21

1.7K 183 4
                                    


"Gak bisa, hari ini dokter mau dateng buat cek kesehatan Eunbi."

Jungkook kembali menghela napas berat. Sudah lima hari berturut-turut ia berniat menjenguk serta mengajak Eunbi jalan-jalan keluar, Minhyun selalu menolaknya. Entah itu alasan Eunbi lagi tidur, Eunbi ada check up, dan sebagainya. Lama-lama, Jungkook jadi curiga kenapa Minhyun sampai berlaku seperti itu padanya.

"Kalau gitu, saya mau ngobrol sama Eunbi sebentar,bisa?"

"Ga-"

"Hyung, please. Saya nggak mau dengar alasan-alasan konyol lagi."

Minhyun menggeleng cepat sebelum merasa luluh dengan rayuan Jungkook. Mungkin sikapnya sudah tertebak seratus persen oleh Jungkook kalau ia berusaha menjauhkan hubungan adiknya dengan Jungkook. Tapi itu gak masalah,kan? Bukannya bagus kalau Jungkook jadi sadar diri?

Jungkook mendecak. "Sepuluh menit aja, gak bisa?" tawar Jungkook lagi. Minhyun sama sekali tidak keluar dari zonanya. Ia tetap menggeleng menolak keras permintaan Jungkook. Ia merasa sudah terlanjur tidak mempercayai Jungkook semenjak kejadian itu.

Apa laki-laki ini sama sekali tidak punya rasa bersalah? Kenapa ia dengan mudahnya meminta bertemu dengan Eunbi setelah apa yang ia lakukan pada kakinya? , Minhyun tak berhenti berpikiran seperti itu setiap kali Jungkook datang ke rumah.

"Hyung-"

"Iya. Oke, sepuluh menit aja. Gak ada tambahan."

■ ■ ■

Eunbi tersenyum lagi. Sedari tadi, lelaki yang tidur di paha Eunbi ini tidak berhenti mendecak. Ia asik memindahkan saluran-saluran televisi dan berujung sebal karena tidak ada satupun saluran yang menampilkan acara seru ala lelaki itu.

"Televisi sekarang acaranya nggak rame semua," desis si lelaki itu. Eunbi mengacak-acak rambut lelaki itu sambil tertawa. "Selera kamu aja yang terlalu tinggi,bin. Acaranya rame-rame aja kok." Eunbi mengejek.

Moonbin mengerucutkan bibirnya sebal. Ia mendelik sinis ke arah Eunbi dan Eunbi lagi-lagi hanya tertawa. Sejak dua puluh menit yang lalu, Moonbin memang datang ke rumah Eunbi karena Minhyun sedang ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan di kantornya.

Dengan amat sangat senang hati, Moonbin datang ke rumah Eunbi dan mengajaknya nonton televisi. Memang sangat tidak bermanfaat, tapi hitung-hitung kesempatan berdua dengan sahabat kecilnya setelah sekian lama tidak bertemu. "Bin," panggil Eunbi.

Moonbin mengangkat sebelah alisnya mengiyakan. "Apa?"

"Kaki aku kapan sembuh sih? Capek tau ketergantungan sama kursi roda terus."

"Secepatnya, doain. Kamu memang harus berhenti mikirin hal-hal berat dulu,bi. Memang nggak semudah itu buat sembuh, tapi mungkin bakal semakin cepat kalau kamu terapi." Moonbin bangkit dan duduk di samping Eunbi---bersandar.

"Ya udah, aku terapi. Aku bener-bener pengen sembuh dan mulai foto-foto lagi. Kuliahku juga belum selesai. Terlalu banyak masalah yang harus aku pikirin, bin." 

"Aku bakal bantu kamu kok. Aku juga gak mungkin biarin kamu selesain masalah kamu sendirian disaat aku lagi fine-fine aja. Tapi, kamu harus segera lupain masalah yang bikin kamu kayak gini,bi."

Eunbi diam. Memang, akhir-akhir ini ia jadi menyikapi masalah Jungkook dengan sedikit tenang, biasanya ia lebih sensitif dan kepalanya mendadak sakit kalau nama Jungkook terlintas di benaknya.

✔️photograph ; sinb + jungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang