Chapter 24

1.2K 162 25
                                    


Keep Vomment kawand kawand, up chap selanjutnya tergantung respon kalian:)

Banyak taipo!

Jangan pelit vote, gratis kok;3

~

"Apa kau tak berinat memiliki kekasih?" Tanya Woojin dan langsung dihadiahi tatapan intens oleh Hyunjin.

"Tak penting bagiku," ucapnya lalau kembali bermain ponsel.

"Lalu bagaimana denganmu Cas? Kau masih menunggu Mina?" Merasa namanya dipanggil, Lucas menoleh kearah Woojin sebentar lalu kembali memainkan game diponselnya.

"Aku melihat Mina berbincang ria dengan Taehyung. Kupikir sudah waktunya aku tak memperjuangkannya lagi" tukasnya.

"Aku pergi" Guanlin yang sedari tadi berbaring diranjang Lucas akhirnya bangkit dan keluar kamar.

Setelah mengantar Jihoon pulang, ia langsung menuju rumah Lucas karena ketiga temannya juga berada disana. Tetapi saat mendengar perkataan Lucas, ia tak mood dalam apa apa lagi sehingga memilih pulang

Guanlin mengendarai mobilnya menuju kemansion mewah, dan itu adalah rumahnya. Setelah memarkirkan mobilnya, ia segera masuk rumah dan berjalan menuju kamarnya tanpa memeperdulikan ucapan sang Ibu yang memanggilnya.

Bruk

Guanlin menghempaskan dirinya diranjang miliknya, ia kembali mengingat apa yang ia lakukan pada Jihoon tadi. Seulas senyum tipis tertampang diwajah tampannya saat mengingat wajah merona Jihoon.

Flashback

"Kau tak pergi begitu saja sayang, kau masih memiliki sebuah hutang padaku" ujar Guanlin dingin tanpa melihat sedikitpun kearah Jihoon.

"J-jiun t-tidak bawa u-uang" kata Jihoon polos.

Guanlin menyeringai mendengarnya, lihatlah betapa polosnya kekasihnya ini.

Guanlin menarik tangan kanan Jihoon agar lebih mendekat kepadanya lalu ia menaruh tangan kanan Jihoon dipundaknya. Melihat Guanlin menaruh tangannya di pundaknya, ia sontak menarik tangannya tetapi dicekal oleh Guanlin.

"Ssst, jangan panik. Aku tak akan memakanmu Ji, tapi mungkin nanti. Disaat kau sudah menjadi hakku sepenuhnya"

Jihoon terkesiap mendenganya, perkataan Guanlin terlalu manis untuk dianggap gombalan, tetapi terlalu mengerikan jika diperhatikan kembali.

"Aㅡalin mau aㅡapa?" tanyanya gugup.

"Aku hanya ingin memperhatikan milikku lebih dekat, apa itu salah?" Guanlin tersenyum senang melihat wajah bersemu Jihoon, anak ini tak pernah membuatnya berhenti bahagia walau hanya berada didekatnya.

Guanlin memajukan badannya yang refleks membuat Jihoon mundur, Jihoon gegalapan dibuatnya. Ia menutup matanya karena tak mau melihat apa yang Guanlin lakukan terhadapnya.

Setelahnya Jihoon merasa sebuah benda kenyal menyentuh bibir manisnya. Yap! Guanlin menciumnya lagi, Jihoon merasakan bibir Guanlin melumat bibir bawahnya lalu yang diatas.

Guanlin menarik pinggang Jihoon agar lebih dekat dengannya, sedangkan Jihoon? ia ragu mau membalas Guanlin atau tidak. Dua detik setelahnya Guanlin merasa bahwa Jihoon ikut melumat bibirnya walau masih amatir.

Guanlin tersenyum disela sela ciuman mereka, lalu menarik tengkuk Jihoon unntuk memperdaam ciuman tersebut.

Saat merasa pasokan udara mulai menipis, Jihoon memukul pelan dada Gunalin dan langsung Guanlin lepaskan ciuman mereka. Guanlin menyapu saliva yang berada di bibir bawah Jihoon dengan ibu jarinya.

My Possessive Alin [PANWINK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang