INDIGOF CINTA #25

2.6K 184 25
                                    

“Ayo sih kak buruan, keburu kak Asya bangun itu. Ucap Anton tak sabaran saat aku tak kunjung selesai menali tali sepatu ku.

Hari ini niat nya kami berdua akan pergi joging dan tentunya sedikit cuci mata. Hari ini Anton mengajak ku joging di Gelora Bung Karno katanya di sana banyak cewek-cewek cantik berparas cina. Entah lah sejak kapan si Anton jadi ganjen seperti itu.

“Sudah, ayok.” Ajak ku kepada Anton yang sekarang sedang menyilangkan kedua lengannya di dada.

“Naik motor aja ya kak.”

“Lha kok gitu.” Tanya ku sedikit heran.

“Biar kerenan dikit.” Ucap Anton sambil memamerkan gigi putih bersihnya.

“Dasar kamu ya dek, yaudah yang bawa kamu atau kaka ?”

“Aku aja lah kak.” Ucap nya sambil mengambil kunci motor di gantungan kunci.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 15 menit kami akhirnya sampai di Gelora Bung Karno. Sial, pantas saja si Anton mengajak ku joging di sini ternyata banyak wanita-wanita seumuran dengan nya yang sedang joging di sini dan tentunya wanita cantik berparas cina seperti yang Anton bilang tadi pada ku.

“Lihat tuh kak, cantik kan.” Tunjuk Anton kearah wanita muda berparas cina.

“Lalu ?” tanya ku sedikit bingung.

“Dia namanya Luna kak, satu angkatan sama aku tapi beda kelas. Aku itu suka sama dia pas hari pertama mos kemaren tapi aku gak berani ungkapin perasaan aku.” Curhat Anton saat kami sedang melakukan pemanasan.

“Kenapa gak di ungkapin ?” tanyaku sedikit heran.

“Gak semudah itu kak, dia itu primadona sekolah lagian dia sudah punya pacar.” Ucap Anton yang terdengar sedih.

“Yaudah sih, cari aja yang lain orang cewek cantik masih banyak juga gak Cuma dia aja.” Ucap ku acuh dan langsung meningalkan Anton yang masih diam di tempatnya berdiri sambil sesekali melihat kearah wanita berparas cinta tadi.

“Eh kak tunguin.” Ucap Anton saat menyadari aku sudah lari duluan meningal kan nya.

Setelah 3 kali putaran mengelilingi Gelora Bung Karno akhirnya aku merasa lelah dan memutuskan untuk duduk di atas trotoar jalan dan sesekali mata ku tidak lepas dari sekumpulan wanita yang sedang tertawa bersama di ujung sebrang sana.

“Kak ngalamun aja sih, kenapa ?” tanya Anton heran sembari menyengol pundak ku pelan.

“Gak ada, kaka lagi lihatin itu tuh.” Tunjuku kearah sekumpulan wanita yang sekarang masih asyik tertawa.

“Kenapa kaka suka sama salah satu cewek di sana.” Ucap Anton sambil menaik turunkan alisnya.

“gila kamu dek, satu aja udah pusing apa lagi dua.”

“Ya siapa tau kalo kaka mau nambah.”

“Kamu mau lihat kakak cepet mati ya di cekek kakak kamu itu nanti.” Ucap ku sedikit kesal.

“Tapi aneh lho kak, kakak sekarang jadi penurut dan perhatian banget sama kak Asya, gak kaya dulu yang suka acuh tak acuh sama kak Asya.”

“Gak ah, biasa aja.” Jawab ku cuek.

“Kak.”

“Hem”

“Terimakasih.”

“Untuk.” Jawab ku sedikit heran.

“Semuanya, Terimakasih sudah buat senyum kak Asya kembali lagi dan terimakasih sudah buat kak Asya menjadi wanita yang teristimewa. Kakak harus janji sama aku kakak gak akan ngecewain kak Asya apa lagi bikin nangis kak Asya lagi, Janji kak.” Ucap Anton sambil mengacungkan jari kelingking nya ke arah ku.

INDIGOF CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang