Terkadang rasa empati dalam raga bisa membuat kita memikirkan ulang akan Kosekuensi yang akan didapat. Walaupun Hati dan Fikiran saling bertentangan.
.
.
.❇❇❇❇❇❇
Buku tebal bertuliskan Fisika ditutup rapat saat seorang guru baru saja menyelesaikan penjelasan materi kali ini berakhir dengan tugas yang dibuat dengan kelompok dan kelompok Keanya beranggotakan lima orang. Termasuk Kania dan Kezya dan kedua orang yang memang terpaksa harus berada dikelompokya.
Kegaduhan mengiringi seiring bel pertanda istirahat pertama berbunyi dan sebagian besar berhamburan keluar untuk kekantin menutup rasa lapar yang sudah ada sejak tadi, ataupun hanya sekedar mengobrol dengan sesama.
Keanya yang sejak tadi mencatat dan mendengarkan guru Fisiki bermolog membereskan alat alatnya dengan rapih dan mengikuti kedua temannya yang menagajaknya untuk kekantin. Sebenarnya Keanya sangat malas untuk kekantin tapi ancaman kedua temannya berhasil membuahkan hasil. 'Lo gak kekantin kita gak kerja sama sekelompok'. Mana kala ucapan ancaman terdengar Keanya hanya pasrah menuruti kedua temannya.
"Kali ini lo yang nyari tempat, Nya. Gue gak mau lo bawa makanan atau minuman dan berakhir kaya kemarin. Masih untung kemarin Ka Sean gak marah, sekarang biar gue sama Kezya aja yang beli makanan" Setelah menyebutkan pesananya Keanya mengerdarkan pandangannya pada keseluruh penjuru kantin.
Ramai.
Suasana yang menggambarkan keadaan saat ini, begitu banyak murid murid yang berlalu lalang dan mencari cari tempat hanya sekedar untuk makan ataupun mengobrol.
Keanya segera menghampiri meja yang berada dekat pembatas pagar dan dapat melihat pemandangan taman dari kantin di lantai dua tiga ini.
"Heh Nerd! Ini tempat gue dan lo cari tempat yang lain aja" Kala suara bentakan itu terdengar dan ada lima orang siswi yang langsung duduk ditempat yang menjadi tujuan Keanya sebelumnya.
"Maaf tapi ini aku duluan yang sampai" Sebisa mungkin Keanya menjawabnya dengan tatakrama dan sopan tapi yang ia dapatkan tatapan mengjina dan mentapnya seolah olah ia ini kuman.
"Gue gak perduli, dan yang terpenting ini tempat gue bukan lo!, Dasar Nerd!" Hampir saja Keanya terjatuh kebelakang sebelum ada seseorang yang menahannya.
"Bisa gak usah main kekerasan?" Devin datang pada saat yang tepat dan begitupula dengan Sean, Keempat temannya hanya memperhatikan dengan seksama tanpa ada berniat untuk ikut campur.
Begitupun dengan Kania dan Kezya yang baru saja selesai memesan makanan untuk mereka makan siang kali ini.
"Kalo kalian kaya gini bisa aja gue bilang sama BK dan gue yakin lo akan dapat sangksi, seharusnya kalian jangan melihat dari sisi siapa itu dia kalau gak tau kebenaranya" Selepas mengatakannya Devin menarik tangan Keanya untuk mengikutinya duduk dimeja kantin yang memang dikosongkan khusus untuknya dan teman temannya.
Kezya segera mengikuti dan begitupula dengan Kania yang sebenarnya masih bingun dengan ini semua tapi tanpa banyak berbicara mereka duduk dibangku satu meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE NERD✓ [BELUM REVISI]
Teen Fiction"Jika aku membuka topengku apa kalian akan tetap sama?" ------ Fake Nerd. Dimana seseorang bukanlah seperti yang orang lihat sebelumnya, dan semuanya berbeda. Kekecewaan, pengkhianat, dan ketulusan adalah faktor utama akan adanya perubahan...