18

1.7K 233 30
                                    

vote dulu ah :(

"J-Jeon?"
"Kookie?"

Jeon Jungkook berdiri di depan pintu ruangan dengan napas terengah-engah. Matanya memandang tidak percaya begitu melihat kedua wanita yang dicintainya ada dalam satu tempat yang sama dengan dirinya. Hanya mereka bertiga.

Jungkook tak henti merutuki dirinya sendiri karena telah datang ke ruangan ini terlalu cepat. Jungkook juga merasa dirinya bodoh karena tidak berpikir tentang kemungkinan Eunha berada disini.

"A-Ah, halo." Jungkook malah membungkukkan dirinya. Ia jauh terlihat lebih bodoh karena melakukan itu. Tapi apa boleh buat? Bahkan ia mendadak tidak punya rasa malu kalau sudah ada di dalam situasi ini.

Eunha dan Eunbi memandang satu sama lain. Wajah mereka sama sekali tidak mengeluarkan ekspresi apapun. "Ada apa, Jungkook?" tanya Eunha yang mulai berani membuka pembicaraan setelah satu menit saling terdiam.

"G-Gue cuman mau nengok Eunbi."

Eunbi menahan rasa sakit di kepalanya. Kembali lagi terlintas bayangan dimana Jungkook melamar Eunha di hadapannya malam itu. Eunbi berusaha susah payah untuk tidak mengingatnya. Namun nyatanya, itu lebih dari sekedar kata sulit.

"Eunbi, gimana? Lo gak apa-apa?" tanya Jungkook sambil sedikit demi sedikit berjalan ke arah Eunbi yang terdiam kaku. Sedangkan Eunha, gadia itu malah memundurkan langkahnya dan mengerlingkan mata.

"Kalian gak usah malu-malu. Gue gak akan panas,kok. Pasti manggilnya aku-kamu kan?" sindir Eunha dengan tawa remeh di akhir kalimatnya. Eunbi dan Jungkook saling berpandangan. Keduanya sama-sama menahan senyum, namun kelihatannya Eunbi lebih mahir.

Jungkook berdeham. "Kamu gak apa-apa?"

Eunbi hanya mengangguk tanpa berkata apapun lagi. Eunha lagi-lagi mendecak---kini lebih keras. "Gue keluar dulu,ya?" Eunha membuka pintu ruangan dan sedetik kemudian, pintu tertutup sempurna. Eunha sengaja menghindar guna memberi waktu untuk Eunbi dan Jungkook bicara empat mata.

"Hwang, maaf."

Eunbi menahan napas. Sakit di kepalanya semakin kuat begitu Jungkook terus menatapnya lebih dalam. Sungguh, rasanya ia menyesal karena datang malam itu. Di benaknya, tidak pernah ada pikiran tentang kemungkinan Jungkook melamar Eunha.

"Aku sayang kamu. Tapi-"

Eunbi menghembuskan napas berat tanpa melirik ke arah Jungkook yang baru saja menjeda kalimatnya barusan. Jungkook duduk di kursi samping ranjang Eunbi dan menunduk dalam. Rasa bersalahnya semakin semangat mendorongnya untuk terus mengucapkan kata maaf.

"Aku juga sayang E-Eunha."

Sebuah lanjutan kalimat yang sudah diperkirakan Eunbi. Jungkook mengusap ujung matanya. Sebulir cairan bening mulai menggenang di matanya. Masa bodoh tentang dianggap lemah, kenyataannya hanya Eunbi yang bisa membuat Jungkook selemah ini.

"Aku-"

"Jeon Jungkook." Eunbi mengucapkan kalimat pertamanya yang berupa panggilan setelah sekian menit ia membisu. Jungkook mendongakkan kepalanya sedikit---menatap Eunbi dengan mata yang memerah. "Jawab pertanyaan aku."

Jungkook mengangguk. Ia siap akan resiko dari semua jawaban yang akan ia lontarkan begitu Eunbi mulai bertanya. Jungkook sudah terlalu lelah untuk berbohong. "Iya, Hwang." Perasaan Jungkook berubah tidak enak.

"Kamu putus sama Eunha?"

Jungkook mengangguk.

"Karena aku?"

Jungkook menggeleng. Kandasnya hubungan Jungkook dan Eunha memang disebabkan oleh Eunbi---kalau dilihat dari garis besarnya. Tapi menurut Jungkook, semua itu salahnya.

✔️photograph ; sinb + jungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang