Chapter 39

585 57 19
                                    

Typo as always.

Ah iya, kalian mau aku double up gak?

Mau ya?

Mau dooong

Makanya banyak vomment! Awas aja kalo ga banyak. Ku bom rumahnya kalian.g





Jihoon berjalan malas menyusuri koridor sekolahnya. Entah kenapa sahabatnya semua sepertinya sedang sepakat untuk tidak sekolah hari ini. Membuat Jihoon kesepian saja.

'Kalau tau begini aku ikut tidak sekolah saja!'

Jihoon berjalan malas menuju kantin, tidak dipungkiri bahwa sebenarnya ia sedang lapar sekarang.

"Bibi, tolong roti melonnya dua dan airnya satu ya" ujarnya lalu membayar rotinya dan pergi dari sana.

Sekarang tujuan Jihoon adalah perpustakaan. Tempat sepi dan tenang. Tempatnya bisa santai sambil membaca novel keluaran terbaru yang kemarin ia beli.

Baru saja Jihoon membuka novelnya, ponsel pintarnya itu berbunyi. Menampilkan nama "Guan" disana. Lantas ia segera keluar perpustakaan lalu mengangkat telpon dari sang kekasih.

"Dimana?"

Selalu, dari awal ia menjalani hubungan dengan Guanlin sampai sekarang, selalu saja pria itu to the point. Tidak ada basa basi dulu di setiap perkataan yang keluar di bibir pria itu.

"Hng? Aku di perpustakaan, kenapa?"

"Tunggu aku"

"Guan tunggㅡ"

Tutt tutt

Oke. Ini adalah salah satu sifat Guanlin yang Jihoon tak terlalu suka. Sangat suka memotong ucapan orang dan tak pernah mendengarkan ucapan orang. Selalu saja keras kepala dan tak mau dibantah. Tipikal seorang Lai Guanlin memang.

Jihoon berjalan masuk ke perpustakaan, malas menunggu Guanlin yang menyebalkan itu. Biarkan saja pria itu mencarinya, Jihoon kesal dengannya.

Jihoon berjalan mengitari lemari lemari buku itu dengan tangannya yang bergerak mengikuti langkahnya yang berjalan. Melihat lihat deretan novel yang menarik baginya untuk dibaca.

"Park Jihoon!"

Jihoon menoleh sesaat untuk melihat orang yang memanggilnya lalu kembali memilih milih novel yang ingin ia pinjam.

"Ayo makan"

Jihoon menggeleng pelan. "Jihoon sudah makan" bisiknya pelan sambil mengambil salah satu novel berwarna merah marun dengan senyuman manisnya.

"Aku tidak mau makan sendiri" ujarnya masih dengan suara yang pelan.

Jihoon mencebik pelan lalu menatap Guanlin kesal. "Guan bisa mengajak Lucas atau Woojin, Jihoon mau membaca dulu"

"Aku tidak mau. Aku mau kau, yang makan bersamaku" Jihoon mengehela nafas pelan.

Kadang Guanlin suka bersifat layaknya dulu saat mereka awal awal berpacaran. Sifatnya yang pemaksa, datar, dan dingin. Jarang sekali pria itu bersikap manis dan romantis.

"Tunggu Jihoon diluar" Guanlin mengangguk pelan lalu pergi keluar dari sana.

Sedangkan Jihoon segera mengambil kedua roti dan botol minumnya lalu pergi meminjam buku.

Setelah meminjam buku, Jihoon menghampiri Guanlin lalu memberinya botol minum yang ia pegang, membuat Guanlin mengernyit heran.

"Pegangkan, tangan Jihoon cuma dua"

My Possessive Alin [PANWINK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang