13

10.8K 463 16
                                    

Happy reading...

Jangan lupa vote+komentar ya
Karena kalau komentar berasa ada yang nunggu cerita yang Saya buat

Jangan lupa baca Qur'an sebaik-baiknya bacaan adalah Al-Qur'an.

Nafisa meringkuk di balik selimut pulang dari ospek badannya benar-benar menggigil demam . Anzar yang baru pulang mendapati sang istri yang tengah demam langsung mengambil obat dan menyodorkan ke Nafisa . Nafisa tidak mau meminum obat.

"Diminum Naf ,nanti cepat sembuh" Anzar berusaha membujuk Nafisa. Emang dasarnya Nafisa itu nggak suka sama yang namanya obat .

"Kakak dokter aja yang minum " sungut Nafisa.

Anzar menghaluskan obat yang akan diberikan ke Nafisa . Anzar menyodorkan sendok yang sudah berisi obat . Nafisa memandang sekilas lalu mengalihkan perhatian ke segala arah .

"Naf diminum ya ,masa kalah sama anak TK " Anzar berusaha membujuk tapi malah mendapat tatapan kebencian di mata Nafisa.

"Oh jadi aku, kakak samain sama anak TK ? Kenapa nggak nikah aja sana sama anak TK " Nafisa keluar sambil membanting pintu kamar dengan keras .

****

Nafisa menyalakan televisi dan duduk dengan kepala yang terus Nafisa pegang .
"Kenapa muter-muter gini sih gambarnya" gerutu Nafisa .

Nafisa masih berusaha fokus ke arah televisi namun yang terjadi malah semakin pusing . Nafisa berniat pergi ke kamar namun kesadarannya mulai hilang .

Saat Nafisa bangun bau rumah sakit sangat menyengat . Nafisa benci rumah sakit.
Nafisa melihat Anzar yang tertidur di sofa rumah sakit .
Terlihat Anzar menggeliat tak nyaman dengan posisi tidurnya.
"Eh udah bangun ?" Anzar rupanya tidak tertidur buktinya dia sudah berdiri dan menghampiri Nafisa.
Nafisa hanya mengangguk.
Anzar mengecek kondisi Nafisa tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi demamnya juga sudah menurun.
"Kemarin kami hujan-hujanan?" Tanya Anzar .
"Iya " jawab Nafisa pelan .

"Maaf kemarin nggak bisa jemput kamu " sesal Anzar.
"Nggak papa kok kak . Nafisa boleh minta tolong nggak ?" Tanya Nafisa.
"Minta tolong apa ?" Tanya Anzar .
"Nyalain tv " balas Nafisa tersenyum lebar.

Anzar bergegas menyalakan televisi. terpampang lah berita kecelakaan . mata Nafisa menahan kala mengetahui nama seorang pemuda yang tewas Iqbal Altaf Karim . Sontak air mata tak bisa dibendung .

"Loh itu bukannya jalan di daerah dekat sekolah kamu Naf?" Anzar belum melihat kearah Nafisa masih fokus ke acara berita .

"Naf.." panggil Anzar tidak mendapatkan respon bdari Nafisa langsung menengok.

"Naf kamu nangis kenapa ?" Anzar panik bukan main . Langsung memeluk Nafisa.
" Kak ,dia jahat dia ninggalin Nafisa" racau Nafisa sebelum keadaannya menghilang.
***
Anzar mengerti ternyata seorang pemuda yang di beritakan tadi adalah Iqbal adik Hafsah tapi kenapa Nafisa menangis itu yang menjadi tanda tanya besar .Sebelum Nafisa pingsan juga Nafisa mengigau nama Iqbal .

Nafisa bangun dan bersyukur ternyata tadi hanya mimpi buruk .
"Sudah bangun ?" Tanya Anzar.
Nafisa mengangguk.
"Mas boleh izin takziyah ya ? Yang meninggal adik Hafsah teman mas  " Anzar berucap .

Deg..
Ternyata bukan mimpi . Allah jika aku tidak bisa bersama kenapa Engkau ambil dia . Batin Nafisa.

"Hey masih pusing ? Atau kamu nggak mau  mas pergi?  Tanya Anzar .

Nafisa meneteskan air mata lagi-lagi membuat Anzar panik .

"Baik mas nggak akan pergi " putus Anzar  .

"Boleh aku ikut sama kakak ?" Tanya Nafisa.
"Istirahat aja ya mama sama papa bakal kesini" bujuk Anzar .
"Aku ingin ikut kak ,aku ingin lihat dia yang terakhir kali sebelum dikebumikan" meski terlihat baik-baik saja Nafisa sebenarnya sangat terpukul.

"Baiklah hair nanti mama sama papa aku beritahu" jawab Anzar .

Nafisah berjalan digandeng Anzar pegangannya begitu kuat membuat Anzar memekik kesakitan.

"Maaf kak nggak sengaja " sesal Nafisa.
"Nggak papa yuk jalan " jawab Anzar .
***

Suasana di rumah duka sudah ramai  didanai sudah ada teman-teman sekelas Iqbal . Reza dan Angga sahabat Iqbal juga sudah berada di sana .

"Punya muka juga datang kesini" sinis Angga pada Nafisa.
"Gara-gara kamu semuanya hancur Naf kamu pembawa sial di hidup Iqbal " Reza menghina Nafisa.
"Iqbal nggak butuh belasungkawa dari kamu asal kamu tahu Iqbal tidak fokus mengendarai mobil gara-gara mikirin kamu " Angga meluapkan semua emosinya . Nafisa ketakutan Anzar langsung menggenggam erat tangan Nafisa.
"Iqbal berkorban banyak sama kamu Naf tapi apa, kamu tidak menghargai satupun usaha Iqbal hingga dia tiada " Angga masih menatap tajam Nafisa.
"Bahkan dengan baik hatinya ketika Iqbal mau pergi dia masih mengantarkan kamu perempuan yang bikin dia sakit hati ".

Dunia Nafisa seakan berhenti di satu titik . Ia tak mengira akan seperti ini
Apakah ini salahnya?
Allah kenapa ini terjadi . Nafisa lelah.

Acara pemakaman sudah selesai 15 menit yang lalu . Kini Nafisa menatap tanah kuburan yang masih basah serta bunga yang masih segar berada diatasnya. Batu nisan yang terletak masih sangat jelas .

"Bal .." panggil Nafisa lirih berharap yang punya nama mendengar walau dari jauh sekalipun. Anzar masih setia menemani istrinya.

"Kenapa ini bisa terjadi sebenarnya kamu kenapa ? Kenapa pergi tanpa pamit " Nafisa memegang nisan Iqbal .

"Allah kenapa pisahin kita bal . Segitu tidak cocoknya ya kita ? " Nafisa terisak .

"Naf jangan bicara seperti itu, tidak baik " Anzar memberikan nasehat.

"Pergi kak aku mau sendiri" putus Nafisa. Anzar masih setia menemani Nafisa.

"Yuk pulang udah mau hujan "

"Kalau hujan bisa bikin Iqbal kembali aku ngga masalah kak kehujanan" balas Nafisa.

"Kamu jangan seperti itu Naf, Iqbal nggak mungkin kembali dia sudah tenang disana"

Nafisa mulai kehujanan ia tak ingin beranjak dari makam Iqbal terpaksa Anzar mengendong ke dalam mobil . Meski Nafisa memberontak namun tenaga Anzar lebih kuat .

Sepulang dari makam Nafisa mengunci d kamar Anzar khawatir langsung mendobrak pintu kamar Nafisa karena dipanggil berkali-kali tidak ada sahutan .

"Astaghfirullah Nafisa." Anzr bertrriaj kaget bagaimana bisa Nafisa ingin mengakhiri hidupnya  . Anzar langsung membungjus luka yang ada ditangan Nafisa dan bergegas ke rumah sakit .

Anzar menunggu diluar
sebelumnya ia sudah menghubungi kedua orang tuanya berserta papa dan mama mertua nya.

"Gimana bisa terjadi zar, Nafisa gimana udah sadar" bunda Anzar panik bukan main ketika mengetahui kondisi menantunya.

"Sabar Bun sedang di tangani dokter " jawba Anzar.
Setelah kedatangan orang tua Anzar sekarang oramgtua Nafisah datang .

"Apa yang terjadi bal ?" Dito datang masih dengan seragam kerjanya.

Anzar menceritakan tentang Nafisa.
Dokter yang menanganinya sudah keluar.
"Alhamdulillah Nafisa baik-baik saja hanya luka kecil saja " ucap dokter membuat Anzar menguca.pkan kalimat hamdalah berkali-kali.

***

"Dasar apa Yang ada dipikiran kamu afis? Kamu kira ini perbuatan baik hah jawab papa " dito sudah geram bukan main .

"Maaf pa afis salah " Nafisah menunduk .

"Maaf ... Maaf.. papa nggak butuh maaf kamu ..
Bersambung ...

Setulus Cinta AnzarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang