Ketika kita jatuh cinta ...
Ada banyak cara untuk menarik perhatian.
Ada banyak hal yang kita rindukan.
Ada banyak ekspresi yang ingin kita utarakan.
Namun, kita lupa bagaimana menjaga rasa ini sedemikian rupa.— She ... Yang menjaga fitrahnya.
|Bi Idznillah, Shalihah|
@HaffazaMemang fitrahnya seorang perempuan untuk jatuh cinta. Menuai aksara sebaik-baik muslimah. Mengikis sedemikian dosa melalui jalan hijrahnya. Namun ketika mereka jatuh cinta, semua itu hilang diterjang ombak merana. Keistiqomahannya, kegigihannya, dan keluesannya demi mendekatkan diri kepada sang pencipta hilang begitu saja. Hanya karena rasa.
Semirik matahari pagi melingkupi alam semesta. Tetesan embun kini terasa menggeliat di tubuh, membuat suhu udara kian melonjak. Pemberhentian terakhir, di ujung perjalanan belum terlihat di ufuk mata. Ada banyak jalan yang harus ditempuh dan akan banyak batin yang merasa tersiksa sebelum berakhirnya ini.
Penantian ...
Dari akhir sebuah kisah.
Sepenggal kata yang kini mengajari mereka arti ikhlas dari kehilangan. Menuntun mereka dalam menghadapi keadaan.
Dari sini mereka diuji.
Gadis berkaca mata minus yang kini fokus menatap layar laptop tersadar begitu saja ketika ketukan pintu menyelinap masuk di indra pendengaran. Di kamar ini hanya ia sendiri yang berkutat dengan gawai yang tiada hentinya. Kaus putih yang nampak kusut tersebut membuat gadis ini benar-benar tak enak dipandang ditambah lingkaran gelap yang berada di bawah mata. Dua hari sudah, matanya tak diistirahatkan karena jadwal pengajaran yang sudah aktif, oleh karena itu ia harus membuat data siswa.
Segera saja Miranda mengenakan bergo miliknya untuk menemui seseorang yang mengetuk tadi. "Lho, Karin kenapa?" selorohnya ketika melihat di daun pintu ternyata Karin yang memasang wajah lesunya.
"Sakit," parau Karin sembari berjalan linglung menuju kamar. "Kamu gantikan aku ya, biar data ini aku yang selesaikan. Aku butuh tidur aja, kalau udah bangun badanku bakal sehat kok."
Miranda mendesah gusar, rasanya pun sama ia ingin merebahkan otot-otot tubuhnya sebentar saja. Akan tetapi, keluhan yang ingin meledak tersebut ia padamkan. Sistem penugasan ini dilakukan dengan cara satu guru mendapatkan satu binaan dari sekolah Salsabila. Dan oleh karena itu, setiap guru harus siap menghadapi konsekuensinya karena jika ia lalai guru yang mereka bina tidak akan mendapatkan ilmu yang sesuai dengan data.
"Nama gurunya siapa?" gumam Miranda sembari merogoh saku celananya untuk melihat layar telepon dan mencari data program yang telah sistematis.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heart Order To Love [SELESAI]
EspiritualMiranda tidak pernah menduga pertemuan pertama dengan lelaki itu akan seperti ini. Ditambah lagi lambat laun tumbuh perasaan yang memekar di hati. Lelaki itu Mirzan, seorang pribumi yang hidupnya luntang-lantung berhari-hari. Lelaki yang mudah putus...