TUAN MESUM

4.3K 211 6
                                    

Marsya Elina Justin POV.

Pagi ini aku terbangun karena dering jam waker dengan kuatnya menggema dikamar tidur. Tangan kekar masih melingkar posesif di pinggang dan dada ku. Aku menggeliat kecil melakukan peregangan atas tubuhku yang kaku akibat kurungan tangan ini sepanjang malam. Setelah semalam aku mengobati luka memar Nathan dan berakhir kami menghabiskan waktu berdua di ranjang. Nathan melakukan hal yang sama setiap malam, suamiku ini melakukan hal yang sama.  Layaknya diriku adalah sebuah guling. 

Dipeluk erat. Sangat erat seakan ketakutan apabila aku pergi meninggalkan nya. Mendesah ringan, aku berusaha lebih keras lagi untuk melepaskan diri dari kukungan kokoh lengan Nathan. Bukannya aku tidak betah berlama lama dipeluk dalam lengan kekar dan dada bidang yang tiap malam menjadi bantal dan selimutku, tapi sekarang sudah pagi.

Bahkan matahari telah merambat masuk melalui jendela kamar yang artinya kami kembali bangun terlambat. Aku bergerak mencoba melepaskan diri namun pelukan Nathan semakin dan semakin erat.

"Nathan!. Ini mungkin sudah pukul 8. Kita harus segera bangun.  kamu akan terlambat lagi jika begini." Ucap ku sambil menggeliat melepaskan diri.

"Hmm." gumam nya semakin memeluk erat tubuh ku dan memasukkan wajahnya keceruk leher ku.

Kembali ku rasakan Nathan menggeliat mencoba mencari perhatian ku sembari sesekali memberi kecupan kecupan kecil di leher ku yang dia serang habis habisan sepanjang malam.

"Nathan!" Sentak ku memberontak.

"Sayang. Kita bisa tidur lebih lama.  Aku tidak ke Restorant hari ini." jawab Nathan kemudian menggesek-gesekkan hidungnya dileher ku dan mengendus aroma tubuh ku.

"Dan kenapa kamu tidak pergi ke Restorant hari ini tuan Nathan Ardira Kenzo?" aku mulai menggeliat nikmat saat Nathan menjilat dan mengecup leherku berkali-kali.

Suami ku ini memang mesum. Dia tidak bisa hidup tanpa hubungan intim. Ku lihat Nathan terdiam sesaat kemudian menggigit kecil leher ku lagi.

"Karena meeting dibatalkan dan aku memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama istriku sepanjang hari ini".

Aku tertawa kecil dan mendorong tubuh kokoh nya.

”Tuan Nathan Ardira Kenzko yang terhormat. Aku tahu meetingmu tidak dibatalkan. Kamu pasti berencana untuk membatalkan nya. Dan kamu tahu hari ini aku juga ada kuliah pagi jadi kita tidak akan menghabiskan waktu bersama sepanjang hari ini Jadi, cepatlah bangun atau aku akan menendang bokongmu sekarang juga" jelas ku sambil mendorong tubuh nya.

Sementara ku lihat Nathan hanya tertawa kecil melihat kemarahan ku. Bahkan Nathan tidak terdorong atau bergerak mundur sedikitpun. Sia-sia. Aku tahu itu. Tubuh Nathan seberat baja. Tidak banyak orang yang bisa mendorongnya mundur termasuk aku sendiri. Ku lihat Nathan mendengus kesal menatap manik mata ku

"Oh. Ayolah sayang. Kamu tidak harus Kuliah dan aku tidak harus menghadiri meeting itu."

"Tidak" geleng ku. "Cepatlah bangun. Aku akan menyiapkan sarapan".

"Aku ingin olahraga pagi bersamamu, sayank." Rengut nya yang ku balas dengan tatapan geram, aku tahu maksud kata 'olahraga' dari nya bukan berarti olahraga sungguhan.

"Cepat bangun!" sentak ku memberengut lagi dan mulai duduk diatas ranjang.

Selimut yang tadinya menutupi tubuh telanjang ku kini terpampang jelas didepan mata nya. Ku lihat Nathan meghembuskan nafas kasar dan mengacak acak rambutnya sendiri.
Pagi ini aku turun dari ranjang hanya menggunakan kemeja putih kebesaran milik Nathan. Setelah membasuh wajah dan menyikat gigi, aku bergegas turun kebawah untuk berperang di dapur.

INDIGOF CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang