21. (Rapat Osis)

11.5K 512 2
                                    

.
.
.

❇❇❇❇❇

Hening.
Canggung.

    Kedua perasaan kini menjalar pada mereka semua terlebih Keanya karna ia mengenal semuanya. Tidak dapat dipungikir menjadi wanita satu satunya diantara ketiga pria yang kini duduk disatu meja yang ada di stand Bazar.
    Lima belas menit berlalu dan mereka terselimuti dengan ieheningan tanpa ada satupundari mereka yang memulai terlebih dahulu pbicaraan wtau memang bingung untuk mencairkan suasana disini.

      "Huft, sumpah gak enak diem dieman kaya gini kita gak ngelakuin apapun, lebih baik kita jalan jalan sekitar sini" Semuanya tersenyum dan menggukan kepalanya menyetujui ucapan Keano.

      "Yaudah kita keliling sini biar gak terlalu bosen juga" Febriano menggenggam tangan Keanya dan mengajak yang lainnya juga berkelilin.

     Keano tersenyum samar dan jelas ada sirat tidak suka saat Febriano menggenggam tangan Keanya padahal dulu ia yang sering menggenggam tangan itu saat kemanapun mereka pergi tapi sekarang ia bahkan hanya bisa melihatnya digenggam oleh orang lain bukan lagi dirinya. Dika menepuk bahu Keano ia tau bagaimana rasanya saat melihat orang yang dicintainya sudah memiliki orang lain, tapi tunggu Febriano tidak pernah cerita kalau ia memiliki kekasih dan itu adik Sean dan Devin.

   'Ada yang aneh? Entah kenapa gue juga merasa gak suka sama pemikiran gue kalau Febriano dan Keanya itu sepasang kekasih?'. Dika menggelengkan kepalanya dan berjalan menyusul ketiganya yang sudah mendahuluinya.

       ❇❇❇❇❇

     "Permisi Bu Riska boleh bicara dengan Kania dan Keanya?" Guru bahasa inggris menghentikan monolognya ketika Dika meminta Ijin untuk memanggil Kania dan Keanya.

      "Kania Keanya kalian saya ijinkan keluar. Akan tetapi kalian harus mempelajari materi ini dengan yang lainnya juga" Kania dan Keanya mengguk kompak dan permisi untuk meninggalkan kelas.

       "Kenapa Ka manggil kita tiba tiba?" Kania yang memang memiliki rasa penasaran lebih besar dibanding Keanya.

      "Gue baru tau kalau lo berdua belum masuk grup Osis dan itu buat gue susah gimana bilang tentang rapat Osis kali ini. Jadi setelah ini kasih Nomor kalian ke Frada" Kania menggukan kepalanya dan tidak banyak bertanya lagi karna ia tahu Dika bukan orang yang asik diajak bicara, sukur sukur Dika mau menjawab pertanyaan Kania dengan panjang tidak singkat singkat yang membuat Kania ingin menelan Dika hidup hidup.

      Semuanya sudah berkumpul Dika duduk didepan dan Kania duduk didepan Frada dan Keanya duduk dekat Osis baru juga sama sepertinya.
     Rapat dimulai dan setelah beberapa menit perkenalan mereka memulai membuat acara tahunan selain Pensi nanti, dan ada beberapa yang menyarankan untuk pergi kebeberapa tempat. Contohnya ke Joogja, Bandung, dan perkemahan karna semuanya saran yang bagus jadi mereka lebih memilih untuk melakukan Voting agar lebih adil dan tidak ada pihak yang dirugikan.

      "Oke jadi ini kertas terakhir dan ini menentukan kita akan kemana, karna saat ini semuanya seimbang" Kania membuka kertas yang terakhir dan terseyum senang.

      "Yes kemping!" Keanya meringis melihat tingkah Kania yang seperti anak kecil yang berhasil mendapatkan yang ia inginkan.

     Kania merasa semuanya menatapnya aneh dan saat ia membuka matanya benar saja semuanya menatapnya dengan tatapan aneh dan ingin tertawa. Kania menggigit bibirnya pelan dan meringis saat menyadarinya kelakuannya seperti anak kecil. Kania menggaruk tengkuluknya gatal dan membungkukan badanya sambil meminta maaf atas kelakuannya yang aneh.

FAKE NERD✓ [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang