24. (Perkemahan)

11.6K 566 2
                                    

Jangan plagiat percuma plagiat dosa iya.

Ini hasil pemikiran saya dan atas dasar pengalaman yang pernah dijalani semasa hidup saya.

Dan untuk tante terima kasih sudah menceritakan waktu masa SMA dan jalan jalan keluar negri itu sangat membantu ketika saya menulis cerita.

DON'T COPY MY STORY!!!!!!

PLAGIAT GET OUT!!!!!!!

Typo mention ya


.
.
.
.

❇❇❇❇❇

    "Papa manggil Sean?" Aston menghentikan kegiatannya dan menatap Sean.

    "Siapa yang bully Keanya kali ini?"

    Sean menghembuskan nafas panjang dan duduk disofa ruang kerja Aston. "Alicia dan Anita"

     "Mereka lagi?" Sean menggukan kepalanya.

      "Tapi kali ini Amel gak ikut ikutan" Aston menggukan kepalanya. "Sean janji dalam beberapa hari kedepan Keanya akan menjadi Keanya Michael Grocious bukan si Nerd"

      "Papa percaya sama kamu, Sean. Tapi apa gak masalah kita rencanain ini. Papa hanya takut Keanya marah"

      "Hidup penuh kosekuensi Pah." Sean berjalan kearah pintu keluar dan berhenti menatap Aston dengan tajam. "Bahkan saat Papa memilih untuk menyetujui ide gila Keanya Papa harus sanggup melihat Keanya tersiksa dengan bully yang dia alami" Lanjut Sean dan menutup pintu ruang kerja Aston agak keras.

      Aston tau Sean masih marah kepadanya karna mengijinkan Keanya menjalanjkan ide gilanya tapi sebagai seorang Ayah Aston mana bisa menolak apa keinginan putri tersayangnya.

     Aston menatap hujan yang terus menerus menjatuhkan diri kebumi tanpa mengenal lelah.

      Penyesalam selalu datang diakhir kata yang tepat menggambarkam situasi saat ini.

    Kenapa ia harus menuruti apa perkataan Keanya yang berakhir malah menyakitinya?.

     Kenapa saat itu ia luluh dengan tatapan Keanya yang seakan akan bersedih mengetahui semua melarang idenya.

     Kenapa ia selalu tidak bisa menolak keinginan Keanya.

     Kenapa ia membiarkan Keanya tidak membawa bodyguard.

    Dan hanya kata Kenapa yang selalu Aston sesalkan.

      ❇❇❇❇❇

      "Mah bang Sean sama bang Devin mana?"

      "Mungkin masih dikamar sayang. Kamu minumnya jangan buru buru gitu dong lagi pula masih pagi ini baru jam setengah tujuh"

       "Aduh Mama hari ini Keanya ikut kemping dan abang juga jangan bilang belum bangun?!"

       "Mungkin" Keanya meringis dan berlari menaiki tangga menuju kamar kedua bangnya.

       "BANG SEAN BANGUN" Keanya mengetuk ngetuk pintu kamar Sean dan sesekali berteriak. Tania yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya.

 

     Clek...

      "Hm?"

FAKE NERD✓ [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang