Aouthor pov.
Setelah syifa dan juga caca pergi dan masuk kedalam pesawat yang sebentar lagi akan take of. Jimin, dan juga taehyung hanya menatap dengan lirih kepergian dua wanita itu.
Yoongi yang baru datang pun, merasa sia sia. Pasalnya ia datang saat dua wanita itu sudah lepas landas dan meninggalkan korea.
"Bagimana ini hyung? Aku terlambat bertemu mereka". Ucap yoongi lirih.
Jimin dan juga taehyung yang mukanya sudah seperti orang yang tidak berdaya hanya menangis dalam diam. Namjoon sang leader memberi pelukan hangat untuk jimin, baru kali ini namjoon melihat jimin selemah ini. Sedangkan jungkook masih mengelus pundak taehyung yang diam tapi air mata nya terus mengalir. Seokjin yang melihatnya pun merasa sedih dan iba. Ia telah gagal menjadi hyung yang baik buat mereka.
"Hyung, kita harus bagaimana?". Tanya hoseok yang melihat jin menatap kosong kearah mereka.
"Hyung tidak tau. Hyung sudah tidak tau lagi harus berbuat apa lagi". Jawabnya.
Hoseok cuma menghela nafasnya kasar melihat keadaan ini. Keadaan yang sangat berubah hanya karna seorang wanita.
"Hyung, sebaiknya kita pulang ke drom". Ucap yoongi lihir. Karna ia sudah tidak tahan ingin menangis. Ia masih punya harga diri menangis ditempat umum.
Seokjin mengangguk. Dan bilang kenamjoon maupun jungkook untuk balik ke drom. Dan mendapatkan anggukan dri keduanya. Dan saat itu juga mereka pergi dri bandara yang saat ini sudah ramai oleh media dan wartawan. Dan mereka siap gak siap nantinya akan diwawancara. Dengan bodyguard yang bertebaran mereka bisa lolos dri media masa dan langsung menaiki mobil van hitam mereka. Dan meninggalkan bandara yang sudah ramai itu.
******
Sekarang gue, dan juga caca udah dipesawat. Pesawat kita juga udah lepas landas sejak 5 menit yang lalu. Air mata gue gamau berhenti, seakan akan gak akan abis. Hati gue sakit melihat mereka yang begitu sayang sama gue dan caca. Awalnya memang berat, tapi setelah difikir fikir emang udah waktu nya gue balik ketanah air. Begitu banyak masalah setelah dekat dengan mereka. Ini jalan yang terbaik yang gue ambil.
"Teh, udah jangan nangis. Lo harus ikhlasin mereka buat kebahagiaannya". Ucap caca.
Gue cuma mengangguk dan gatau harus mau ngomong apa. Rasanya kalau gue ngomong satu katapun hati gue nyesek banget.
Caca langsung meluk gue, dan ngebiarin gue berada dipelukan hangatnya, gue pun membalas pelukannya dan menangis dalam diam.
"Udah udah jangan nangis teh. Semua akan indah pada masanya. Percaya deh sama gue".
"Semoga ca. Gue berharap mereka bahagia kapanpun itu. Dan gue selalu doain mereka". Jawab dan senyum ke caca.
"Nah gitu. Yaudah lo tidur. Perjalanan masih lama. Mending lo istirahat".
Gue hanya mengangguk tanda mengiyakan ucapan dia ke gue. Dan gue sama caca pun istirahat didalam pesawat. Dan gue berdoa supaya mereka selalu bahagia kapan pun itu. Tuhan, aku titip mereka. Jaga mereka kemanapun dimanapun mereka berada. Karna kebahagiaan mereka sekarang penting bagi ku. Mungkin butuh waktu lama untuk melupakannya, tapi aku akan terus berusaha untuk kebahagiaanya tuhan. Tuhan, sampaikan pada nya aku selalu menyanyi dan mencintai mereka.
Dan gue sadar, mengikhlaskan bukan berarti kita gak sayang kemereka, hanya saja kebahagian mereka bukan bersama kita, melainkan bersama orang lain.
Tuhan itu adil, dia menyiptakan cinta dan rasa sakit itu sepaket. Dimana kalian mengenal cinta, kalian pun akan merasakan sakit hati. Tapi tenang, rasa semua sakit yang kita alami pasti bakalan ada obatnya, entah sekarang, besok, lusa, ataupun kapan, kita gatau. Yang terpenting sekarang hanya mengikhlaskan nya.
The end!!!
Haha engga ko boong. Belum selesai ko ceritanya wkwkw. Jadi sabar ya untuk chapter selajutnya. Hehe
Salam dri istrinya jimin!! Wkwkw
Votmen jusseoyo chingudeul!!😘😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bias Is Mine•PJM
Fanfictionseorang yeoja dari indonesia bernama syifa . seorang yeoja yang menggemari dunia k-pop. dan pada suatu hari dia berhasil berangkat kekorea. dan berujung bertemu seorang namja bernama "Park jimin" . mau tau selanjutnya? Cast : outhor - par...