Jika yang terderdekat saja masih belum bisa melihat sebenarnya, lantas bagaimana orang lain melihat?.
.
.
.
.❇❇❇❇❇❇❇❇❇❇❇
Sang surya mulai menampakan cahayanya sedikit demi sedikit menyinari bumi dari gelapnya dunia malam. Keanya saat ini masih merapikan rambutnya yang panjang sepinggang untuk dijadikannya kuncir kuda.
"Pagi Pah, Mah, Bang," Sapa Keanya ketika melihat semua sudha berkumpul dimeja makan.
'Blur'
"Uhuk.... Uhuk..."
Sean mengambil tisu yang ada disampingnya dan mengelap mukanya dengan kasar yang terkena semburan Devin.
"Lo apa-apaan sih?!" Tanya Sean sambil menatap tajam menatap Devin yang menyemburkan air dari dalam mulutnya.
"Lo gak lagi sakit kan, Nya?" Tanya Devin yang mengabaikan Sean yang kini semakin emosi.
"Ya enggak lah," Jawab Keanya sambil memutar bola matanya malas dan mencium pipi kedua orang tuanya beserta Sean dan Devin.
"Jadi Nerd gak harus kaya gini juga kan?" Tanya Devin lagi.
"Iya Bang, tapi coba kalau gue gak nyamar? Mana bisa berjalan lancar? percuma mereka juga udah pada tau gue siapa kalau gak nyamar," Jawab Keanya sambil duduk dimeja makan.
Aston menghela nafas panjang dan menatap putri semata wayangnya dengan pasrah, sambil bertanya dengan suara pelan, "Kamu memeng gak berniat menyandang nama Grocious dinama belakang kamu, Keanya?"
"Bukan gitu Pa, Keanya malah seneng punya keluarga yang masih sayang dan sempetin waktu luang buat Keanya dan kedua Abanh yang sayang sama Keanya. Tapi ini cuma buat pelengkap, istilahnya sih gini Pa, gak lengkap masakan gak pake micin atau garam."
Devin memutar bola matanya malas mendengar penjelasan Adiknya yang manja. "Dasar generasi micin sama garem." Walaupun suara Devin hampir mirip seperti bisikan, akan tetapi Keanya masih bisa mendengarnya dengan jelas karna ia duduk disamping Devin.
"Aish!" Devin meringis saat merasakan tulang keringnya ditendang dan mentap Keanya dengan sengit, yang ditatapnya hanya memakan makananya dengan tenang tanpa merasa bersalah sedikitpun.
Dua puluh menit berlalu mereka selesai sarapan pagi, Aston dan yang lainnya duduk diruang keluarga untuk berkumpul sebentar sebelum berangkat dan mengerjakan pekerjaan masing masing, lagi pula ini masih jam enam lewat lima menit jadi masih ada waktu banyak sebelum melakukan kegiatan selanjutnya. Aston mengajak Keanya duduk disampingnya dan merangkul putri bungsu sekaligus anak gadis satu satunya dikeluarga Grocious. Jadi maklum saja Keanya begitu disayangi oleh seluruh keluarga Grocious karna semua keturunan Grocious tidak ada yang memiliki anak wanita, bahkan Hunt—Kaka Aston sekaligus paman dari Keanya tidak memiliki seorang putri, keempat anaknya adalah anak lelaki, jadi pantas saja kehidupan Keanya seperti layaknya ratu satu satunya didunia.
"Kamu yakin dengan cara seperti ini baik buat kamu?" Sekali lagi Aston menanyakan putrinya agar merubah pikirannya dengan menjadi Nerd sebenarnya Aston tidak rela kalau anak wanita satu satunya harus mengambil keputusan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE NERD✓ [BELUM REVISI]
Teen Fiction"Jika aku membuka topengku apa kalian akan tetap sama?" ------ Fake Nerd. Dimana seseorang bukanlah seperti yang orang lihat sebelumnya, dan semuanya berbeda. Kekecewaan, pengkhianat, dan ketulusan adalah faktor utama akan adanya perubahan...