Happy Reading serta jangan lupa vote dan komen:)
Aku pernah mampu mencintaimu dalam diam, maka aku harus merelakanmu dalam-dalam.
@perempuanbiasa
|Bi Idznillah Shalihah|
Gadis ini berlari sejadi-jadinya, menangis tak karuan arah. Sampai berhenti di lorong yang tak jauh dari tangga, kornea matanya melebar. Pandangannya buram tatkala melihat seseorang yang juga menatapnya horor, ekspresi yang sangat ketakutan.
Allah ...
Setelah raga tak mampu lagi berbuat apa-apa, ketika lisan tidak kuasa untuk mengadu, namun kini hanyalah cinta masa lalu yang kini kusematkan. Rindu seakan tak kuasa untuk dicegah.
Lelaki itu ...
Yang sampai detik ini tak diharapkan Miranda untuk berjumpa lagi. Tapi kini, asa itu seakan menjadi bencana dikehidupan Miranda selanjutnya.
Saling menatap dengan desiran angin senja yang menerpa. Lelaki itu menyinggungkan senyumnya, berharap luka lama telah terkikis di hatinya. Langkah kecilnya pun semakin mendekat ke arah perempuan yang masih saja berdiam dengan pandangan kosong. "Sudah lama ya, Mir," Wahyu menyapa sembari melukis senyum tiada arti.
Miranda kembali mengulang napasnya agar teratur. Degupan jantungnya seakan berirama lebih cepat membuat seluruh organ tubuhnya seakan tak berfungsi. Otaknya melemah, matanya mengabur, hidungnya seakan tak mampu bernapas, dan kakinya seperti jelly yang siap tercampak begitu saja.
"Kok ada di sini?" tanya Wahyu, orang masa lalu Miranda.
Perempuan ini menundukkan kepalanya seraya menguatkan kembali telaga-tenaga yang hilang. "Ada urusan, saya permisi," suaranya terdengar agak kikuk.
Tangannya mencekal ujung tas punggung milik Miranda. "Maafkan saya," cicit Wahyu sambil menutup matanya yang kian menggelap.
Rasanya tidak mampu lagi memberi luka kepada tambatan hati, namun takdir seakan mengambil andil orbit, seperti satelit yang selalu mengelilingi bumi. Dan sama halnya seperti kisah cintanya pada perempuan yang kini ingin menjauhinya. Takbir seolah-olah hanya mengelilingi mereka berdua tanpa ingin menyatukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heart Order To Love [SELESAI]
SpiritualMiranda tidak pernah menduga pertemuan pertama dengan lelaki itu akan seperti ini. Ditambah lagi lambat laun tumbuh perasaan yang memekar di hati. Lelaki itu Mirzan, seorang pribumi yang hidupnya luntang-lantung berhari-hari. Lelaki yang mudah putus...