17. (Perasaan)

12.5K 623 18
                                    

❇❇❇❇❇

       "Keanya gak mau bang! Keanya udah suka sama diri Keanya yang kaya gini. Keanya rasa waktu belum tepat_"

       "Kamu butuh apalagi sih Nya?!. Sahabat? Kezya sama Kania itu sahabat kamu masih beluk cukup juga?!. Abang tuh selau khawatir sama kamu Nya! Kamu tau gak dengan cara kamu kaya gini kamu sama aja nyiksa Abang Nya. Kamu gak taukan gimana khawatir nya Abang saat kamu gak ada didekat Abang dengan penuamaran kaya gini?!. Abang cuma takut kamu kenapa napa Nya. Jadi Abang mohon sekali lagi selesain ini sekarang juga!" Sean keluar dengan membanting pintu ruangan Privasi yang ada disekolah ini.

      "Udah jangan dengerin Sean dia cuma lagi frustasi aja karna selalu mikirin kamu" Keanya mentap Huntter yang duduk disampingnya sambil mengelus puncak kepalanya dengb sayang.

        "Keanya kita nyuruh kamu berubah penampilan kamu secepatnya karna kita khawatir kamu kenapa kenapa saat kita gak ada disekolah atau lagi lengah" Devin menggenggam tangan Keanya dan sesekali mengelus punggung tangannya.

     "Tapi Keanya masih belum mau rubah penampilan seperti biasa, Keanya masih mau jadi Nerd" Ketiga pria yang ada disini menghembuskan nafas kompak.

      "Kamu gak tau Nya, sebelumnya juga ada anak Biayasiswa disini dan dia juga Nerd_"

      "Harris!" Huntter dan Devin kompak menyebutkwn nama Harris dengan tekanan seakan mengintrupsi kalau tidak perlu melanjutkan perkataannya.

      "Kenapa gue cuma mau Keanya itu sadar kalau dengan catanya yang kaya gini itu malah bisa bikin boomerang buat dia"

       "Tapi lo gak usah ungkit ungkit yang udah lalu" Devin menggeram menatap Harris dengan tajam yang kini mentapnya takalah tajam.

       "Kalau Keanya gak dikasih tau gimana dia mau belajar apa yang udah terjadi yang sebenarnya!" Harris meninggikan suaranya dan menatap Devin.

       "Lo gak mikir hah?! Dengan cara lo yang ceritaain kejadian setahun yang lalu itu malah bikin Keanya depresi!"

       "Devin lo gak mikir apa?! Mungkin aja dengan kita ceritain kejadian setahum yang lalu sama Keanya itu akan membuat dia mikir kalau jadi Nerd itu bukan pilihannya yang terbaik!"

        "Kenapa kalian jadi berantem sih?!"  Mendengar ucapan Keanya, Harris dan Devin membuang muka masing masing,

       Brak...

      Huntter menghela nafasnya panjang kini diruangan privasi yang bisa memilikinya hanya beberapa orang tinggal ia dan Keana yang sedang memejamkan matanya sambil memyenderkan kepalanya pada sofa yang kereka duduki.

       Belaian halus di puncak kepala Keanya membuatnya berangsur angsur lebih tenang dibanding tadi yang sempat berdebat dengan ketiga saudara kesayangannya.

     Huntter tau memang sulit mendapatkan teman yang tulus menyayangimu dan mencintai kita dengan tulus, karna ia pernah merasakannya. Sakit dirasakan saat orang yang kita percaya malah menghianati kita hanya karna sebuah harta dan kepopuleran. Huntter sangat tau betapa Keanya ingin mempunyai teman yang tulus bertemen dengannya tanpa ingin memanfaatkannya.

      Keanya kemejamkan matanya dengan fikiran yang masih berkelana kemana mana, perkataan Harris tadi membuatnya penasaran. Kenapa Devin begitu marah jika Harris memberi tahu kejadian setahun yang lalu. Kejadian seperti apa yang ditutupi oleh Abang-Abangnya, semengerikan apa yang membuat Devin begitu melarang keras menceritakannya. Keanya yakin iti semua ada sangkut pautnya dengan latar belakang Biayasiswa ataupun Nerd. Jika memang benar apa asumsinya saat ini boleh dibenarkan. Entahlah ia hanya masih bisa menerka nerka apa yang sebenarnya terjadi.

FAKE NERD✓ [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang