Hari pertama di pesantren sangat asing bagi Nafisa . Namun Fatimah dengan sabar membimbing . Saat ini Nafisa menggunakan gamis berwarna hitam lengkap dengan kerudung serta cadar yang melekat di wajahnya. Sebenarnya Fatimah tidak memaksa untuk memakai cadar namun itu keinginannya sendiri .
Semua santri menunduk kala Fatimah berjalan .
"Assalamu'alaikum Ukhty Fatimah ,itu siapa ya ukhti ?" Tanya santriwati yang heran dengan kehadiran seorang wanita.
"Wa'alaikumsalam Ukhty hilya. dia Adiba saudara ana mohon bimbingannya" jawab Fatimah .
"Assalamu'alaikum Adiba ,semoga betah di pesantren ini " salam Hilya.
"Wa'alaikumsalam " jawab Nafisa.
Nafisa merasa senang berada d tengah-tengah mereka yang begitu mencintai Al-Qur'an .
Walau dia tidak tahu nama serta keluarganya.
***
Anzar mencari ke berbagai tempat yang sering istrinya kunjungi namun hasilnya nihil .
Akhirnya Anzar menelpon papa mertuanya.
"Pa , apa Nafisa udah ketemu ?" Tanya Anzar berharap papa mertuanya menjawab iya .
"Papa belum ketemu sama Nafisa zar" jawab Dito. Percayalah orang tua tidak ingin anaknya dihina atau disakiti . Melihat ibunya Anzar yang semena-mena membuat Dito semakin yakin untuk tidak mempertemukan Anzar dan Nafisah . Apalagi Nafisah saat ini tidak mengingat apapun . Bagi Dito itu adalah jalan Allah agar Nafisa berpisah secara baik-baik agar putrinya tidak tersakiti."Kita lapor polisi aja ya pa ?" Anzar mengusulkan .
"Zar, papa mohon jangan cari Nafisa lagi" Dito menutup panggilan telepon Anzar."Halo pa.." terdengar bunyi khas suara telepon terputus.
Anzar memilih pulang ke rumah rasanya sangat lelah ditambah besok shift pagi jadi Anzar memutuskan pulang membersihkan diri dia juga harus menjaga diri agar bisa mencari Nafisa .
Anzar shock dengan telepon dari bundanya agar menemui calon istri keduanya . Apakah bunda tidak memiliki belas kasihan sama Nafisa . Kenapa bisa-bisanya masih memikirkan soal pernikahan . Anzar memijat pelipisnya pusing mendera. Mungkin efek tidak makan seharian .
Anzar memilih mengabaikan permintaan bundanya . Tapi pasti bundanya punya seribu satu cara .
****
Seorang pria dengan seorang anak laki-laki memilih buku untuk disumbangkan ke panti asuhan ."Abi ,Habi mau es klim " ucap bocah itu dengan cadel.
"Entar ya soalnya Abi belum bayar buku ini " ayahnya berusaha menenangkan namun sang anak yang sudah tidak sabar ke penjual es krim .
Seorang wanita bercadar yang sedang memilih es krim tiba-tiba ditabrak oleh seorang anak laki-laki.
"Aduh " rengek anak itu berkaca-kaca ingin menangis .
" Ya Allah dek ,mana yang sakit " ungkap gadis bercadar itu membantu seorang anak laki-laki berdiri.
"Nggak papa Tante , Habi mau es klim ,tapi nunggu Abi lama " bocah itu bercerita . Akhirnya wanita bercadar itu memberikan es krim yang dibelinya ke bocah laki-laki ini .
"Makasih ya tente nama Tante siapa?" Tanya Habi .
"Adiba " jawaban wanita bercadar itu .
"Ya ampun anak Abi disini,Abi nyari sampai pusing loh . Ini siapa yang beliin?" Berondong seseorang yang baru datang .
Anzar melihat sekilas wanita bercadar ini ,matanya mirip sekali dengan .. Anzar mencoba mengusir bayangan Nafisah."Maaf kak saya kasih es krim untuk anak kakak soalnya tadi dia berlarian dan jatuh makannya saya kasih es krim " terang Adiba .
"Tidak papa ,saya justru berterima kasih pada kamu karena kalau kami tidak membelikan es krim dia pasti ambil es krim padahal nggak bawa uang"
"Tidak papa kak " jawaban Adiba menunduk ."Nama saya Anzar" Anzar memperkenalkan diri pada adiba .
Kepala Adiba terasa pusing nama Anzar tidak asing di ingatannya namun samar Adiba tidak mengenalnya .
"Saya permisi, assalamu'alaikum" salam Adiba .
****Adiba berjalan menemui Fatimah yang sibuk menggendong anak bayi berumur sekitar 2 tahun .
"Lah ini ummi Adiba , ya ampun darimana aja Ukhty nih keyra rewel banget " Adiba yang baru datang langsung menggendong anak yang menangis sesenggukan.
"Maaf ya Ukhty tadi ada anak kecil yang jatuh makannya ana tolongin " Adiba merasa bersalah ketika melihat sahabatnya kesusahan .
"Ukhty" panggil Fatimah ketika Adiba melamun .
Adiba terlonjak kaget langsung mengusap dada sambil berucap astaghfirullah .
"Jadi pulang nggak ukh ?" Tanya Fatimah .
"Yuk " akhirnya Adiba pulang dengan perasaan yang tidak menentu.
Tangisan keyra membuat lamunan Adiba buyar.
"Afwan ukh, sepertinya setelah Ukhti pulang dari beli es krim jadi sering melamun . Ada apa ukh ?" Tanya Fatimah.
" Enggak cuma tadi ana merasa pernah denger nama Anzar ukh" jawab Adiba sekenanya.
Fatimah kaget . Keluarga Adiba telah menceritakan semua yang terjadi pada sahabatnya ini . Ketika mendengar nama Anzar Fatimah bertanya-tanya apakah Anzar suami Adiba ? .
" Mungkin nama Anzar bagus kali jadi Ukhty teringat nama itu terus" jawab Fatimah sekenanya. Adiba hanya mengangguk.
****
Anzar bersusah payah membawa putranya yang terlelap ke dalam kamar tidur . Anisa menyambut kedatangan Anzar.
"Habi tidur ya mas ?" Tanya Anisa melihat Anzar yang tengah kesusahan kini Anisa ikut membantu .
"Gimana jagain Habi susah kan mas ?" Tanya Anisa . Yang sudah duduk di sofa setelah membawa Habi ke kamarnya."Nggak juga, cuma dia terlalu aktif jadi tadi sempat jatuh " jawab Anzar seadanya .
"Kebiasaan emang dia . Mas
Mau minum teh atau kopi ?" Tanya Anisa .
" Bunda sama ayah kemana ? " Tanpa menjawab pertanyaan Anisa Anzar malah bertanya hal lain . Anisa yang sudah
Ingin pergi diurungkan.
" Bunda di dapur ayah lagi ada acara " jawab Anisa . Anzar mengangguk lalu ke dalam kamar untuk mandi .
Setelah mandi Anzar turun di sana sudah ada bunda serta Anisa.
Bunda Anzar terlihat sangat bahagia berbeda ketika Nafisa yang didekatnya Memnag bundanya tidak pernah suka dengan Nafisah namun baru ditunjukkan ketika ada kesempatan .
****
Adiba memasuki rumah berhati-hati membawa keyra yang sekarang sudah mulai aktif berbicara walau tidak jelas .
"Assalamu'alaikum " salam Adiba yang diikuti Suara keyra yang mengikuti gaya bicaranya namun terdengar sangat lucu . Mama Dina yang mendengar suara langsung berhambur membuka pintu .Mama Dina mana tega membiarkan Adiba alias Nafisa dua bulan di pesantren namun perubahan Nafisah Sangat pesat . Sekarang Dina juga sudah mengenakan hijab meski belum seperti anaknya .
Keyra Nadhira muzayyanah adalah seorang anak kecil dari panti asuhan yang diambil oleh Adiba sebulan yang lalu .
" Afis eh maksud Mama ,Diba kamu udah sholat?" Tanya Dina membawa cucunya bermain ."Alhamdulillah udah ma " jawab Adiba . Ketika teringat dengan seseorang kini Adiba bertanya .
"Ma ," panggil Adiba pada Dina.
"Kenapa dib?" Jawab Dina .
" Kenapa Adiba nggak ingat masa lalu diba ?"pertanyaan Adiba membuat Dina tersedak ludahnya sendiri .
Haruskah sekarang anaknya mengetahui semua .
"Kamu amnesia sayang " jawab Dina setenang mungkin dia tidak boleh gegabah menceritakan tentang Anzar dan keluarganya setidaknya biarkan anaknya ingat dengan sendirinya jika perlu tidak usah ingat masa kelam yang membuat anaknya sakit.
"Amnesia?" Cicit Adiba. Pantas saja belakangan ini ada yang aneh dia sering bermimpi tentang sosok laki-laki yang Adiba sendiri tidak tahu persis wajahnya ."Iya ,sayang maafin mama ya nggak bisa jagain kamu " Dina menatap Adiba dalam .
"Nggak papa kok ma , mungkin ini jalan dari Allah agar Adiba bisa hijrah" jawaban Adiba membuat Dina lega ." kepala diba harus dibenturkan ma ?" Tanya Adiba .
"Nggak sayang kau bakal ingat dengan sendirinya" jawab Dina .
Adiba pamit ke kamarnya di sana dia mencoba mengingat tentang dirinya .
Ketiak didepan meja belajar matanya menemukan sebuah buku diary. Terdapat nama Huria Alzena Nafisa .
Apakah ini milikku tapi kenapa bukan nama Adiba yang tertera? Batin Adiba bertanya-tanya.Bersambung ...
Afwan pendek ..
Sebaik-baik bacaan adalah Al-Qur'an...
Gimana makin nggak jelas ya ceritanya ..?
KAMU SEDANG MEMBACA
Setulus Cinta Anzar
SpiritualAnzar fadlih Ibnu Sina dokter yang tampan dan sangat disukai oleh kaum hawa tapi tak ada satupun yang berhasil masuk ke hatinya . Hingga suatu hari Anzar harus dijodohkan dengan anak yang menurutnya masih ingusan . Huria alzena Nafisa kerap disapa...