Chapter 8

2.4K 278 9
                                    

"Lin kau mau pergi kekelas Jihoon?" tanya Hyunjin dan hanya dibalas deheman dari Guanlin.

"Sudah jadi bucin Guanlin, tunggu aja Guanlin yang diam akan hilang dan Guanlin yang riang akan kembali" ujar Woojin dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari Guanlin.

"Bener tuh, nanti Guanlin kita yang riang bakal kembali. Nggak ada lagi Guanlin yang pendiam, nggak bakal jadi es lagi tapi semua itu tergantikan sama sikap posesifnya yang bakal kembali" Lucas langsung menggandeng Guanlin dan dengann cepat ditepis oleh Guanlin.

"Udah ah berisik kalian semua, aku mau jemput Jiunku, kalian pergi aja duluan ke kantin nanti aku nyusul" Guanlin langsung pergi menuju kelas Jihoon tanpa memperdulikan temannya.

~

"Jihoon kau mau makan apa? Nanti aku belikan di kantin, heheheh tapi pake uang Jiun dulu ya, masalahnya uang jajan Seobi habis di beliin liptint"

"Makanya jangan make liptint terus, liat tuh bibir merah sekali seperti perempuan" cerewet Jihoon dan langsung mendapatkan semprotan dari Hyungseob.

"Ngaca Ji, kau saja suka minta rekomendasi liptint sama Somi, bibirmu juga pink sekali,  tidak sadar apa kalau liptintmu lebih tebal dari pada aku"

"Serah ah. Sudah sana kekelas Somi, sudah nunggu dia tuh kamu jemput, aku udah ada minum kok jadi tidak usah beliin"

"Iya iya, aku pergi ya jangan rindu Mama ya nak ㅋㅋㅋㅋ" Hyungseob langsung lari menuju kelas Somi dan Daehwi dan tidak lama kemudian Guanlin sudah masuk kekelas Jihoon.

"Ngapain datang kesini, Jiun bawa bekal nggak kekantin" ucap Jihoon cuek ke Guanlin. Bahkan menoleh ke Guanlin pun tidak

"Aku juga nggak kekantin kok, datang kesini mau ajak kamu ke suatu tempat yang bagus" kata kata Guanlin sukses membuat Jihoon tertarik, bahkan Jihoon sempat melirik ke Guanlin.

"Kemana? Kalau nggak penting Jiun mau makan" baru saja Jihoon mau memakan sandwichnya Guanlin dengan cepat menahan tangannya dan menaruh kembali sandwich tersebut.

"Aku ajak kamu untuk makan disana" tanpa menunggu jawaban Jihoon, Guanlin langsung menarik tangannya dan membawanya kesuatu tempat tak lupa juga ia membawa bekal Jihoon.

Jihoon yang diperlakukan seperti itu hanya diam melamun. Sudah setengah jalan untuk sampai ketempat yang mereka tuju, Jihoon langsung memberontak dan melepaskan genggaman tangannya dengan Guanlin.

"Jiun nggak mau ikut" Jihoon langsung meninggalkan Guanlin. Tapi baru saja beberapa langkah ia sudah ditahan Guanlin. Guanlin langsung menariknya mendekat dan kesempatan tersebut ia ambil untuk mencium pipi Jihoon tak lupa ia juga langsung senyum manis yang tak pernah ia perlihatkan ke orang lain.

Chup

Jihoon langsung diam dan tak bergerak, ia blushing. Siapa yang tidak malu jika dicium ditengah keramaian dan tiba tiba menjadi pusat perhatian.

'Gila Guanlin, main cium cium Jihoon'

'Baru kali ini liat Guanlin senyum'

'aku dihiananti Guanlin'

'Kyaaaaaa Guanlin tambah ganteng kalau kek gitu'

'Dedek disini abang bukan disana'

'Jihoon yang dicium aku yang ambyar'

' Jihoon blushing'

'Jihoon kiyowo kalau blushing'

Jihoon terlihat risih dan takut ia menjadi pusat perhatian. Sudah berbulan bulan rasa ini menghilang dan sekarang rasa itu kembali lagi, tiba tiba ia merasa pusing yang sangat menggangu. Ia langsung keringat dingin, panik dan pikiran itu kembali lagi. Jika seperti ini terus, rasa itu akan tambah menyakiti Jihoon dan bisa membuat Jihoon menyakiti orang lain.

"Hey Jihoon jangan melamun, ayo kita pergi" baru saja Guanlin mau memegang tangan Jihoon lagi, Jihoon langsung pergi berlari menuju kelasnya bermaksud mencari Hyungseob.

Ia tak sadar sedari tadi air matanya menetes karena pirikran itu kembali lagi. Ia harus mencari Hyungseob sebelum rasa itu semakin menyakiti Jihoon dan membuatnya menyakiti orang lain. Cukup saja sahabatnya waktu itu ia sakiti jangan orang lain lagi. Hanya Hyungseob yang tau bagaimana cara menghilangkan rasa yang kembali tersebut.

Saat sudah sampai dikelasnya, Jihoon dengan cepat mencari Hyungseob. Hyungseob yang melihat Jihoon yang keringatnya bercucuran dan wajah yang sangat panik dan air matanya yang tak berhenti mengalir.

Seolah tau keadaan Jihoon, Hyungseob segera berlari ke Jihoon dan memeluknya erat dan mengucapkan kata kata penenang.

Saat dirasa Jihoon sudah mulai tenang, Hyungseob dengan cepat mencari tas Jihoon dan mengambil sebuah obat.

Dengan cepat ia pergi mengantar Jihoon ke UKS dan membaringkan Jihoon dikasur yang sudah disediakan, tak lupa membatu Jihoon meminum obatnya.

"Seobb, Jiun mau pulangㅡhiks, mauㅡhiks sama Bunda" rengek Jihoon.

"Tunggu sebentar. Aku suruh Somi ambil tasmu dan Daehwi yang izinin "

Tidak lama kemudian Somi dan Daehwi datang dengan Somi yang memegang tas Jihoon.

"Nih tasmu. Aku juga udah izinin jadi kau udah boleh pulang dan kalau Hyungseob, kau hanya boleh antar Jihoon dan kalau Jihoon udah sampe dirumah kau harus kembali kesekolah, maaf cuma itu yang aku bisa lakuin" Somi langsung menunduk, ia tau ia tidak bisa melakukan apa apa.

"Sudah sudah, Jihoon juga nggak terlalu parah kok, yang penting kalian ada membantu itu aja sudah cukup, udah ya kita pergi dulu" Hyungseob langsung membantu Jihoon berdiri

"Urusan Guanlin, nanti kita datangi dia saja" bisik Hyungseob ke Somi dan Daehwi tentunya tanpa didengar Jihoon, dan langsung mendapatkan anggukan semangat dari Daehwi dan Somi.

"Udah ye kita pergi dulu by"

"Dahh"

~

TBC

210718

My Possessive Alin [PANWINK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang