua sangat jarang bertemu dan menghabiskan kemesraan di flat sederhana milik mereka.
~~~
"Aku sangat merindukan Wonwoo, Joohyun-ah." Mingyu meletakkan kepalanya di atas meja makan apartemen mewah milik mereka.
Joohyun refleks menghentikan kegiatannya yang sedang mengaduk sup untuk makan malam keluarga kecil itu. "Kalau begitu, temuilah dia Gyu."
"Tidak semudah itu Minjoo-eomma ... Ia pasti sedang fokus merawat Yebin." Mingyu merengek, bagi Joohyun ia sama saja seperti memiliki dua orang balita di apartemen ini.
"Apa kau ingin aku dan Minjoo menemani Yebin dan baby Yewon di rumah utama? Jika begitu maka kau bisa menginap di flat bersama dengan Wonwoo." Senyuman manis tersimpul di bibir merah merekah milik Joohyun.
Sebuah saran yang sangat masuk akal dan menguntungkan bagi Mingyu. Maka bagai anak anjing yang penurut, Mingyu segera saja mengangguk-anggukan kepalanya tanda persetujuan atas saran Joohyun.
"Tapi, ingat! Hanya akhir pekan saja ya, jangan sampai hari Senin. Karena Minjoo harus kembali ke sekolah dan pekerjaan kantormu juga masih banyak."
Mingyu kembali mengangguk. Baginya, Joohyun adalah malaikat penyelamat yang dikirim Tuhan untuk jalan cintanya yang terjal dan berliku bersama Wonwoo.
~~~
Wonwoo sedang memandangi wajah mungil yang sedang terlelap dalam ranjang yang berayun. Memiliki Yewon dalam hidupnya adalah keajaiban yang Tuhan berikan. Ia tidak pernah menyangka akan menjadi seorang Ayah yang di masa depan sejatinya akan memasang punggung untuk keluarga kecil yang ia pimpin. Padahal jika bersama Mingyu, Wonwoo adalah manusia yang sangat bergantung. Apalagi Mingyu pasti akan memperlakukan Wonwoo selayaknya seorang permaisuri di dunia mereka berdua. Sebuah tangan mengelus bahunya dengan lembut, mencoba menenangkan dan membuat segala pikiran kalut Wonwoo menguap. Yebin selalu mampu memberikan afeksi pada dirinya, meskipun bagi pria manis itu, hanya pelukan Mingyu lah tempat segala kesah bermuara.
"Oppa ... Kau tidak tidur?" Yebin bertanya dengan suara yang dipelankan.
"Wajahnya cantik, sepertimu. Ia pasti akan jadi anak perempuan yang kuatㅡjuga sepertimu." Wonwoo menjawab tanpa memalingkan pandangannya dari ranjang bayi milik tempat Yewon tertidur pulas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ursa Major [Meanie] ✓
FanfictionMingyu dan Wonwoo selayaknya bintang Mizar dan Alcor di konstelasi Ursa Major.