14

2.2K 430 89
                                    

Wonwoo memilih masuk ke kamarnya setelah Mingyu meninggalkan meja makan dan menemui mahasiswi cantik bernama Joohyun itu. Keras kepala memang selalu menjadi nama tengah si kembar dari keluarga Kim itu. Sikap terlalu menjunjung tinggi harga diri sejatinya bisa menjadi bumerang bagi keduanya kapan saja. It's quite good, idealist being idealist. Wonwoo yang dengan enteng menyetujui perjodohannya dengan Yebin hanya untuk menegakkan statusnya sebagai anak yang penurut dan takut untuk berbuat kesalahanㅡmeski nyatanya kesalahan menjalin hubungan tak wajar dengan kembarannya itu termasuk kesalahan yang besar. Berbanding terbalik dengan Mingyu si risk taker yang kukuh akan pendiriannya bahwa perasaan mencintai itu tidak pernah salah sekalipun terhadap saudara kembarnya sendiri, namun sekeras apapun Mingyu mempertahankan rasanya percuma jika Wonwoo memilih untuk menyerah di tengah jalan.

Joohyun menyambut Mingyu dengan senyum yang sangat cantik di ruang tamu keluarga Kim. Tanpa menunggu terlalu lama, mereka berdua telah larut dalam materi-materi kompetisi debat yang diselingi canda tawa. Sebuah kejadian langka bagi seorang Kim Mingyu yang terkenal akan sikap dinginnya, kini malah terlihat hangat dan dekat dengan seorang gadis cantik. Padahal jauh di dalam lubuk hatinya, ia berteriak bahwa mata rubah dan senyum lebar Wonwoo masih jauh lebih cantik. Kyungsoo memperhatikan lekat-lekat interaksi kedua anak muda itu, sebagai seorang ibu, ia merasa lega karena dengan begini Mingyu tak perlu merasa kehilangan jika memang nanti Wonwoo bertunangan dan menghabiskan hari-harinya lebih sering dengan Yebin. Bagaimanapun juga Kyungsoo tak pernah menutup mata bahwa hubungan Mingyu dan Wonwoo cukup dekatㅡbahkan terlampau sangat dekat meski mereka telah dewasa. Kyungsoo memang telah mengenal Joohyun tempo hari, namun ia sama sekali belum tahu jika gadis cantik itu adalah kekasih putranya, kalau tahu begitu mungkin ia akan meluangkan waktu untuk sekadar mengobrol ringan dengannya.

"Apa kabar Joohyun-ah?" Kyungsoo keluar menemui mereka dengan tangan memegang baki yang terisi penuh dengan berbagai macam makanan kecil dan segelas teh krisan.

"Bibi, aku baik dan sangat sehat. Bagaimana dengan bibi?" Joohyun berdiri membantu Kyungsoo meraih baki dan meletakkannya dengan perlahan ke atas meja lalu memeluk tubuh mungil wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu.

"Aku? Sangat baik ketika mengetahui bahwa gadis cantik ini ternyata kekasih putraku." Sebuah usapan lembut pada punggung Joohyun membuat gadis itu salah tingkah.

"Kekasih? Tapi aku ..." Sebenarnya Joohyun ingin segera meluruskan kesalahpahaman ini, namun Mingyu segera menyela.

"Ibu, biarkan kami belajar dulu. Joohyun akan segera berangkat untuk kompetisi besok, ini hari terakhirnya belajar."

"Ah baiklah, baiklah. Silakan dilanjutkan, lagipula ibu ingin menghabiskan waktu dengan Wonie ibu saja. Joohyun-ah, jangan sungkan ya silakan diminum dan dicicipi kue buatan Bibi." Kyungsoo kembali masuk, kali ini tujuannya adalah kamar putra manisnya.

~~~

Tanpa ada yang menyadari, Wonwoo mendengar semua percakapan yang terjadi di ruang tamu rumahnya. Sang ibu yang begitu menyukai Joohyun dan Mingyu yang tak memberikan konfirmasi apapun. Semuanya tampak abu-abu bagi Wonwoo. Ia hanya tidak ingin salah langkah untuk mempertahankan hubungannya dengan Mingyu. Ketidakpercayaan diri nyatanya bisa sesakit ini. Ia memilih mundur dengan perlahan-lahan, mencoba menjadi anak dan saudara yang baik. Apalagi dengan keterbatasannya saat ini, Wonwoo semakin merasa redup berada di samping bintang Mizar yang kilauannya mampu menyipitkan mata orang yang melihatnya.

"Sayang ..." Kyungsoo mengusap lembut bahu Wonwoo.

"Ah, ibu ada apa?" Dengan cepat ia mengusak kasar matanya yang basah.

Ursa Major [Meanie] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang