Chapter 10

2.1K 253 13
                                    

"Ya itu karena kau. Kau jahatㅡhiks kau membuat rasa itu kembaliㅡhiks. Kau jahatㅡhiks. Kau jahatㅡ"

Guanlin menghentikan kata kata Jihoon karena dengan cepat ia memeluknya dengan erat.

"Menangis saja jangan menahannya. Lampiaskan saja, aku akan menemanimu sampai kau tenang" suara Guanlin membuat tangisan Jihoon semakin keras.

Jihoon menangis didalam pelukan Guanlin sambil memukul dada Guanlin.

"Kau jahat, kau membuat rasa itu kembaliㅡhiks, aku membencimu Lai Guanlinㅡhiks. Kenapa kau membuat rasa itu kembaliㅡhiks" tangisan Jihoon membuat Guanlin menjadi bersalah dibuatnya.

Guanlin sedih karena ia membuat miliknya menangis. Ia paling tidak suka miliknya menangis, karena ia pasti akan merasa bersalah apalagi itu karena dia. Dan ia membenci dirinya sendiri jika rasa bersalah tersebut ada.

Guanlin hanya diam mendengarkan tangisan Jihoon yang semakin pilu. Ia hanya bisa memeluk Jihoon seraya menenangkannya dengan mengusap surai Jihoon.

Jihoon merasa pelukan tersebut sangat hangat. Ia rasa pelukan tersebut bisa membuatnya hangat, ia sekarang mengerti. Orang yang sedang ia peluk sekarang ini bisa membuatnya menangis dan merasakan rasa itu. Tapi ia juga tau kalau orang yang sedang ia peluk tersebut bisa membuat rasa tersebut hilang walau hanya dengan memeluknya.

Semakin lama tangisan Jihoon mulai hilang dan Guanlin perlahan melepas pelukan tersebut. Ia melihat Jihoon yang langsung menunduk karena blushing.

"Sekarang minum obatmu ya" Jihoon dengan cepat menggeleng saat mendengar kata obat dan sukses membuat Guanlin tersenyum lembut.

"Paㅡpahit, Jiun nggak suka" Jihoon masih berbicara sambil kesegukan.

"Jika kau meminumnya aku akan memberimu hadiah, dan aku pastikan kau akan menyukai hadiah tersebut" merasa tertarik, Jihoon pun mendongkakkan kepalanya.

"Apa hadiahnya jika Jiun minum?" tanya Jihoon penasaran.

"Ada 2 hadiahnya, hadiah pertama. Jika kamu meminum obatnya maka aku akan memberimu coklatㅡ" Guanlin langsung mengeluarkan sebuah coklat putih kesukaan Jihoon yang sukses membuat mata Jihoon berbinar.

"Hadiah kedua adalah rahasia, tapi aku jamin kamu akan sangaaat senang akan hadiah kedua tersebut, dengan syarat kamu meminum obat tersebut. Deal?" Jihoon seperti merasa seperti diterbangkan oleh Guanlin kelangit dan lalu Guanlin seperti kembali menjatuhkannya.

Jihoon hanya bisa cemberut. Tapi hadiah tersebut membuatnya penasaran sehingga ia mengangguk menyetujui tawaran Guanlin.

"Nahh gitu dong, kalau nurutkan lebih mudah untuk sembuh sayang" Guanlin lama lama gemas melihat Jihoon yang cemberut. Tapi didalam hatinya ia sangat penasaran akan rasa yang dikatakan Jihoon tadi sehingga ia bertekat akan mencari tau apa rasa yang dimaksud dengan Jihoon.

Jihoon pun meminum obatnya walaupun dengan cara minum yang tidak ikhlas tetapi demi hadiah tersebut maka ia akan melakukannya.

"Pㅡpahit" Jihoon hampir saja memuntahkan obatnya jika ia tidak mengingat hadiah tersebut.

"Nih coklatnya karena udah mau minum obat" Guanlin memberikan Jihoon sepotong coklat yang sudah ia buka bungkusnya. Jihoon langsung memakannya dengan lahap, entah karena ingin menghilangkan rasa pahit atau karena ia lapar.

Melihat Jihoon yang makan coklat seperti anak kecil membuat Guanlin senyum kecil. Jihoon sangat menggemaskan hari ini, mata yang membengkak karena menangis, hidung dan pipinya memerah, ditambah coklat putih yang belepotan di sudut bibirnya.

Guanlin pun membersihkan sisa coklat putih yang berada disudut bibirnya dengan menggunakan tissu. Perbuatan Guanlin sukses membuat Jihoon blushing karena hal itu, dengan cepat ia menolehkan pandangannya asalkan ia tidak melihat Guanlin.

Guanlin melihat Jihoon yang bertambah menggemaskan karena ia blushing ditambah ia salah tingkah karena ulahnya. Guanlin merasa ingin cepat cepat menghalalkan orang didepannya ini. Orang yang didepannya ini seperti anak kecil yang terjebak ditubuh orang dewasa. Sangat lucu.

"Tidurlah, aku akan menemanimu" Guanlin membaringkan kepala Jihoon dengan telaten.

"Tㅡtapi hadiah keduanya" tanya Jihoon.

"Hadiahnya kan besok. Nggak mungkin sekarang, kamu harus tidurㅡ" Guannlun mendekatkan wajahnya bermaksud membisikan sesuatu ke Jihoon.

"ㅡdan besok aku akan membawa kamu jalan jalan, tapi tempatnya rahasia dan jangan lupa berdandan yang cantik" bisikan Guanlin sukses membuat Jihoon blushing. Lagi.

Entah berapa kali Jihoon blushing hari ini, Jihoon tidak tau. Tapi didalam hatinya ia sangat senang Guanlin melakukan itu kepadanya, ia merasa bahagia. Padahal tadi baru saja ia menangis karena Guanlin dan sekarang?. Guanlin pula yang membuatnya bahagia.

"GUANLIIIN aku itu tampan, aku itu namja" rengek Jihoon tidak terima.

"Mana ada namja punya kamar warna pink, boneka banyak, dan makan coklat belepotan hm?" goda Guanlin sambil mengangkat satu alisnya

"Iㅡitu kaㅡkan ishh tau ah kesel. Mau tidur keluar sana" Jihoon langsung membelakangi Guanlin tak lupa ia memejamkan matanya.

"Iya iya jangan ngambek sayang nanti cepet tua" goda Guanlin lagi dan membuat Jihoon melihatnya sebentar dan memberikannya tatapan tajam.

"Keluar"

"Nggak"

"Keluar"

"Nggak mau"

"Jiun bilang keluar ya keluar"

"Kalau aku nggak mau gimana?"

"Ishh Jiun mau tidur, Jiun nggak bisa tidur kalau ada Alin" Jihoon keceplosan.

"Apa Jihoon? Kau manggil aku apa tadi? Alin?"

"Nggak, salah dengar kamu" jawab Jihoon cuek padahal jantungnya sedang menari didalam sana.

Guanlin sekarang sangat senang. Tadi.
Jihoon memanggilnya Alin. Jihoon. Memanggilnya. Alin. ALIN.

"Nggak Jihoon, kamu manggil aku Alin tadi"

"Nggak, kapan?"

"Tadi"

"Oh iya?"

"Iya"

"Masa"

"Kamu kok gitu?"

"Emangnya aku kayak gimana?"

"Bilang aja kalau kamu manggil aku Alin tadi"

"Emang iya?"

"Iya"

"Jadi?"

"Kamu manggil aku Alin kan?"

"Nggak"

"Serah kamu deh" Guanlin akhirnya menyerah.

"Ciaaaaa yang ngambek" sekarang Jihoon yang menggoda Guanlin.

"Ngga tuh" Guanlin cuek.

"Lalu itu kenapa?"Guanlin langsung mengangkan satu alisnya dan mendekat ke Jihoon.

"Emang aku kenapa?"tanya Guanlin senyum dan membuat Jihoon blushing.

"Kaㅡkamu kㅡkamu ngㅡngambek tadi" Jihoon tidak tau kenapa bisa ia gagap seperti ini.

"Hm?" suara Guanlin membuat Jihoon semakin gagap salah tingkah.

Guanlin pun semakin dekat kearah Jihoon, sampai sebuah suara menghentikan aksinya.

TBC

Aku semangat ngetiknya kalau kalian banyak yang comment.

072318

My Possessive Alin [PANWINK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang