Bab 24: Gencatan Misi

1.5K 285 4
                                    

Naka sangat antusias menyiapkan sarapan untuk Gastra, meskipun para pelayan sudah memintanya berhenti tetap saja dia menyajikannya penuh kegembiraan. Naka sudah mengira dan menandai kebiasaan Gastra di kepalanya.

Pukul 6 pagi biasanya Gastra sudah siap dan turun ke bawah. Tepat dia memikirkan, Gastra betulan ada di hadapannya. Lelaki itu memakai seragam sekolah lengkap dan memandang Naka aneh sambil melewatinya, Gastra membuka kulkas.

"Hai, Gastra!" sapa Naka sumringah.

Gastra mengabaikannya. "Bi, tolong buatkan saya 1 nasi goreng,"

Dengan bangga Naka menyodorkan nasi goreng yang telah dibikinnya. "Ini, Nana tadi udah bikinin buat Gastra,"

Gastra menaikkan sebelah alis. "Nana?"

"Ah, maaf itu panggilanku di panti asuhan. Maksudku tadi adalah Naka... aku yang membuatnya untukmu,"

"Tidak perlu, kamu makan saja sendiri,"

"Tapi..."

"Saya tidak pernah memakan masakan orang lain. Jika tiba-tiba saya sakit perut karena makananmu tidak cocok dengan perut saya, apakah kamu ingin bertanggungjawab?"

Walau Gastra menolak masakannya, Naka tidak sedih sebab Naka bisa merasakan suasana hati Gastra saat ini sangat baik dan tampaknya lelaki itu juga segar seakan baru saja dilahirkan kembali. Tak hanya itu Gastra juga berbicara dan bertanya padanya, sungguh kemajuan yang tidak pernah Naka pikirkan.

"Tentu saja aku akan bertanggungjawab tapi masalahnya aku nggak mau Gastra terluka dan sakit..."

Gastra sedikit tertegun mendengarnya tapi kemudian dia kembali menguasai dirinya.

"Bi, bikinkan seperti biasa."

"Baik, Den."

Setelahnya Bibi pamit ke dapur, Gastra duduk di mini bar sambil memainkan ponsel, dia sedang mengecek berita harian. Seperti dugaan Naka, Gastra memang sedang mengalami hal baik. Dia terbangun dalam keadaan yang menyenangkan, tidak ada mimpi buruk dan tubuhnya pun terasa ringan.

Melihat Gastra yang kembali cuek, Naka pun menghela napas kemudian dia menarik kursi di meja makan dan menunduk. Sepuluh menit kemudian nasi goreng pesanan Gastra sudah jadi, dia membawanya ke meja makan dan heran melihat Naka yang masih belum menyentuhnya.

"Apa sekarang kamu akan memaksa saya makan 2 piring nasi goreng?"

Naka mengangkat kepala. "Oh, tidak... aku hanya menunggumu. Bagaimana pun juga makan sendirian itu tidak pernah menyenangkan."

Biasanya Gastra akan makan duluan karena Nenek dan Ayah enggan makan bersamanya, jika pun harus itu sangat jarang tapi pagi ini Nenek dan Ayah memang sedang tidak ada, mereka pergi sejak semalam karena ada hal yang harus mereka selesaikan. Nenek menitipkan Naka pada seluruh pelayan agar keinginannya dipenuhi, Ayah juga sudah memberikan perintah pada penjaga agar memperketat keamanan. Pastikan tidak ada orang yang masuk ke rumah.

Gastra tidak memedulikan Naka lagi, dia meminum susu dan menyantap makanan. Tetapi lima suapan dia menjadi sangat risih karena Naka diam saja.

"Kenapa kamu tidak memakan masakanmu?"

Naka menjawab ragu-ragu, dia memainkan jemari tangannya gelisah. "Ak-aku tidak suka pedas,"

Naka's MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang