Jangan lupa vote agar aku semakin semangat menulis cerita ini.
Jangan jadi silent reader, ya
Happy Reading!
Kenapa disetiap luka itu punya sejuta kenangan yang membara?
Kenapa harusku ceritakan setiap bayangan yang membiru?
Aku tahu kamu sedang meradang. Menikmati nyanyian rundung pembawa asa.
Aku tahu kamu sudah luka. Dan tak mengering di mana pun saja.
🍒
Di kamar ini adalah pengantar luka. Sunyi yang menyimpan indah. Pernah dengar, kenapa disetiap waktu insan akan berada dalam lorong yang sepi? Atau pada labirin yang tak ada jalan akhir? Ah, ternyata itu semua menyangkut cinta. Dan dipertemukan pada luka.
Miranda meringkuk dalam selimut. Membiarkan atensi yang dipendam berakhir. Begitu saja. Mengalir dan hilang melalui arusnya. Seharusnya penyesalan tak ada dalam kamus. Namun realitanya itu tersimpan di kalbu.
Miranda lupa, jika bahagia itu tak sederhana. Miranda tak bisa beraksara, lalu pada putus cinta kata-kata itu melanglangbuana.
Malam yang dingin, menusuk tulang beringin. Entah tak ingin berkonspirasi saat ini atau apapun yang lain. Atensinya menuju benda pipih di genggaman, layar yang mati tak ingin membuka selanya. Hingga sampai pukul sepuluh malam ini ia masih menunggu pesan dari seseorang. Sebegitu menyedihkan tentang menunggu.
Ponselnya berdering bahkan bergetar di atas kasur, diliriknya nama Rere tertera di sana. Ini kan yang Miranda inginkan sebelumnya? Lalu kenapa tak ingin ia sahutkan orang di sebrang sana?
Karna takut. Miranda takut hatinya menolak, lalu meradang sempurna. Miranda tak ingin mengetahui kabar bahwa nyatanya ia hanyalah secercah embun di angkasa. Kunang-kunang yang bercahaya namun tidak ada apa-apa.
Dibiarkannya saja, sampai di deringan ketiga Rere menyudahi teleponnya. Lalu terdapat pesan dari Rere : Kamu sudah tidur ya, Mir? Ya sudah aku beri tahu besok saja. Padahal aku ingin cerita.
Ya sudah, ini keputusan yang setimpal. Miranda tak mau mengetahui ini semua.
Langit mendung. Mewarnai kekosongan yang melanda sekarang. Sangat tahu sekali bahwa ada beberapa pengisi bumi sedang merundung api. Egois. Bahkan secara harfiah ini adalah penyatuan yang berujung penyesalan sampai nanti. Tanpa dipikir-pikir, manusia selalu saja mengeluh bahkan mereka yang memulai drama itu sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heart Order To Love [SELESAI]
Tâm linhMiranda tidak pernah menduga pertemuan pertama dengan lelaki itu akan seperti ini. Ditambah lagi lambat laun tumbuh perasaan yang memekar di hati. Lelaki itu Mirzan, seorang pribumi yang hidupnya luntang-lantung berhari-hari. Lelaki yang mudah putus...