Sebuah foto akan menjadi kenangan bisu, akan adanya hari indah yang pernah dilewatkan bersama.
.
.
.❇❇❇❇❇❇
Tak terasa waktu telah berlalu dengan cepat, kini Matahari telah berganti dengan bulan yang begitu indah dengan adanya ditaburi Bintang Bintang yang tampak taklah indah dari bulan.
Hening, yang terdengar saat ini hanya ada dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring, yang mereka gunakan untuk makan malam. Ruang makan berwarna gold dengan meja berbentuk bundar dan kursi kursi berwarna coklat yang memiliki penyangga punggung yang tinggi dengan lampu gantung yang indah menghiasi makan malam kesebelas keluarga yang menyandang nama Groucious.
"Itu wajah kamu kenapa Keanya?" Hunt bertanya setelah semuanya menyelesaikan makannya dan mandangi wajah Keponakannya dengan teliti.
"Tadi aku gak hati hati jadi terjatuh ditangga" Jawab Keanya singkat dengan menutupi kegugupannya, sebelumnya Keanya tidak pernah berbohong kepada keluarganya, walaupun itu masalahnya besar sekalipun Keanya tidak pernah berbohong ia akan menceritakannya pada keluarganya.
"Kenapa bisa jatuh ditangga? Sean, Devin kalian gak jagain adik kalian dengan benar?! Dimana bodyguard Papa yang Papa suruh jagain kamu?" Keanya menelan salivanya dengan susah payah, jika bodyguard Papanya memberi tahu apa yang terjadi percuma saja ia berbohong kalau gitu.
"Ka Sean sama Bang Devin udah jagain Keanya Pah, dan soal bodyguard Papa Keanya suruh pergi" Keanya menjawabnya dengan jujur kali ini dan dikalimat akhirnya ia kecilkan takut Aston marah kepadanya.
Aston menghela nafas begitu pula dengan Hunt yang memandang Keanya tajam, Keanya semakin gugup jika sudah dipandang seperti itu pada Aston dan Hunt itu tandanya mereka marah atas perbuatan Keanya. "Keanya dengerin Uncle, kalau kamu gak dijaga bodyguard nanti kejadian kaya seperti ini terulang lagi sayang" Keanya mentap Hunt dengan muka memelas.
"Iya Keanya tau, tapi Keanya risih sama kehadiran mereka. Kalian tenang aja kalau ini terjadi lagi, Keanya berhenti jadi Nerd gadungan" Aston memandang Keanya dengan mata memincing tajam.
"Papa gak tau kamu dapet ide ini dari mana Keanya, tapi papa berharap kalau ini cepat berakhir" Tania dan Roselyn hanya menggelengkan kepala heran dengan tingkah Suaminya yang terlalu over terhadap Keanya. Mereka ingin membantah tapi apa yang diucapkan benar. Mereka hanya takut Keanya terluka.
Keanya tidak menjawab dan langsung pamit kedalam kamar karna hari ini ia benar benar lelah dengan permainan kesabaran, ingin rasanya Keanya membalas dendam dengan Alicia tapi dia tetap saja tak bisa dengan penampilan Nerd nya.
❇❇❇❇❇❇❇❇
Baru saja Keanya ingin membaringkan tubuhnya tapi ia urungkan niatnya saat melihat frame foto yang ada di nakas samping tempat tidurnya. Dua remaja yang saling merangkul dan terseyum menghadap kamera.
"Gue gak nyangka, masih simpan foto ini" Keanya berjalan kearah walk in closet. Dan pandangannya tertuju pada kardus sedang. Keanya duduk disalah satu bangku dan mulai membuka selotip yang menepel pada kardus.
Keanya menghela nafas panjang dan mengambil beberapa isi yang ada dikardus tersebut. Pandangannya tertuju pada sebuah alat perekam suara. Seyum kecut muncul diwajahnya. Memang benar apa yang dikatakan orang sangat mudah mencintai tapi sulit melupakannya. Sekuat apapun berusaha akan ada beberapa kenagan yang selalu terpatri dalam banyang banyang. Jika boleh memilih maka akan lebih mudah untuk tidak mengenal yang namanya cinta ataupun yang melibatkan perasaan didalamnya.
Jika sekali terjebak maka akan sulit untuk melepaskannya. Maka jangan biarkan dirimu terjebak terlalu dalam, mengertilah jika ini hanya permainan perasaan.Keanya menaruh perekam suara dan frame foto kedalam kardus dan mengangkatnya. Keanya terkejut begitu membuka lemari ada banyak sekali kado yang ada didalam lemari berukuran sedang. Seingatnya disini hanya ada beberapa kado yang memang ia simpan dan tak berniat membukannya. Mungkin memang tidak ingin mengingat apa yang seharusnya tak perlu diingat.
Keanya kembali membereskan kado kado yang berserakan dan menaruhnya dengan teratur agar terlihat rapih dan menaruh serta kardusnya.Entah sudah keberapa kali Keanya mengela nafas panjang dan menatap nanar semua kotak kotak yang ada didalam lemari, menutupnya dengan pelan tidak lupa menguncinya ia berharap semua itu tidak rusak dan termakan oleh waktu, mungkin bila saatnya tiba ia akan mengeluarkannya dan mengembalikannya dengan pemilik aslinya, karna memang ini bukanlah haknya menerima ini semua, walaupun itu semua tertuju untuknya Keanya Michael Grocious.
❇❇❇❇❇
Warna merah-kemerahan dari sebelah timur perlahan menggantikan warna gelap dari langit malam, pertanda senja kala diwaktu fajar telah terbit kala sinar Matahari menembus celah gorden dibalik kaca sebuah jendela besar. Menyapa sosok wanita yang masih terlelap semakin menenggelamkan wajahnya pada selimut nantebalnya yang nyaman.
Hembusan angin kala menerpa gorden yang semakin membuat suasana dingin dipagi hari. Angin pada pagi hari begitu menyeruak pada tubuh mungil yang masih bergulung dengan mimpi dan selimut hangatnya seakan tidak ingin lepas dengan selimut yang begitu nyaman.
Pintu kamar terbuka menampilkan sesosok wanita paruh baya yang sedang menggelengkan kepalanya melihat pemandangan yang ada didepannya. Dengan langkah anggun yang menampilkan kewibawan akan sosok wanita yang baru berusia empat puluh tiga tahun.
Tirai yang menghalangi cahaya disingkapnya dan wanita yang masih nyaman dengan selimutnya merasa terganggu karna sinar yang menceruak masuk, segera ia membalikan badan dan semakin menenggelamkan dirinya didalam selimut. Tania hanya menggelengkan kepalanya heran dengan sikap Keanya yang malas bangun tidur. Selimut yang menggulung tubuh Keanya didalamnya ditarik secara pelan pelan oleh Tania. Dan membuka tirai satu lagi kini jelas kamar yang luas terang benderang karna kedua sisi jendela dibuka dan tanpa ragu sinar Matahari menerobos masuk.
"Sayang bangun, kamu hari ini masih sekolah jangan coba coba mau bolos, karna alasan masing ngantuk" Tania megusap surai hitam yang sedikit kecoklatan milik keanya dengan kasih sayang.
"Iya lima menit lagi, Mah"
"Lima menit kamu itu satu jam buat yang lain. Udah sana anak perawan gak bagus malas malasan. Cepet mandi dan kita sarapan bersama"
"Hm" Hanya gumaman yang keluar dari mulut Keanya dan Tania langsung mencubit pipi Keanya hinvga sang empunya meringis.
"Sana mandi" Keanya mengguk dan berjalan kearah kamar mandi dengan kangkah yang masih lungai.
♧♧♧♧♧
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE NERD✓ [BELUM REVISI]
Teen Fiction"Jika aku membuka topengku apa kalian akan tetap sama?" ------ Fake Nerd. Dimana seseorang bukanlah seperti yang orang lihat sebelumnya, dan semuanya berbeda. Kekecewaan, pengkhianat, dan ketulusan adalah faktor utama akan adanya perubahan...