Kebenaran akan terungkap seiring waktu berjalan, dan tanpa bisa dicegah.
.
.
.
.❇❇❇❇❇❇❇
Sean dengan telitinya memberikan obat merah untuk beberapa luka goresan yang ada di wajah Keanya dengan hati hati, karna sesekali Keanya meringis.
Sementara Devin menatap Keanya dengan tatapan khawatir dan memberikan Keanya air mineral yang ia beli dari kantin. Setelah selesai mengobati luka Keanya Sean mengambil kursi yang ada disampingnya, karna saat mengobati Keanya Sean berdiri."Aduh, sakit" Keanya meringis ketika entah dengan sengaja atau tidak Devin memegang lukanya yang belum kering.
"Bego" Umpat Sean melihat tingkah adik laki lakinya.
"Lo ngapain sih gak ngelawan saat nenek lampir bully lo?" Sean bertanya sambil memegang kedua tangan Keanya sambil mengusapnya lembut.
Keanya mengedarkan pandangannya kesekeliling ruangan UKS, karna sangat banyak orang yang datang ke UKS saat ini karna bukan sakit tapi untuk melihat Sean, Devin, dan juga dirinya dan juga ada dua sepupunya serta Kania dan Kezya
"Gak papa, males" Keanya menjawab singkat ucapan Sean dan melepaskan tangannya yang digenggam Sean.
"Lain kali kalau diapa apain itu ngelawan jangan diem aja!" Keanya hanya menggunakan kepalanya mendengar penuturan Devin.
Sean menarik kerah baju Devin dan menyeretnya keluar karna tau Keanya risih dengan semua tatapan yang menatapnya dengan mata memincing. Ia bukan orang bodoh yang tidak tau kalau orang orang menatap adiknya dengan dingin.
"EH!, BANG LO KENAPA SIH?!, BISA GAK USAH NARIK NARIK BAJU GUE JUGA KALI" Keanya ingin tertawa melihat Devin tersiksa sambil berteriak meminta Sean melepaskannya. Akan tetapi ia tahan mana mungkin ia akan tertawa saat ini.
"Anya lo ngak apa apakan?" Kania menghampirinya setelah Sean sudah tidak terlihat lagi dan kedua sepupunya juga sudah pergi mungkin mengikuti kedua Abangnya.
"Aku gak papa ko, cuma masih ada nyeri nyeri sedikit" Keanya menjawab sambil terseyum.
"Ya udah lo mau pulang gak? Ini udah lewat 43 menit dari jam pulang" Keanya menggukan kepalanya menjawan pertanyaan Kezya dan turun dari Brankar UKS
❇❇❇❇❇❇❇
Mobil Zenvo ST1 Terpakir rapih disamping enam mobil lainnya yang ada di perkarangan Mansion dengan disain Luxury. Mansion berwarna putih gading dengan tiga lantai diatas permukaan tanah dan dua lantai bawah tanah menambah kesan mewah dengan rumah ini, taman dengan rumput rumput yang hijau menambah kesan asri pada salah satu Mansion keluarga Groucious.
Keanya menghentikan langkahnya ketika ingin menaiki tangga Mansion dan memutar arahnya menjadi memasuki Mansion di arah samping ketika matanya tidak sengaja menatap mobil mewah yang asing dirumahnya. Keanya yakin pasti ada seseorang yang mengunjungi Mansionnya kali ini.
Keanya menghela nafaanya panjang dan berjalan hati hati melewati samping Mansion megah ini.
"Heh lo! Mau maling ya?!"
'Shit!'
Keanya mengumpat dalam hati berniat ingin menghindari sepupunya malah dipertemukan dengan keadaan ia mengendap endap seperti maling, dan tubuhnya menegang semakin meyakinkan kalau ia sangat terkejut dengan teriakan mungkin salah satu sepupunya.
Keanya dapat mendengar langkah seseorang yang semakin mendekat kearahnya dan sontak saja Keanya terlonjak saat tangan menyentuh bahunya dan memutar tubuhnya sampai menghadap orang tersebut.Harris membelakan matanya melihat wanita yang ia ingiat tadi dibully dan Sean yang mengobatinya. Iya benarkan?.
"Heh! Ngapain lo kesini?. Jangan bilang lo mau mencuri disini? Dan kenapa lo bisa masuk? Perasaan banyak security disini kayanya gak mungkin lo masuk dengan mudah kan? Ngaku ngapain lo disini" Keanya hanya diam dan memasang muka datar medengar sepupunya sekarang menjadi lebih cerewet dibanding sebelumnya.
"Heh! Malah diem aja lagi, ayok ikut gue ketemu sama Uncle Aston biar lo dihukum, main masuk rumah orang sembarangan" Keanya menghela nafas kasar dan mengikuti Harris yang menariknya dengan tergesa gesa seakan akan ia akan kabur dari sini.
" Uncle! Uncle!" Harris membawa Keanya sambil berteriak teriak sambil memgang tangannya dengan erat dan itu membuat Keanya meringis kesakitan karna saking eratnya genggaman Harris padanya.
"Ada apa kamu teriak teriak, ini rumah Harris bukan hutan"
"Aduh Papa dari pada ngomel ngomel sama anaknya mendingan omelin dia nih" Harris menunjuk Keanya "Dia diem diem mau nyuri dirumah Uncle"
Seamuanya berkumpul diruang keluarga langsung berdiri dan terseyum. Ruang keluarga yang terkesan sederhana tapi Luxury dengan lampu gantung diatas berwarna putih, warna dinding putih gading dan beberapa corak yang dilengkapi emas asli disetiap pinggiran dan lukisan di beberapa sisi dan sofa berwarna senada dengan dinding menambah kesan sederhana tapi mewah.
"Harris yakin dia mau mencuri dirumah Uncle?" Aston bertanya sambil terseyum.
"Yakin 100% Uncle. Gimana Harris gak curiga dia jalan mengendap endap lewat samping rumah" Harris menjawab dengan manyap.
Devin dan Sean yang baru datang langsung menanyakan apa yang terjadi pada Hunt- Paman mereka sekaligus Papa dari Harris beserta ketiga saudaranya.
Aston hanya terseyum menanghapi pertanyaan keponakannya."Keanya kamu belum ganti baju?" Harris menatap Sean dengan bingung. Dia bilang Keanya? Tapi Harris tidak melihat Keanya dimanapun.
"Nih liat" Harris tidak salah dengarkan? Ia merasakan tangan kirinya terangkat.
Harris menatap gadis didepannya dengan tatapan sulit diartikan "Jadi lo itu..." Harris melihat semuanya mengguk kecuali ketiga saudaranya yang sama sama kaget dengan penampilan Keanya- sepupu mereka.
"Aduh sakit ya Nya?" Buru buru Harris melepaskan genggamannya pada tangan Keanya dan mengusapnya dengan lebut sambil mengucapkan kata maaf berulang ulang kali.
Keanya hanya terseyum dan berjalan menuju kekamarnya untuk berganti baju.❇❇❇❇❇❇❇
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE NERD✓ [BELUM REVISI]
Teen Fiction"Jika aku membuka topengku apa kalian akan tetap sama?" ------ Fake Nerd. Dimana seseorang bukanlah seperti yang orang lihat sebelumnya, dan semuanya berbeda. Kekecewaan, pengkhianat, dan ketulusan adalah faktor utama akan adanya perubahan...