LUKA

3.6K 208 4
                                    

Saat kami sampai di parkiran Restorant, ada sebuah mobil sedan mewah tengah parkir rapi. Di depannya nampak sesosok perempuan sedang bosan duduk di kap mobilnya.

"Itu Dinda." ucap Marsya yang nampak kurang senang.

"Mau apa dia kesini lagi ?" tanyaku keheranan.

"Udah aku bilang kan !" ucap Marsya kesal. dia melipat tangannya. Aku memberhentikan mobil dan sontak menatap Marsya.

"Maksud kamu apa ?" tanyaku pada Marsya.

"si Dinda tuh suka sama kamu !" ucap Marsya sambil balik menatapku, nada bicaranya tinggi. Seolah cemburu.

"Tapi aku benar-benar tidak ada apa-apa sama dia Sayank ." Ucapku jujur.

"Ya bilang sama Dinda ! jangan sama aku !" katanya sambil memalingkan wajahnya dari hadapku.

Aku terbungkam, tak bisa berkata-kata. Aku tau Marsya marah dan cemburu .Segera ku parkir mobil sembarang. Ku lihat Dinda dari kaca spion nampak senyum-senyum sendiri. Aku keluar dari mobil. Aku berjalan menuju tempat Dinda.

"Hay, Nathan." Sambut Dinda dengan senyuman khasnya.

"Kamu ngapain ke sini Din?" tanyaku.

"Ya mau ketemu kamu.." katanya sambil garuk-garuk kepala.

"Ada perlu apa ?" tanyaku lagi, aku menatap Dinda.

"Tidak ada aku hanya ingin bertemu kamu saja dan ingin menyambung obrolan kita yang sempat tertunda kemaren." Ucap Dinda sambil menatap ku balik.

"Maaf kalau gitu aku lagi sibuk." Ucap ku sambil ingin meningalkan nya.

"Nathan.... tunggu, beri aku kesempatan sekali ini saja untuk menceritakan apa yang terjadi empat tahun yang lalu." Ucap nya sambil menahan tangan ku yang ingin pergi meningalkan nya.

"Apa maksud kamu, aku benar-benar tidak paham." Jawab ku jujur dan sambil melepas tangan nya yang memegang pergelangan tangan ku.

"Aku akan ceritain sama kamu alasan aku ningalin kamu empat tahun yang lalu." Ucap nya serius.

Aku terdiam menangapi ucapan wanita ini, sunguh aku tidak tau apa yang dia bicarakan. Empat tahun yang lalu ? tentang apa, bukankan Nathan seorang Gay. Lalu siapa wanita ini, kenapa dia mengaku mempunyai hubungan khusus dengan Nathan. Lantas apa yang harus aku lakukan. Tuhan cobaan apa lagi ini.

"Maaf Dinda aku benar-benat tidak mengingat mu, dan jika pun dulu kita pernah bersama. Biarkan saja dulu menjadi cerita tentang kita yang tidak perlu di kenang lagi. Sekarang aku sudah mempunyai Istri dan tolong jaga perasaan Marsya." Ucap ku menatap serius Dinda.

"Aku tau kamu tidak mencintai nya kan, kamu menikah dengan nya karena kamu di paksa Ayah mu. Karena Ayah mu tau kamu sempat berpacaran dengan Tiyo, laki-laki yang kamu jadikan pelampiasaan saat aku dulu menghianati mu." Ucap nya berapi-api.

"Maaf saya benar-benar tidak ada waktu." Ucap ku meningalkan Dinda dan bergegas menyusul Marsya yang berada di dalam ruangan ku.

Siapa sebenar nya wanita itu, kenapa di ingatan Nathan tidak ada gambaran tentang wanita yang bernama Dinda Marisa itu. Apa Nathan sengaja tidak ingin aku mengetahui masa lalu nya dengan wanita yang bernama Dinda itu.

"Ahhh sial. Kenapa hidup mu serumit ini Nathan, kau menjebak ku dalam putaran roda yang aku sendiri tidak tau ujung nya." Umpat ku kesal.


~ ¢ ¢ ~


Aku berjalan masuk ke dalam ruangan ku dan menemukan Marsya terdududuk di bawah memeluk kedua kakinya dia terus menunduk bertumpu lututnya, seluruh rambutnya terurai ke depan. Entah penampakan apa ini. Aku menyusul duduk di sampingnya, aku bingung harus apa.

INDIGOF CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang