INDIGOF CINTA #2

7.3K 374 2
                                    

Ini adalah hari ketiga aku sadarkan diri dari tidur panjang ku. Hari ini aku sudah bisa duduk dan mengerakan sedikit badan ku bahkan aku sudah bisa sedikit demi sedikit berbicara ya meskipun hanya satu atau dua patah kata saja. Hari ini aku tidak melihat nya, entah lah tidak seperti biasa nya dia tidak ada saat aku terbangun.

Tapi tidak berselang lama ku lihat pintu terbuka dan menampakan sesosok wanita dengan dres putih pendek nya yang sangat serasi ia gunakan, dengan postur tinggi tubuh yang kira-kira 163 cm, rambut lurus sepungung dengan sedikit ia bikin ikal di ujung rambut nya, kulit putih bersih tanpa gores, mata hitam indah nya dan sedikit lesung pipi menambah kadar kecantikan nya. Sesaat dia melihat ku dan memberi senyum terbaik nya lalu berjalan menuju ku.

"Kamu sudah bangun ternyata, maaf tadi aku tinggal sebentar soal nya ada sedikit masalah di cafe."

Aku hanya diam saja akan penuturan singkat nya tadi. Dia mulai duduk di kursi yang biasa nya dia tempati saat menunggui ku.

“ Nathan, setelah aku fikir-fikir lagi kamu benar bahwa tidak seharus nya kita bertahan sampai sejauh ini. Kamu benar Nathan, buat apa kita bersama jika tidak di dasari cinta".ucap nya sambil memutar-mutar cincin yang dia gunakan di jari manis nya itu dan berusaha membendung air mata nya yang ingin keluar.

Aku hanya diam saja atas penuturan singkat nya tadi, pasal nya aku pun tidak tau harus menjawab apa. Aku lihat marsya mulai menangis. Aku sebenar nya tak tega melihat nya menangis tersedu-sedu seperti sekarang, tapi apa boleh buat aku ini bukan siapa-siapa untuk marsya bahkan aku tidak mengenal nya sebelum nya. Karena dalam kisah ini bukan aku yang memulai nya tapi dia manusia sialan yang bernama Nathan Ardira kenzo, dia yang sebenar nya yang harus bertangung jawab dalam kisah yang dia buat sendiri ini bukan aku, tapi apalah daya ku aku sudah terjebak dalam raga manusia gay ini.

Iya benar, Nathan adalah seorang gay. Andai saja jiwa ku tidak terjebak di raga sialan ini pasti semua nya tidak akan menjadi serumit ini.

Flashback

Aku lihat dia Nathan sedang berjalan menghampiri ku dengan sedikit senyum di bibir nya. Menurut ku dia tidak jelek atau pun lembek seperti para gay di luaran sana tapi malah sebalik nya dia mempunyai tinggi badan yang terbilang tinggi yang kira-kira 178 cm, badan tegap berisi dengan perut kotak-kotak nya itu mungkin, kulit putih bersih dan dengan potongan rambut mohak rapi nya itu, tidak ada yang mencurigakan bahwa dia gay, bahkan aku yakin Marsya saja mungkin tidak tau bahwa suami tercinta nya ini seorang gay.

“Andra kamu harus tau satu hal tentang alasan aku menyerahkan marsya kepada mu ?".

"Kamu tau, jauh sebelum aku menikah dengan Marsya aku sudah terlebih dahulu menjalin kasih dengan seseorang, aku sangat mencintai nya bahkan hubungan ku dengan nya sudah sangat serius tapi sayang hubungan ku di tentang Ayah ku, ayah ku tidak pernah mau mengakui bahwa aku seorang gay bahkan dia mengancam akan membunuh kekasih ku jika aku masih berhubungan dengan nya, dan naas nya lagi hari dimana aku menikah dengan marsya hari itu juga kekasihku di temukan tewas di aparteman nya." ucap nya sambil menatap serius pada ku.

“Apa maksud kamu Nathan aku sunguh tidak mengerti ?".

Aku berucap sambil mengeleng-gelengkan kepala ku.

“Kamu bukan anak kecil lagi Andra aku tau kamu paham maksud ku, bahkan aku juga mengetahui semua tentang mu. Tentang mu yang mencintai sahabat mu sendiri tapi kamu tidak berani mengungkap nya karena kalian sama-sama wanita bukan. Aku juga tau kamu pernah berdoa kepada Tuhan jika diberi kesempatan kedua kamu ingin hidup lagi dan menjadi laki-laki seutuh nya, bukan menjadi laki-laki jadi-jadia seperti sekarang."

Aku membelalak kan mata ku atas penuturan Nathan tadi, memang benar aku adalah seorang lesbian, menjijikan yang tidak tau diri.

“Maka dari itu Andra tolong jaga Marsya dan gantikan posisi ku menjadi suami terbaik untuk nya yang tidak pernah dia dapat dari ku. Aku yakin suatu saat nanti kamu akan mencintai Marsya seperti kamu mencintai hidup mu sendiri."

Normal

“Nathan besok setelah kamu keluar dari rumah sakit aku akan menandatangani surat cerai yang kamu berikan dulu pada ku."

Sontak saja aku langsung melihat Marsya yang masih sesengukan itu dan langsung mengengam tangan kanan nya yang masih setia memutar-mutar cincin di jari manis nya itu,sontak dia langsung menatap ku tepat di kedua manik mata ku. Aku mengeleng-gelengkan kepalaku dan berkata

“Kamu tidak harus melakukan itu Marsya."



Bersambung..........

INDIGOF CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang