Assalamu'alaikum
Jangan lupa vote dan komen, ya! Terima kasih telah membaca sejauh ini dan selalu suport aku🤗
Happy Reading
❤️
Aku tahu mencintaimu tak semudah itu. Namun yang tak pernah kutahu, aku memperjuangkanmu seperti cakrawala yang tak mau dibantu. Akhirnya semu. Dan aku merundung pilu.
Mirzan & Miranda
Akankah bersanding di undangan walimah?❤️
Jam dinding berdetak. Membangunkan tidur setiap insan di fajar ini. Memulai sesuatu yang terjadi di hari selanjutnya. Bahkan selangsa asa itu bertebrangan di segenap embun. Tentang tenteram rasa yang selalu dijaga. Perihal pedih yang dirahasiakan. Mengenai kita yang tak lagi abu-abu di setiap pekan.
Selesai menunaikan kewajiban pada fajar yang pekat ini, Miranda bersiap-siap untuk membuat sarapan. Selama tinggal dengan Ibu, suasana di rumah ini tak sedingin dahulu. Walau ada secercah yang tak bisa dimaafkan, ia bisa mengambil hikmah di setiap kelalaian.
“Pagi, Ummi.” Miranda mengecup pipi Azizah. Panggilannya kali ini telah berubah. Semenjak lingkup keluarganya terpecah, Abi sedikit demi sedikit memulai hari baru. Bahkan keluarganya berpindah ke Palembang untuk membuka lembaran baru. Dan kini, Miranda mengikis tiap derita itu. Mulai mencintai segenap hati, bercermin pada luka yang lalu.
“Pagi, sayang. Sudah salat subuh?”
Tak mengubris pertanyaan Azizah, ia tahu betul ibunya hanya sekadar basa-basi. Miranda tersenyum membenahi meja makan yang terisi piring kotor. Membawanya ke sink untuk dicuci. “Ummi, jalan-jalan, yuk!” tawar Miranda seolah dengan nada memerintah.
Azizah terpekur dengan pikirannya. Netranya berkaca-kaca. Setelah dosa yang telah ia buat, mereka kembali menerima. Bahkan ia sangat bersyukur sekali dan menikmati momen untuk introspeksi diri. “Boleh, mau ke mana?” imbuhnya seraya menaruh bilasan piring yang dicuci Miranda ke rak piring.
“Ke waterfun, gimana?” Miranda menaikkan satu alisnya.
Mempertimbangkan ajakan tersebut, sedetik kemudian Azizah menyetujui. “Tapi Ummi nggak mau nyelam deh, malu sama umur,” kikinya.
Miranda sama tertawa kecil juga. “Nanti Miranda ajak Kak Mei sama Ais juga, Mi.” Kebiasaan Miranda jika sudah punya rencana lain, ia akan meninggalkan kegiatan yang sedang ia jalani. Lari kecil menuju kamar untuk mengambil ponsel.
Terperangah, Azizah mendengkus kesal. “Mir, ini cucian belum selesai, lho!” pekiknya histeris.
Kepalanya disembulkan ke pintu, menyegir kuda kepada sang ibu. “Maaf ya Ummi, Miranda mau telepon Kak Mei dulu.”
Dasar aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heart Order To Love [SELESAI]
SpiritualMiranda tidak pernah menduga pertemuan pertama dengan lelaki itu akan seperti ini. Ditambah lagi lambat laun tumbuh perasaan yang memekar di hati. Lelaki itu Mirzan, seorang pribumi yang hidupnya luntang-lantung berhari-hari. Lelaki yang mudah putus...