1

33.2K 833 9
                                    

Huria Alzena Nafisa  saat ini tengah dipaksa kerumah sakit gadis berusia 17 tahun itu tetep kekeuh tidak mau .

"Afis, kalau kamu nggak ke dokter bisa-bisa habis darah kamu " omel Dina ibunda dari Huria  Alzena Nafisa atau yang biasa dipanggil Afis.

"Afis nggak papa, ma " jawab gadis itu sambil menutupi bagian yang sakit .

"Ayo kerumah  sakit " ucap Dina sambil menarik tangan Afis lebih tepatnya menyeret.

"Mama ini tuh cuma jatuh biasa " ucap Afis.

"Mama nggak Nerima penolakan Afis, mama nggak mau kamu kayak papa" ucap Dina .

"Ma ,jangan samain afis sama papa ma " ucap afis .

Nafisa dipaksa memasuki mobil yang siap mengantarnya ke rumah sakit.

******

Nafisa memberengut  sedari  menginjakan  kaki di parkiran di
gedung bercat putih  dan terdapat tulisan RS .Ibnu Sina.

"Turun afis udah sampai" ucap Dina melepas sabuk pengaman mobil.

Nafisa belum juga turun dari mobil membuat Dina tak sabar dan mengeluarkan Nafisa secara paksa.

"Ma , ini tuh luka kecil mama jangan berlebihan afis bukan anak kecil lagi " ucap Nafisa sedikit berteriak membuat pengunjung rumah sakit melihat ke arahnya.

"Teriak lagi afis biar di tonton banyak orang . Ini yang namanya kaya anak kecil " ucap Dina .

Dina mendaftar dan menunggu nomor antrian kebetulan masih agak pagi jadi dina tak perlu menunggu terlalu lama hingga nama putrinya dipanggil.

Nafisa sudah ingin kabur sebelum mamanya mencengkeram erat tangannya.

"Mau kemana sih Af?" Ucap sang Mama.

"Ini mah Afis kebelet" ucap Nafisa.

Suara speaker rumah sakit memberitahukan bahwa yang bernama Huria  Alzena Nafisa  supaya masuk ke ruangan .

Nafisa dan mamanya masuk ke dalam disambut oleh dokter yang ramah .

"Selamat pagi Bu jadi siapa yang akan  diperiksa?" Tanya dokter itu sambil menyunggingkan senyum.

Ngga usah senyum kayak manis Aja kalau senyum . Batin Nafisa .

"Ini pak dokter anak saya jatuh darahnya ngalir terus  saya takut dia kehabisan darah" ucap Dina.

"Silahkan duduk dulu Bu dan Huria " ucap dokter karena tadi yang dipanggil Huria  dan anaknya yang diperiksa otomatis dia bernama Huria .

"Boleh saya lihat lukanya?" Tanya dokter yang ber nam tag Anzar fadlih Ibnu Sina .

Nafisa menyodorkan luka yang dimaksud dengan teliti Anzar membersihkan .

"Lain kali hati-hati " ucap Anzar . Tak dihiraukan oleh Nafisa karena dia meringis kesakitan.

"Ini nggak papa kok Bu ,cuma dibersihkan dan diberikan perban udah cukup " ucap Anzar tersenyum.

"Terimakasih ya dok" ucap Dina .

"Sama-sama Bu " ucap Anzar.

Dina dan Nafisa keluar dari ruangan untuk ke kasir sekaligus menebus obat .

******
Malam tiba Anzar yang sudah tidak ada pasien merapikan peralatan.

"Assalamu'alaikum Zar ?" Ucap seseorang yang baru datang.

"Wa'alaikumsalam, eh Hafsah belum pulang ?" Tanya Anzar.

Gadis yang bernama Hafsah faradila sahabat Anzar dari kecil yang kebetulan diterima dirumah sakit milik orang tua Anzar.

Setulus Cinta AnzarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang