paet 14

9.4K 373 16
                                    

Happy reading
Warning banyak kata-kata kurang sopan.
Ambil hikmahnya buang jauh-jauh yang buruk .

"Maf..maaf papa nggak butuh maaf kamu segera kamu tobat fis perbuatan ini sangat dibenci Allah " Dito keluar dari ruangan meninggalkan Nafisa yang masih menangis sesenggukan .

Anzar mendekat dan memeluk tubuh Nafisa yang sangat kemah ini . Nafisa menangis sampai membuat baju yang Anzar kenakan basah .
Mama Nafisa sudah meninggalkan rumah sakit mengejar sang suami yang masih kecewa akan sifat anaknya ini .
"Kak aku pendosa" Nafisa menyalahkan dirinya sendiri akan semua yang terjadi .

****
Sudah seminggu sejak kejadian Nafisa ingin mengakhiri hidupnya kini dia hanya sesekali tertawa diam dan menangis .  Anzar sangat prihatin dengan kondisi istrinya. 
Namun ia tetap menjaga Nafisa .

"Naf ,semoga cepat sembuh ya, biae  kamu bisa kuliah lagi " pesan Anzar sebelum berangkat . Mengecup kening sang istri salah rutinitas yang wajib dilakukan ketika hendak pergi .
Nafisa Riska ingin memakan apapun membuat Anzar merasa takut .  namun hari ini dan jadwal yang membuat Anzar harus meninggalkan istri tercinta di rumah bersama mama mertuanya .
"Titip Nafisa ya ma , Anzar berangkat dulu assalamualaikum" salam Anzar pergi keluar rumah .

Anzar menaiki mobil sebelum sampai tujuan dua menabrak seorang wanita yang hendak menyebrang jalan saking itsak fokusnya Anzar.
Anzar langsung bergegas turun mengahmpiri wanita tersebut .

"Maaf mbak saya kurang fokus jadi mbak tertabrak " aku melihat wanita itu kesusahan berdiri . Aku berinisiatif membantu ini dalam keadaan darurat .

"Makasih ya mas ehm.." orang itu menggantungkan perkataannya.
"Anzar " jawab Anzar .

"Iya terimakasih mas Anzar ,saya Nilam " ungkap orang itu .

Anzar segera berlalu pergi  . Anzar sudah sangat pusing dengan masalahnya  .
Sekarang kamu pilih menceraikan istrimu atau dia di madu . Perkataan itu membuat Anzar pusing . Dia tidak ingin menceraikan isterinya apalagi mendua itu adalah pilihan terakhir dalam kamus hidup anzar .
Namun ancaman sang ibu membuat Anzar tidak bisa berkutik .
Ancaman yang membuat Anzar takut .  Ibunya mengancam akan bunuh diri jika tidak menuruti kemauannya.

"Naf ,aku harus gimana apa aku harus melepaskan kamu agar  kamu bahagia ,meski sulit aku tidak ingin kamu di madu karena itu menyakitkan"
Anzar melihat ke foto istrinya yang baru beberapa bulan dinikahi . Apakah akan berakhir secepat ini .

"Dok , ada pasien yang butuh pertolongan" seorang perawat menyadarkanku dari lamunan . Aku melupakan sejenak masalahku fokus ke pasien .

*****
Rasa penatku berkurang kala pulang melihat sang istri yang sudah mulai membaik . Meski belum sepenuhnya pulih .
Kenapa orang tuaku menjodohkan jika akhirnya dipisahkan .

Aku mengulurkan tangan dia menyambut dengan antusias ku cium keningnya lama .
"Kakak dokter kenapa ?" Tanya Nafisa , menyadari sikapku yang berbeda.

" Kalau kamu berada diantara dua pilihan menceraikan atau di madu ?" Kini aku memberanikan menatap mata Nafisa yang berwarna agak kecoklatan.
" Kakak nggak akan menceraikan atau poligami kan ?" Pertanyaan Nafisa membuat aku bingung .

"Kakak diam aja ,Nafisa salah ngomong ya ? " Aku melihat raut wajah Nafisa sangat sedih .
"Nggak ,kakak cuma kecapaian aja kok" aku duduk di kursi samping bankar tidur Nafisa.
"Aku mohon jangan tinggalin Afis kak" tatapan memohon Nafisa menyiratkan kesedihan .
Ya Allah aku tak sanggup jika harus menceraikan istriku . Aku bahkan belum bisa merubahnya menjadi lebih baik .
"Kakak mau janji kan ? Aku juga tidak mau di madu " mohon Nafisa lirih .  Kau mematung tubuhku terasa sangat kaku mendengar istriku bersedih ku peluk erat tubuhnya . Bajuku terasa basah oleh cairan yang keluar dari matanya .
Ya Allah aku membuatnya menangis ,aku sungguh suami yang tak berguna .
"Kak ,Afis mau sendiri sekarang kakak pulang ya ? Papa sama Mama nanti kesini kok " Nafisa susah merasa cerja tapi aku tahu itu hanya menutupi kesedihannya.
"Kakak mau jaga kamu Naf" ya aku memang benar ingin menjaga Nafisa bahkan sampai nafasku tak berhembus aku ingin yang selalu di sampingku adalah Nafisa . Istri yang dulu aku anggap ingusan ini adalah istriku.
"Mandi dulu deh kak bau tahu " aku mengendus badanku .
"Masih wangi kok " jawabku .
"Kalau kakak bau mulut aja yang mencium baunyae ya orang kalau kakak pasti nggak nyium bau mulut kakak kan ? Sana mandi terus makan biar sehat nggak lucu kan dokter sakit gara-gara nggak makan " aku sangat senang melihat Nafisa tersenyum . Bagaimana bisa aku melunturkan senyum yang baru saja terbit .
"Iya kakak pulang tapi setelah mama kamu datang ya , biar kakak tenang kan kamu udah ada yang jaga " Nafisa  hanya mengangguk .
***
Anzar sudah pulang kini Nafisa di temani oleh sang mama yang duduk di sampingnya.
"Gimana anak Maman udah ngga sakit ?" Mama Nafisa bertanya dengan lembut.
"Papa  ngga ikut ya ma ?" Bukannya menjawab Nafisa malah bertanya soal papanya.
"Papa " belum sempat mama Nafisa menjawab Nafisa sudah memotong ucapannya .
"Pasti papa kecewa sama Nafisa" tiba-tiba pintu terbuka .
"Papa " teriak Nafisa ceria . Mama Nafisa tersenyum .
"Papa tadi beli makanan di katanya laper " ungkap sang mama .
"Aku kira papa nggak datang " jawab Nafisa sambil memeluk sang papa.
"Nggak mungkin lah papk datang anak tunggal papa lagi  sakit" jawab papa Nafis.
Mama kandung Nafisa sebenarnya masih hidup.namun sampai saat ini tidak pernah mengunjungi Nafisa. Elvira Devinamira nama mama Nafisa. Alasannya ayah Nafisa menceraikan adalah berkali-kali istrinya selingkuh dengan  pria lain hingga memiliki dua orang anak. Dua Kaka Nafisa adalah hasil dari selingkuh. Semua itu terbongkar ketika kakak pertama Nafisa butuh donor darah dan hasil golongan darah ibu dan ayahnya tidak cocok . Ya setelah itu ayah Nafisah memilih tes DNA hasil yang didapat sangat mengejutkan ternyata putri satu-satunya adalah Nafisa yang memilikinya DNA yang sama.

Bersambung ...
Afwan pendek ..
Next ? ..
Btw hari ini aku milad loh barangkali ada yang mau doain eh ngarep.
Sebaik-baik bacaan adalah Al-Qur'an .

Setulus Cinta AnzarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang