Play video di atas sambil baca, ya ;)
Ketika kenangan hanyalah abu semata.
Susunan rembulan menghiasi temaram di rotasi malam ini. Sunyi. Tak ada pelipur yang menemani. Langit gelap menghampakan segala perih. Tak mengusik perihnya hati yang kini terluka ini.Miranda meringkuk di dalam selimutnya. Matanya seolah tak mau terpejam sampai selarut ini. Tentang pagi tadi mengusik pikirannya. Buih-buih kemarahan semakin membara dalam hatinya. Ketika Mirzan membentaknya, menyudutinya, dan menampar batinnya masih membuih di otaknya.
"Belum tidur, Mir?" Karin memaksakan untuk duduk di tengah kantuknya. "Kamu masih kepikiran tentang Pak Mirzan yang tadi marahin kamu?" tanya Karin seraya menghela napas berat.
Alis Miranda mengernyit, "Kamu tahu?" Masalahnya memang saat itu Karin tak berada di tempat saat dia mengajukan diri untuk bertukar posisi. Karena yang ia ketahui hanya Rian yang menyaksikan perdebatan batin antara dirinya dan Mirzan. Kecuali memang Rian yang membeberkannya.
Karin berdecak, "Kerjaan Rian, tadi ngumpulin kami buat cerita tentang kamu dimarahin Pak Mirzan." Kaki Karin menyentuh lantai tanpa beralaskan sandal, padahal angin pada waktu larut sangatlah dingin. "Kita baru beberapa hari di sini, Mir. Jadi jangan sampai kesehatan kamu turun hanya karena memikirkan masalah itu." Selanjutnya Karin mengakhiri percakapan mereka menuju kamar mandi.
Sepertinya Karin akan melaksanakan qiyamul lail atau yang sering disebut salat malam. Banyak macam dari salat malam ini seperti: salat tahajud, qiyamul ramadhan (salat terawih), dan salat witir. Banyak keistimewaan qiyamul lail, bahkan telah terbukti di al-qur'an serta sabda Rasulullah shallallahu a'laihi wassalam.
"Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)." [Adz-Dzaariyaat: 17-18]
Banyak kisah yang menceritakan keajaiban shalat malam. Mereka dihiasi dengan ketentraman hati dan ketulusan ikhlas. Melihat orang-orang yang sering berduan dengan sang illahi tersebut pun sangat mekar dipandang; tak ada kebosanan yang menyelinapi.
Usai mengambil wudhu, Karin membentang sajadahnya. Melirik Miranda sekilas yang masih terpasang di wajahnya raut lesu membuat Kari menegur kembali, "Nggak salat, Mir?"
Akhirnya membuat Miranda mebelalakan matanya. Ia menggelengkan kepalanya, lalu merebahkan pinggulnya yang terasa sakit akibat duduk yang tak terasa nyaman. "Aku lagi berhalangan," jedanya beberapa detik, "Nanti aku yang bangunin mereka, Rin."
Karin tersenyum, baru kali ini ia bertemu dengan perempuan selembut Miranda-tutur kata serta iris matanya yang memancarkan kepolosan. "Biar aku saja yang bangunin mereka, kamu tidur aja." Kebiasaan rutin larut malam ini adalah siapa saja yang terjaga awal sekali, mereka harus membangunkan teman yang lain untuk menyapa sang illahi dan bercengkerama melalui firman-Nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heart Order To Love [SELESAI]
SpiritüelMiranda tidak pernah menduga pertemuan pertama dengan lelaki itu akan seperti ini. Ditambah lagi lambat laun tumbuh perasaan yang memekar di hati. Lelaki itu Mirzan, seorang pribumi yang hidupnya luntang-lantung berhari-hari. Lelaki yang mudah putus...