INDIGOF CINTA #36

4.8K 189 33
                                    

Ini part Extra. Sekali lagi saya mau ucapin terimakasih buat para pembaca setia Indigof cinta. Saya rasa banyak tulisan saya yang bertebaran taypo atau gak jelas mohon di maklumi karna saya juga manusia.

Dan saya tegaskan sekali lagi ini bukan murni dari imajinasi saya sendiri atau pemikiran saya sendiri. Banyak dari berbagai sumber di luar sana saya ambil jadi jika ada banyak kesamaan dan kemiripan itu hal yang lumrah, tolong mengerti dan paham.

Saya juga tidak tau ini akhir atau awal. Biar gak pada penasaran mending baca sendiri yap...... hahhaha.

Selamat membaca ..........😊😀

... ~ ¢ ¢ ~...

Sorot cahaya matahari memaksa masuk melalui celah jendela kamar , dua insan masih meringkuk berpelukan dibawah selimut tebal. Nathan membuka mata yang perlahan saat cahaya matahari jatuh tepat diatas kelopak matanya.

Mulutnya menguap lebar karna memang masih mengantuk.Tangannya terulur untuk mengusap wajah cantik Marsya yang masih memejamkan mata disampingnya. Menurutnya, Marsya sangat lucu saat tidur, Marsya selalu menjadikan lengan Nathan sabagai guling untuknya.

"Sayang bangun sudah siang" ucap Nathan lembut sembari menyingkirkan anak rambut yang menutupi kecantikan wajah Marsya. Marsya menggeliat sambil menguap lebar yang langsung ditutupi oleh Nathan menggunakan telapak tangannya.

Dijawilnya ujung hidung Marsya dengan gemas oleh Nathan.

"Sudah berulang kali aku bilang, kalau menguap ditutupi sayang" bisik Nathan. Marsya perlahan membuka kedua kelopak matanya yang tertutup.

"Selamat pagi" sapa Marsya dengan suara serak khas bangun tidur disertai senyum menawan.

"Pagi juga sayangnya aku" sahut Nathan cepat ditambah kecupan dikening Marsya.

"kamu gak ke restorant ?" tanya Marsya heran saat melirik jam di nakas yang menunjukan pukul 7 pagi.
''Aku berangkat siang juga gak masalah sayang" ucap Nathan kembali memeluk tubuh Marsya, kaki panjangnya ia angkat untuk menindih kedua kaki Marsya.

Marsya mengerucutkan bibirnya hingga maju beberapa senti. Nathan yang gemas akhirnya mengecup singkat bibir Marsya yang mengerucut.

"Udah dicium , masa masih kasih kode,kurang hot ciumannya?"bisik Nathan.

Marsya menyikut perut Nathan.

“Ih mulai deh nyebelinnya” sungut Marsya sebal.

Marsya mengurai paksa pelukan Nathan, ia langsung bangkit berdiri dan berlari kencang menuju kamar mandi.

Nathan melongo dengan kening berkerut melihat Marsya yang berlari tiba tiba . Dengan gesit Nathan menyusul Marsya menuju kamar mandi.

"Sya, kamu sakit?" tanya Nathan kepada Marsya yang tengah berusaha memuntahkan isi perutnya yang sangat mual. Jemari Nathan memijat lembut leher belakang Marsya.

"Hoek hoek" Marsya terus berusaha mengeluarkan isi perutnya, namun tak kunjung keluar.

Marsya membasuh sekitar bibirnya dengan air, ia mendongakan kepala menatap pantulan dirinya dicermin.

''Sayang, kamu sakit kayaknya deh, kita ke rumah sakit aja yah sekarang" Nathan mengusap wajah Marsya yang masih basah dengan punggung tangannya.

"Aku mual banget , enggak tau kenapa, rasanya juga lemes banget" adu Marsya dengan lemas.

Nathan menarik Marsya kedalam pelukannya.

"Kita siap siap ke rumah sakit ya, aku gak mau kalau kamu sakitnya tambah parah, mau ya. "

Marsya menggeleng pelan. Tangannya memeluk erat tubuh Nathan.

INDIGOF CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang