15

1.6K 223 19
                                    


Pagi itu, semuanya seolah hilang. Penyegar hari mereka. Penyedap setiap detiknya. Hilang. Lenyap ditelan kegelapan malam setelah suara jeritan itu.

Jam enam pagi, salah satu lorong rumah sakit mendadak ramai. Entah dengan tangisan, atau sekadar napas yang menderu keras. Seorang gadis berambut pendek terduduk di kursi. Ia memijat pelipisnya pelan. Rasa bersalah menyelimuti dirinya.

"Eunha-ya. Pulang dulu yuk? Kamu belum istirahat dari semalem kan?" tanya seorang gadis berambut panjang lurus. Wajahnya sedikit lebih pias dari biasanya.

Eunha menggeleng keras. "Gak bisa, eonnie." Gadis yang ada di hadapannya itu hanya bisa mendecak pelan. Dia segera duduk di samping adiknya.

Yerin menggenggam tangan Eunha lalu mengelusnya. "Eunbi bakalan baik-baik aja." Eunha tidak mengalihkan pandangannya dari lantai. Keringatnya terus bercucuran ke tubuhnya yang masih dibalut gaun biru langit selutut---yang ia pakai tadi malam.

"Pulang sebentar aja, Eunha. Kalau udah gitu, kamu bebas deh mau balik lagi kesini lagi atau engga." Yerin melirik ke arah dua orang wanita dan satu laki-laki yang terduduk lemas di kursi sebrang. Ketiga orang yang matanya selalu terjaga sejak Eunbi masuk ke dalam ruang UGD tadi malam.

Eunha mendongak dan menatap Yerin sembari sesekali menyeka keringatnya. "Aku beneran boleh balik lagi kesini, kan?"

Yerin mengangguk pasrah. "Ayo. Jungkook udah tunggu di mobil," kata Yerin sambil merapikan poni Eunha. Yerin bangkit dari duduknya, dan disusul Eunha.

"G-Gue pulang dulu ya? Nanti balik lagi kok," izin Eumha pada tiga orang di depannya. Ketiga orang itu berdiri.

"O-oh, makasih ya udah mau nungguin adik saya," kata lelaki bertubuh tinggi itu, Hwang Minhyun---kakak Eunbi. "Iya, seonbae. Hati-hati." Dahyun dan Eunseo serempak membungkuk.

"Sama-sama. Duluan ya." Eunha dan Yerin pergi meninggalkan rumah sakit dan tiba di lahan parkir yang tak jauh dari pintu utama.

Yerin berhenti berjalan. "Taehyung udah nunggu dari tadi. Aku duluan,ya?" Eunha mengangguk dan melambaikan tangannya pada Yerin yang perlahan mulai menjauh.

Eunha masuk ke dalam mobil Jungkook dan mendesah pelan. Jungkook sama sekali tidak datang menjenguk Eunbi atau sekadar menunggunya. Dia tidak punya perasaan bersalah sama sekali kah?

"Kamu mau balik lagi kesini,sayang?" tanya Jungkook sambil menoleh ke arah Eunha---memastikan kalau Eunha sudah memakai seatbelt. Eunha hanya bergumam pelan mengiyakan. Ia menatap keluar jendela. Berusaha menghindari kontak mata dengan Jungkook.

Jungkook melajukan mobilnya pelan. Dia merasa Eunha sedang ada dalam mood yang buruk sekarang. Jadi Jungkook memilih diam daripada malah memperkeruh suasana.

"Jungkook," panggil Eunha tanpa menoleh.

"Ya?" respon Jungkook cepat. Dia berusaha berusaha bersikap sebiasa mungkin agar tidak menimbulkan kecurigaan Eunha. "Ke apartemen kamu aja. Aku males ke rumah."

"Kalau Yerin noona nyariin gimana?"

"Gak usah banyak tanya."

Tanpa menjawab apapun lagi selain anggukan, Jungkook segera melajukan mobilnya ke arah apartemennya. Beruntung, bekas puntung rokok tadi malam sudah di buang. Eunha bisa marah besar kalau tahu Jungkook merokok.

Tadi malam, Jungkook kacau balau. Ia benar-benar lupa kalau Eunbi juga teman dekat Eunha---yang pasti akan datang ke pesta itu. Apalagi begitu mengetahui Eunbi tertabrak, dunia Jungkook seakan hancur.

Eunha membuka pintu apartemen Jungkook setelah memasukkan password. Setelah menyimpan sepatunya di rak, Eunha berjalan ke arah kamar Jungkook. Langkahnya sampai di sebuah rak sebelah tempat tidur. Tempat dimana foto itu ada.

Tangan Eunha meraih dua lembar foto dengan objek manusia yang ia kenal. Dia berdiri dan mulai menangis. Rasanya ia ingin meremas dua lembar foto itu dan membakarnya habis-habis.

"Sayang?" panggilan Jungkook membuat tangisnya seketika berhenti. Jungkook masih terdiam di ambang pintu sembari terus memandang Eunha. Tangan Jungkook bergetar.

Jungkook tidak tahu. Kalau gadis dihadapannya itu mengetahui semuanya.

Eunha berjalan dengan langkah tergesa-gesa ke arah Jungkook. Dia menatap dalam Jungkook dengan terus membendung air mata.

"Jeon Jungkook."

Plak!

"Lo brengsek." Eunha mulai menangis lagi. Tangan kanannya memukul dada Jungkook berkali-kali. Lelaki di hadapannya hanya bisa menunduk lemah. Kekuatannya hilang seketika.

Eunha melemparkan dua lembar foto itu ke wajah Jungkook. "Lo curangin gue." Suara Eunha bergetar.

"Lo sakitin Eunbi."

Jungkook tidak mendongak sama sekali. Selama tiga tahun berhubungan dengan Eunha, Eunha tidak pernah semarah ini. Dan Jungkook sadar, selama ini ia salah. Entah di mata Eunha atau Eunbi, Jungkook memang salah. Dia pemicu semuanya.

"Lo cinta sama dua orang, tapi lo malah nyakitin keduanya," ucap Eunha tegas. Air matanya berhenti sejenak. Sejujurnya, dia tidak ahli memaki seseorang seperti ini. Biasanya dia hanya dimaki atau melihat orang lain memaki.

"Lo sayang sama dua orang, tapi lo gapunya satupun cara buat bikin salah satu dari mereka stay sama lo. Dan Jeon Jungkook lebih bodoh dari yang gue kira." Eunha berjalan melewati Jungkook.

"Sa--"

"Kita putus."

Brak!

Eunha membanting pintu. Meninggalkan Jungkook sendirian di dalam kamarnya. Ternyata, dia salah. Jungkook kehilangan dua orang sekaligus. Bukan hanya Eunbi atau Eunha.

Kamu bodoh, Jungkook.

■ ■ ■

Jam setengah delapan pagi, pintu ruang UGD masih belum terbuka. Sudah belasan perawat yang keluar-masuk, tapi dokter yang menangani Eunbi tak kunjung keluar. Sudah berkali-kali Dahyun atau Eunseo bertanya, tapi perawat tetap bilang kalau operasi belum selesai.

Sedari tadi, Minhyun terus menunduk. Merasa bersalah karena tak bisa menjaga adiknya sendiri. Kedua orang tua Eunbi yang ada di Los Angeles juga sudah  dihubungi, mereka akan tiba di sini sekitar jam sebelas malam.

Ckrek.

Pintu UGD terbuka. Menampilkan satu orang dokter dan satu orang perawat wanita yang sama-sama memakai baju operasi. Sang dokter berjalan menghampiri Minhyun dan melepas maskernya.

"Halo, hyung."




"Giman--yaampun, Moonbin?"




















HAHAHAHA
maapkeun ya guys ada cast baru lagi HWHWHWHWHHWHW
btw ni dabel ap untuk kalian semuaaa

moonbin ini ceritanya bakal jadi temen masa kecilnya sinb jugaaa kayak kehidupan aslii, jadi dia juga udah kenal deket sama keluarga2nya sinb, dia dokter dan gantenk.

jan siders ya gais, komen sm vote jaangaan lupaaa


✔️photograph ; sinb + jungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang