16

1.7K 222 8
                                    


"Gue kaget banget hyung. Gue gak pernah kira kalau Eunbi bakal jadi pasien gue." Moonbin mendesah pelan. Perawat wanita di sampingnya sudah pergi beberapa detik yang lalu. Ada hal yang perlu diurus.

Minhyun tertawa hambar. Dia juga tidak pernah menyangka kalau adiknya akan seperti ini. Berbaring lemah dengan seluruh perban di sekujur tubuhnya. "Jadi gimana keadaannya?"

"Eunbi mengalami pendarahan otak yang parah,hyung." Moonbin menunduk lemas, begitu juga Minhyun dan kedua sahabat Eunbi. Mereka sama-sama mendesah khawatir. "Gue belum terlalu yakin sama diagnosa gue, tapi.."

Moonbin mendongak dan merapikan rambutnya. Raut wajahnya cemas---rasanya enggan berkata hal ini pada semua orang.

"Bisa jadi, Eunbi kena kelumpuhan sementara di kakinya. Salah satu syaraf di otaknya keganggu---tapi jangan khawatir, cuman dalam jangka waktu tertentu. Itu bisa sembuh dengan atau tanpa pengobatan."

Minhyun dan kedua sahabat Eunbi menahan napas. Ini lebih parah dari dugaan mereka. "Gue boleh masuk,bin?"

Moonbin menggeleng pelan. "Eunbi belum sadar dan kondisinya juga belum stabil. Mungkin bakal di pindahin ke ruang ICU sebentar lagi. Kalian baru boleh jenguk Eunbi disana."

Ketiga orang di hadapannya mengangguk singkat. Tak lama dari itu, Moonbin membungkuk pamit. Sahabat masa kecil Eunbi itu telah berjuang lebih dari sepuluh jam untuk sahabatnya.

Entah sahabat atau 'sahabat'.

■ ■ ■

Jungkook masih terduduk lemas di jok mobilnya. Kini mobilnya ada di parkiran basement rumah sakit. Rumah sakit dimana Eunbi di rawat.

Seketika ia menyesal karena memilih pergi kesini setelah semua apa yang ia lakukan. Bahkan Jungkook merutuki dirinya sendiri bodoh. Seharusnya dia tidak ada disini untuk menemui Eunbi, apalagi meminta maaf padanya. Mungkin Eunbi malah akan membunuhnya kalau dia meminta maaf. Jungkook memang keterlaluan dan sangat bodoh.

Kring!

Ponselnya bergetar. Pertanda sebuah panggilan masuk ke ponselnya. Setelah membaca nama yang tertera di layar, Jungkook menghela napas berat. Kenapa pula orang ini malah meneleponnya disaat-saat seperti ini.

"Ya halo?" sapa Jungkook setelah menekan tombol hijau.

"HYUNG! EUNBI KECELAKAAN?!"

"Santai aja napa sih? Iya kecelakaan. Kemana aja lo?"

"G-Gue ada urusan keluarga,hyung. Sorry gue ga dateng ke pesta Eunha noona."

"Lo niat deketin Eunbi gak sih? Bahkan Eunbi kecelakaan aja lo gatau,woo." Jungkook meluapkan emosinya. Seharusnya ia tidak mempercayai Jungwoo untuk menjaga Eunbi.

"H-Hyung, Eunbi dirawat dimana?"

"Lo gak usah dateng. Eunbi nggak butuh lo."

"Hyung.."

"Lo gak pergi bareng Kyulkyung aja? Gue rasa, dia lebih butuh lo."

"T-Tau dari man-"

Tut.

Jungkook melempar ponselnya ke kursi penumpang di sampingnya. Ia meremas rambutnya dan mendesis pelan.

Beberapa minggu yang lalu, dengan sangat kebetulan, Jungkook mendapati Jungwoo tengah menggandeng seorang wanita cantik di depan kantor Big Hit. Setelah bertanya pada anak-anak magang, Jungkook akhirnya tahu kalau gadis itu bernama Kyulkyung.  Jadi itu asal-muasal Jungkook tahu hubungan Jungwoo dan Kyulkyung di belakang Eunbi.

Jungkook menyalakan mesin mobilnya dan melajukannya hingga keluar basement rumah sakit. Sepertinya mentalnya belum siap untuk datang dan meminta maaf pada Eunbi. Ia akan datang lain kali setelah keadaan Eunbi sudah lebih baik.

■ ■ ■

"Bin, Eunbi bisa sadar kapan?" tanya Minhyun. Moonbin hanya mengedikkan bahu. Matanya menatap kondisi wajah Eunbi yang tergores luka panjang di pipi kanannya. Moonbin belum tidur selama dua puluh jam lebih.

Dia lebih memilih untuk menjaga Eunbi di ruang ICU daripada istirahat di ruangannya. Sudah berkali-kali Minhyun menyuruhnya istirahat, tapi Moonbin menolaknya.

"Gue bahkan gak bisa istirahat tenang dengan keadaan Eunbi yang kayak gini,hyung." begitu katanya.

Moonbin mengelus kepala Eunbi yang sebagian besarnya di balut perban putih. Rasanya sudah satu abad lamanya tidak melihat wajah cinta pertamanya ini. Ia rindu. Tapi bukan dengan cara ini ia dipertemukan.

"Om sama tante bakalan dateng kan,hyung?" tanya Moonbin mengalihkan pandangannya pada Minhyun yang duduk di kursi samping kasur Eunbi. Minhyun mengangguk. "Pasti dateng,bin."

Moonbin tersenyum lebar. Sudah lama ia tidak bertemu dengan Tuan dan Nyonya Hwang itu. Mereka terbilang sangat dekat karena waktu Eunbi masih berada di Cheongju, apartemen mereka berdekatan. Moonbin sudah menganggap keluarga Hwang seperti keluarganya sendiri. Begitupun sebaliknya.

"Lo gak makan siang,bin?" tanya Minhyung sambil memakai mantel hitamnya. Mungkin ia akan pergi makan siang. Moonbin menggeleng.

"Gue mau jaga Eunbi dulu. Lo duluan aja hyung." Moonbin duduk di kursi yang sebelumnya di duduki Minhyun. Minhyun berjalan ke pintu keluar lalu tertawa hambar. "Gak ngajak lo lagian,hahaha."

Moonbin membalas tawaan Minhyun dan tak lama setelah itu, Minhyun keluar ruangan. Menyisakan Moonbin dan Eunbi---yang masih belum sadarkan diri. Moonbin menatap Eunbi tanpa berkedip.

Gadis ini tetap cantik seperti dulu. Bahkan, di keadaan dimana ia berbaring dengan wajah pias dan luka panjang yang menggores pipinya saja, Eunbi tetap cantik.

Moonbin mengelus pelan punggung tangan Eunbi. Sesekali ia merutuki dirinya karena telah gagal menjaga Eunbi. Karena berada terlalu jauh dari Eunbi. Karena tidak mengerti perasaan Eunbi.

Sayangnya, Moonbin tidak tahu satu hal.

Eunbi telah jatuh hati pada manusia brengsek yang tidak pernah bertanggung jawab karena telah mengambil hatinya. Seluruh luka yang ada di sekujur tubuhnya sama sekali tidak berarti apa-apa dibandingkan semua luka di hatinya.

Karena kalau Moonbin tahu, manusia itu tidak akan pernah dibiarkan hidup.













anjay dilan :v
aku fast up krn aku sengaja bikin part intermezzo ajaa inituuh
spoiler nih, next chapter bakal ada flashback moonbin sinb dan sepertinya akan lebih panjang :v

jangan lupa vote dan komen gaiiisss
sorry btw ini pendek bgt HWKWKWK


✔️photograph ; sinb + jungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang