Anniversary

3.8K 243 7
                                    

“Kak Nathan...” seseorang menyapa sambil menguncang tubuh ku pelan namun berfrekuensi banyak. Membuatku terusik dalam alam mimpiku.

“Ahh, bentar.” Keluhku tak ingin di ganggu.

“Kak bangun.... udah pagi.”

Aku akhirnya membuka mata dan membiasakan diri. Aku bangkit duduk.

Aku menatap Anton yang sekarang berada di depan ku tepat. Dia sudah rapi sekarang dengan seragam SMA kebangaan nya itu.

“Jam berapa sekarang ?”

“Jam 06.30 kak.”

“Ahh sial, Kakak kamu dimana ?” tanya ku pada Anton yang sekarang sedang menali tali sepatu nya.

“Udah pulang.”

“Kok dia gak bangunin aku sih.” Keluh ku.

“Lha, emang kaka semalem ngapain kok bisa tidur di sofa. Atau jangan-jangan kaka ......”

“Sudah lah sana, berangkat sekolah nanti telat.” Ucap ku sambil sedikit mendorong tubuh Anton untuk beranjak dari duduk nya.

“Iye sabar kali kak. Dadah kak Nathan selamat menikmati rajukan Tuan putri.” Ejek Anton terhadap ku.

“sialan kamu ya dek, bukan nya di kasih solusi malah ngejek.” Ucap ku menatap sebal pada nya.

“Ya itu urusan kaka. Udah deh aku mau berangkat dulu nanti telat.” Ucap nya sambil beranjak meningal kan ku di sofa ruang tamu rumah Marsya.

Tingal lah aku sendiri di rumah ini, Om surya dan tante Heni semalam tidak pulang mereka bilang masih ada rangkaian acara yang harus di hadiri.
Aku segera beranjak dari duduk ku dan menuju Kamar Marsya untuk sekedar mencuci muka.

~ ¢ ¢ ~

Aku memutuskan untuk kembali ke Apartemant, aku sedikit mendesah pelan saat ku lihat tidak ada siapa-siapa di sini bahkan sepertinya Marsya sudah berangkat ke kampus.

Aku tau Marsya masih marah terhadap ku, buktinya dia tidak membangunkan ku tadi pagi dan pergi begitu saja tanpa berpamitan terlebih dahulu kepada ku. Aku melihat jarum jam yang menempel di dinding, sudah pukul 09.00 ternyata.
Maka ku putuskan segera mandi dan bersiap pergi ke Restorant terlebih dahulu.

Sesampai nya di dalam Restorant aku segera masuk ke dalam ruangan ku. Aku langsung mendudukan pantat ku di kursi kerja ku dan menyandarkan kepala ku yang pening ini. Maka ku putuskan untuk memangil Dimas ke ruangan ku untuk membantu ku memecahkan masalah ku.

“Permisi pak Nathan.”

“Ah, Dimas masuk lah.”

“Ada yang bisa saya bantu pak.”

“Ya, sini duduk sebentar.” Ucap ku menyuruh Dimas untuk duduk.

“Dimas, apa yang akan kamu lakukan jika kekasih mu sedang marah terhadap mu ?.”

“Mbk Marsya lagi marah ya sama bapak.” Tanya balik Dimas kepada ku.
“Ya begitu lah.” Ucapku sambil sesekali memain kan jemari-jemari ku di atas meja.

“Ya sudah bapak temui saja mbk Marsya nya terus bapak ajakin dia kemana gitu atau gak bapak bikin kejutan gitu.”

“Kamu kira semudah itu taklukin macan betina kalo lagi marah.” Ucap ku sambil melotot ke arah nya.

“Ya saya gak tau pak, kan saya bukan pacar nya Mbk Marsya.” Ucap nya sambil cengengesan.

Aku sedikit membuang nafas lelah ku.
“Pak , saya permisi dulu ya pak. Soalnya saya mau memantau bahan-bahan yang mau di beli.

INDIGOF CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang