Nafisa ingin jalan-jalan dia bosan jika harus seharian di kamar. Bunda serta ayah mertuanya tidak datang berkunjung membuat pikiran nafisa seudzon .
Saat ini Nafisa ditemani oleh mamanya ke taman .
"Mama ,bunda nggak ke sini ?" Tanya Nafisa.
"Mungkin mereka sibuk fis,kan udah ada mama yang jagain " Dina mencoba mengalihkan perhatian Nafisa.Nafisa menghirup udara dalam-dalam tampak ada yang disembunyikan oleh mama sambungnya ini .
"Afis pusing ?" Tanya Dina ,melihat Nafisa memejamkan matanya.
"Nggak ma " Nafisa kini bersandar di bangku taman rumah sakit.
"Mama beli minum dulu ya ,afis di sini aja " dina berjalan menuju kantin rumah sakit.
Seorang anak kecil memakai kursi roda menghampiri Nafisa ."Kakak cantik juga sakit ?" Tanya anak itu pada Nafisa . Nafisa mengangguk .
"Cepat sembuh ya kak " doa nak itu .
"Aamiin " jawab Nafisa.Ratu wajah anak itu tampak sedih, Nafisa bisa merasakannya walau hanya melihat tatapan matanya.
"Adik namanya siapa ?" Bocah kecil itu tersenyum .
"Furiha kalau kakak ?" Tanya bocah cilik bernama furiha itu .
"Wah namanya hampir sama ya furiha dan Huria tapi itu nama depan kakak sih . Kamu cukup panggil kakak Afis " nafisa mengusap lembut kepala bocah itu .
"Apa ?kak pipis? " bocah ini membuat nafisa bengong nama bagus-bagus kok jadi pipis.
"AFIS ,furiha" nafisa menekan setiap kata .
"Kakak kok nggak pakai kerudung? " tanya furiha.
"Kakak belum siap furi " jawab Nafisa."Masa sih kalah sama furi. Furi aja pakai kerudung pas masih taman kanak-kanak "
"Mana mama furi? " tanya nafisa setelah lama mengobrol belum ada kedatangan seorangpun keluarga furiha.
"Kata papa ,mama di surga . Aku tanya surga ada dimana papa bilang jauh kalau mau ke surga furiha mesti kumpulin amal yang banyak , berbuat baik dan tolong menolong . Terus kata papa furiha juga harus rajin sholat " ternyata mama furiha telah meninggal.
Membuat Nafisa menitikkan air matanya dia juga rindu mama kandungnya.
"Furiha sakit apa ? Tanya Nafisa .
"Furiha nggak tahu kak, tapi kata papa ,furiha harus tinggalnya di rumah sakit . Furi juga nggak tahu kenapa rambut furi makin lama pada jatuh hingga furi nggak punya rambut. Papa sering nangis liat keadaan furi tapi papa nangis pas furi tidur padahal furi cuma pura-pura tidur " nafisa menunduk menahan air mata dibandingkan dirinya furiha sangatlah kuat . Nafisa beruntung mempunyai keluarga yang menyayangi dirinya."Furi " panggil seseorang aku ikut menengok ke arah suara .
"Kak ,furi pamit ya soalnya udah di panggil sama om " Nafisa belum sempat menjawab furiha sudah hilang. Efek kelamaan melamun .
Kini Nafisa sendiri lagi ,mama dian yang berkata ingin membeli minum sampai saat ini belum muncul juga.
Nafisa mencari nama dina ternyata dia sedang menerima panggilan telepon."Mama mohon jangan sakiti nafisa zar , jika kamu tak ingin Nafisa terluka ceraikan dia Zar. Lebih baik dia melupakan daripada di madu " Nafisa membungkam mulutnya agar tidak terisak . Ternyata ini yang di sembunyikan , tapi kenapa suaminya tega melakukan ini .
Nafisa mundur perlahan hingga menjauh dari rumah sakit . Lebih baik Nafisa pergi menenangkan diri sebelum menerima kenyataan ia harap ini hanya mimpi . Tapi ketika mencubit pipinya terasa sakit ini nyata bukan mimpi .
Nafisa berjalan tergesa-gesa tanpa melihat ke kanan dan kiri hingga nafisa terserempet mobil yang dikendarai seorang anak pemimpin pondok pesantren ."Astagfirulloh " gadis itu turun dan membawa nafisa ke mobilnya lalu di bawa ke unit kesehatan pondok pesantren milik abinya.
Nafisa bangun dan tidak mengenali ruangan yang ia gunakan .
"Alhamdullilah akhirnya ukhty siuman " ucap gadis itu pada Nafisa.
"Aku dimana ?" Bukannya menjawab Nafisa malah bertanya.
" di pondok pesantren ukh" jawab orang itu.
"Ukh, nama aku ukhti ? " tanya Nafisa.
"Subhanalloh ukhty tidak tahu nama ukhty ?" Tanya orang itu . Nafisa menggeleng . Dia juga merasa takut otabgbyang di depannya memakai penutup wajah. Orang itu mengetahui ketakutan Nafisa langsung menjelaskan.
"Nama ana fatimah abdullah ukh , kain penutup yang ana kenakan namanya cadar" fatimah sudah terbiasa ditatar sinis karena memakai cadar tapi tidak mengurangi niatnya untuk memakai cadar. Meski cadar bukanlah suatu kewajiban .
"Namaku siapa ?" Tanya Nafisa. Kini seseorang yang disebut dokter menjelaskan ternyata Nafisa terkena amnesia ringan.
"Adiba ,nama ukhty adiba . Ukhty mau kan " kini dokter yang memeriksa nafisa yang bersuara."Mau dok " jawab Nafisa .
"Panggil ummi " ungkap dokter itu.
Sudah diputuskan untuk sementara adiba alias nafisa tinggal di pondok pasantren milik keluarga abdullah.
****
Dina mengakhiri panggilan telepon .ia sadar sudsh lama meninggalkan Nafisa seorang diri . Dina melangkah menuju taman yang sebelumya Nafisa tempati.
Dina ya menemukan nafisa ditaman itu padahal sudah bolak-balik namun tidak ketemu .
Dina memutuskan ke ruangan sang anak namun tetap tidak ada.
Dina langsung menghubungi anzar bahwa Nafsia hilangm sang suami yang sedang dinas langsung meninggalkan tugasnya .
Tapi yang dilihat malah pertengkaran antara anak dan ibu ." udah bikin aib keluarga, sekarang menghilang emang dasar anak nggak tahu diuntung " entah dimana kelembutan hati bundanya anzar saat ini .
"Bunda.." peringat ayah anzar .
"Zar bunda mau pulang capek ngurusin menantu tidak tahu diri " bunda anzar peegi begitu saja.
Keadaan semakin kacau bunda yang selalu jadi panutan sekarang egois.
***
Adiba alias Nafisa kini sedang berada di kamar fatimah .
"Ukhty inibbaju sama kerudung milik fatimah, ukhty bisa pakai dulu, nanti sore biar ummi yang beli in baju untuk ukhty " adiba tahu fatimah tersenyum dibalik cadarnya
Terlihatbdari matanya yang menyipit ."Makasih ya ,imah " ungkap adiba.
"Afwan ukhty " jawab fatimah.Adiba masuk kamar mandi dan berganti pakaian. Fatimah sendiri bingung mencari anggota keluarga seseo yang umminya beri nama adiba itu. Ketika tak sengaja fatimah menyerempet tak ada dompet atau kartu tanda lainnnya . Tapi dia mengingat baju yang dikenakan adalah seragam rumah sakit .
Abinya fatimah bergerak cepat menghubungi pihak rumah sakit dan mendapatkan nomor telepon orangtua dari nafisa . Mereka mengizinkan anaknya tinggal di pondok pesantren biarkan untuk beberapa waktu agar mengubah sikap anaknya buatlah dia memandang dari jauh perkembangan anaknya. Anzar? Papa nafisa tidak ingin memberitahukan keberadaan nafisa pada anzar biarlah dia mencari sendiri .Dan biarlah nafisa mencari kebahagiaannya sendiri .
Bersambung ..
Sabar ya zar 😢
Typo dan semacamnya adalah kesalahan author.
ini ngetik langsung up loh author seneng tanggapan para pembaca pada suka sama cerita ini
Jangan lupa vote dan komentar. .
Sebaik-baik bacaan adalah alquran
KAMU SEDANG MEMBACA
Setulus Cinta Anzar
SpiritualAnzar fadlih Ibnu Sina dokter yang tampan dan sangat disukai oleh kaum hawa tapi tak ada satupun yang berhasil masuk ke hatinya . Hingga suatu hari Anzar harus dijodohkan dengan anak yang menurutnya masih ingusan . Huria alzena Nafisa kerap disapa...