INDIGOF CINTA #21

3K 196 8
                                    

Aku berdiri kaku memandang pantulan diriku, dengan bertelanjang dada ku pandangi lagi dua luka yang menghiasi dada bagian kiri dan perut bagian bawah ku. Kedua luka itu adalah saksi pergantian takdir ku. Pandangan ku kini tertuju pada wajah ku, wajah ini yang dulu selalu ku hayalkan sekarang sudah menjadi kenyataan. Kurang bersyukur apa lagi aku akan kehidupan yang dulu ku dambakan kini sudah terwujud. Lantas kenapa keraguan ini kadang masih menyelimuti jiwa ku. Apa ini semua gara gara dia ? tidak bukan aku harus melanjutkan hidup ku. Sudah sejauh ini tidak mungkin aku mundur begitu saja.

“Sayank.” Tanpa ku sadar sebuah tangan melingkar memeluk tubuh ku dari belakang.

Ku perhatikan lekat lekat wajah orang yang sedang memeluk ku dan mengelus luka di dada kiri ku sekarang. Aku dulu sudah bersumpah akan selalu menjaga nya apa pun yang terjadi, tak akan meningal kan nya barang sekalipun tanpa dia sendiri yang meminta ku untuk pergi. Ku pegang tangan nya yang sekarang masih mengelus luka di dada ku.

“Apa masih sakit ?”

“Tidak. Kapan kamu pulang, kenapa aku tidak melihat mu saat pulang.”

“Tadi pagi buta saat semua orang masih tidur.”

Ku tautkan kedua alis ku dan ku pandang wajah nya yang sekarang tepat di hadapan ku.

“Kenapa tidak bilang saja sama aku, kan aku bisa menjemput mu.”

“Niat nya aku mau bikin kamu kejutan, tapi sepertinya aku yang mendapat kejutan dari mu. Kenapa jam segini kamu udah bangun ? bahkan ayam di luar sana belum berkokok tidak seperti biasanya yang selalu bangun terlambat.” Ucap Marsya sambil mengalungkan lengan nya di leher ku.

“Aku tidak bisa tidur, karena aku tidak mendapat ciuman tadi malam dan pelukan hangat.“ Jawab ku menarik pingang nya untuk lebih mendekat kearah ku.

“Cup. Sekarang sudah kan.”

“Tidak terasa sama sekali.”

Cup. Cup. Cup. saat Marsya ingin melepas ciuman nya aku langsung menahan nya dan memperdalam ciuman kami. Ku gigit bibir bawahnya bibir favorit ku. Dengan begitu lidah ku bisa menerobos masuk mengapsen satu persatu isi dalam mulut nya. Jangan lupa dengan kedua tangan ku yang sekarang sudah menari nakal di paha bagian dalam nya. Namun ciuman kami terhenti saat Marsya mendorong kuat tubuh ku, entah kekuatan dari mana wanita ini mendorong ku sampai pantat ku yang tanpa dosa ini menyentuh dingin nya lantai kamar.

“Sayank maaf, aku lupa kak Cerry masih di ruang tamu.” Ucap nya dan langsung bergegas meningal kan ku tanpa berniat membantu ku berdiri sama sekali.

“Cerry, dia ada di sini.” Gumam ku meyakinkan diri ku bahwa ini bukan lah mimpi.

Aku bangkit dari duduk ku, ku tampar keras pipi ku, rasanya sakit ternyata ini bukan mimpi dia benar benar ada di sini sekarang. Tidak aku tidak ingin ini berlarut larut dia hanya masa lalu ku dan Marsya adalah masa depan ku. Toh dia tidak pernah memandang ku sebagai seseorang yang mencintai nya dia hanya memandang ku sebagai sahabat terbaik nya. Lantas apa yang membuat ku risau ?

Setelah cukup lama aku berdiri kaku di tempat, ku putuskan untuk pergi Joging saja. Mungkin bisa mengurangi sedikit penat di otak ku. Ku turuni anak tangga secara perlahan, dari sini aku sudah bisa melihat dua orang wanita yang sedang bercengkrama ringan. Tanpa berniat mengangu mereka ku putuskan langsung menuju pintu keluar. Tapi naas sepertinya istriku itu peka akan kehadiranku.

“Sayank mau kemana ?” Tanya nya saat aku sudah berhasil memegang gagang pintu.

“Mau joging.”

“OH.” Ucap nya cuek.

Aku tahu dia marah, aku masih ingat betul saat dulu aku pergi tanpa berpamitan terlebih dahulu dengannya dia akan mendiam kan ku sepanjang hari tanpa menegur ku.

INDIGOF CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang